Buat yang udah nunggu kelanjutan anime Dan Da Dan, akhirnya pertanyaan soal apa yang sebenarnya ada di balik lubang misterius di rumah Jiji mulai terjawab lewat DAN DA DAN: EVIL EYE. Tim kami sudah menonton duluan di Malaysia dan film ini baru akan ditayangkan di Indonesia sekitar Juni
Bukan cuma film biasa, tapi gabungan dari episode terakhir Season 1 dan tiga episode awal dari Season 2. Jadi, penonton bukan cuma dikasih tontonan seru, tapi juga diajak langsung nyemplung ke kelanjutan ceritanya tanpa harus nunggu rilis mingguan. Buat penggemar yang udah ngikutin sejak awal, ini seperti sajian buffet yang langsung ngenyangin. Tapi di sisi lain, format ini juga bikin film terasa agak padat dan sedikit campur aduk dari sisi pacing.
Segmen Wawancara yang Agak Ganggu Ritme
Sebelum episode barunya mulai, penonton disuguhi dua segmen wawancara bersama sang sutradara—satu di awal, satu lagi di akhir. Total durasinya kurang lebih 20 menit, dengan segmen penutup terasa paling panjang. Sebenarnya, insight yang dibagikan cukup menarik, apalagi buat yang penasaran gimana proses di balik layar anime ini. Tapi harus diakui, penyisipan segmen wawancara di tengah-tengah alur cerita yang lagi panas-panasnya malah bikin flow tontonan jadi agak terganggu. Buat penonton yang memang datang hanya untuk menikmati aksi dan ceritanya, bagian ini mungkin terasa agak bertele-tele dan mengganggu ritme menonton secara keseluruhan.
Ada Recap Kok
Supaya penonton nggak bingung, film ini dibuka dengan recap sepanjang 20 menit yang merangkum perjalanan cerita dari Season 1. Recap ini cukup membantu buat yang udah nonton sebelumnya tapi mungkin agak lupa detail ceritanya. Tapi sayangnya, buat yang benar-benar baru atau belum sempat nonton Season 1, rangkuman ini nggak cukup untuk membangun koneksi emosional atau memahami sepenuhnya relasi antar karakter. Jadi, buat yang baru tertarik setelah lihat trailer atau poster filmnya, sangat disarankan untuk nonton Season 1 dulu supaya bisa lebih nyambung dan menikmati semua twist dan aksi yang disajikan.
Aksi Dibuka dengan Langsung Tancap Gas
Begitu masuk ke konten barunya, suasana langsung berubah drastis. Nggak pakai lama, Season 2 dibuka dengan ketegangan tinggi saat Okarun dan Jiji menemukan ruang misterius di dalam rumah, sementara di sisi lain Momo tiba-tiba diserang lima orang asing misterius. Alur ceritanya langsung ngebut, hampir tanpa jeda. Meskipun ada beberapa penjelasan singkat soal latar belakang, tapi cerita langsung tancap gas menuju konflik utama. Buat yang suka anime dengan ritme cepat dan intensitas tinggi, ini jelas awal yang memuaskan.
Yang paling mencuri perhatian tentu saja kualitas visualnya. Setiap adegan pertarungan ditampilkan dengan koreografi yang super dinamis dan penuh ledakan warna. Animasinya terasa hidup, dengan warna-warna neon yang mencolok dan bikin mata terpaku terus ke layar. Rasanya seperti masuk ke dunia lain yang penuh energi dan kekacauan supernatural, tapi dalam cara yang sangat menyenangkan. Efek visualnya juga nggak cuma sekadar keren-kerenan, tapi benar-benar mendukung narasi dan atmosfer cerita.
Warna jadi salah satu elemen paling kuat di adaptasi anime ini. Karena versi manganya hitam-putih, melihat karakter dan makhluk-makhluk aneh dalam versi animasi yang penuh warna bikin pengalaman nontonnya jadi jauh lebih menyenangkan. Cacing raksasa yang bersinar emas, Evil Eye yang diselimuti aura ungu gelap, dan Okarun dengan efek merah menyala—semuanya tampil mencolok dan memberikan kontras visual yang tajam. Perpaduan warna ini bukan cuma cantik, tapi juga nambah intensitas emosi di setiap adegan penting.
