Sejak God of War rilis di PC, sepertinya Sony semakin sadar kalau para gamer sebenarnya tidak cuma butuh perilisan ulang saja, melainkan juga dengan dukungan teknologi kekinian di PC yang bisa menunjang aktivitasnya selama memainkan game tersebut. Cara yang sama akan mereka lakukan di Marvel’s Spider-Man Remastered yang juga hadir di PC.
Marvel’s Spider-Man Remastered di PC hadir dengan berbagai teknologi mutakhir agar performanya mulus dan lancar dimainkan para gamer. Apakah memang benar seperti itu? Saya mendapatkan kesempatan untuk nyobain Marvel’s Spider-Man Remastered di PC duluan dan akan saya review performanya di artikel ini. Mari simak!
Segudang Pilihan Upscaling Yang Bikin Performa Game Makin Lancar
Marvel’s Spider-Man Remastered di PC hadir dengan beberapa pilihan teknologi upscaling. Mulai dari NVIDIA DLSS, AMD FSR 2.0, hingga IGTI (Insomniac Games Temporal Injection). Namun fokus kami disini akan membahas yang ada di DLSS dan juga FSR 2.0 yang memang lebih optimal dan dipakai sebagian besar gamer.
NVIDIA DLSS
Fitur yang satu ini sudah pernah hadir di God of War sebelumnya. Saya sangat menyukai bagaimana Sony mengimplementasikan DLSS. Mereka bukan cuma sekedar menaruhnya, tapi juga menyediakan berbagai opsi.
Jika DLSS pada game PC umumnya hanya tersedia fitur “On” dan “Off, tapi di game PC besutan Sony tersedia opsi untuk memilih mulai dari Quality, Balanced, Performance, dan Ultra Performance, tergantung mana yang terbaik sesuai dengan preferensi gamer masing-masing.
Saya coba menggunakan DLSS pada settingan Quality agar tetap bisa mempertahankan kualitas visualnya agar tetap bagus. Jika tanpa DLSS saya mendapatkan framerate di 85 FPS, ketika pakai DLSS di opsi Quality, framerate rata-rata yang saya dapatkan berada dikisaran 98 FPS. Meningkat sekitar 13 FPS.
Setelah itu, saya juga mencoba ke opsi DLSS paling tinggi untuk meningkatkan performa, yaitu Ultra Performance. Hasilnya, yang tadinya mendapatkan framerate di 85 FPS, kini framerate rata-rata yang didapatkan menjadi 105 PFS, meningkat sekitar 20 FPS, atau lebih tinggi 7 FPS dibanding opsi terendah, Quality.
Menurut saya, opsi terbaik untuk memainkannya cukup menggunakan opsi DLSS di Quality saja. Karena performa yang didapatkan sudah sangat tinggi tanpa mengorbankan kualitas visual. Saya tidak melihat adanya perbedaan visual antara tanpa menggunakan DLSS dan juga DLSS Quality.
Jika pakai opsi Ultra Performance, kualitas visual sudah mulai pecah dengan resolusi yang rendah dan terkesan blur yang malah berujung tidak sedap dipandang sehingga menganggu sepanjang kamu menikmati game AAA seperti Marvel’s Spider-Man Remastered. Opsi Ultra Performance tersebut lebih cocok untuk game kompetitif yang lebih mengutamakan performa.
AMD FSR