Satu hal yang bikin adaptasi ini lebih menarik adalah kehadiran beberapa adegan baru yang nggak ada di manga. Jadi buat pembaca manganya pun tetap ada kejutan kecil yang bikin cerita terasa segar dan bukan sekadar copy-paste dari versi cetak. Misalnya, beberapa panel kecil di manga yang cuma satu frame dikembangkan jadi adegan penuh di anime. Penjelasan soal cacing raksasa diperluas, dan pemandangan kota sekitar juga lebih diperlihatkan. Tambahan-tambahan kecil ini bikin dunia Dan Da Dan terasa lebih hidup dan lebih dalam secara keseluruhan.
Namun, ada satu kekurangan yang cukup terasa, terutama buat penonton yang menonton ini di bioskop: tidak adanya lagu pembuka atau opening theme. Di format layar lebar, lagu pembuka bisa jadi momen pembuka yang bikin hype dan nambah semangat sebelum masuk ke cerita. Sayangnya, di versi ini, bagian itu dilewatkan begitu saja. Padahal dengan visual sekuat ini, sebuah OP yang bombastis pasti bisa bikin kesan pertama yang lebih kuat dan nempel di ingatan.
Meski begitu, buat yang udah ngikutin Dan Da Dan sampai titik ini, film ini tetap jadi pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan. Semua elemen khas serial ini—dari aksi supernatural, misteri aneh, sampai karakter-karakter yang unik—ditampilkan dengan maksimal. Ceritanya memang agak chaos, visualnya ramai, tapi justru itu yang jadi daya tarik utama Dan Da Dan. Film ini terasa seperti perayaan penuh energi dari segala hal yang membuat serial ini dicintai para penggemarnya.
Kesimpulan
DAN DA DAN: EVIL EYE adalah tontonan yang penuh energi dan sangat memanjakan mata, terutama buat para penggemar setia. Dengan pertarungan supernatural yang seru, animasi berkelas, dan tambahan konten baru yang memperkaya cerita, film ini jadi lanjutan yang solid dari Season 1. Walau pacing sempat terganggu karena segmen wawancara dan tidak adanya lagu pembuka, keseluruhan pengalaman tetap seru dan berkesan.
Namun, buat penonton baru, sebaiknya tonton dulu Season 1 supaya bisa benar-benar ikut merasakan serunya kisah ini dari awal. Tiket sudah tersedia di situs resmi TGV Cinemas, jadi sekarang saat yang tepat untuk kembali menyelami misteri yang belum terpecahkan.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
DAN DA DAN: EVIL EYE
PROS
- Pertarungan spektakuler dan animasi memukau: Setiap adegan aksi dikemas dengan koreografi cepat dan penuh energi, ditambah efek supernatural yang dinamis, bikin nonton jadi tegang tapi menyenangkan.
- Desain warna yang hidup dan berani: Warna-warna neon seperti emas, ungu, dan merah membuat karakter dan monster tampil lebih mencolok dan memperkuat atmosfer cerita.
- Adegan tambahan yang eksklusif di anime: Adaptasi ini nggak cuma menyalin dari manga, tapi juga memperluas beberapa momen jadi lebih mendalam dan memberikan kejutan kecil buat penggemar lama.
- Awal Season 2 yang langsung ngebut: Cerita langsung masuk ke konflik utama tanpa basa-basi, bikin penonton langsung tertarik dan penasaran akan kelanjutannya.
CONS
- Tidak ada lagu pembuka: Absennya opening theme terasa seperti kehilangan satu elemen penting dalam membangun mood dan semangat nonton, apalagi dalam format bioskop.
- Segmen wawancara ganggu ritme: Meskipun isi wawancaranya menarik, durasi total 20 menit untuk dua sesi wawancara membuat pacing cerita jadi agak terganggu, terutama buat yang datang hanya ingin menikmati animenya.
Discussion about this post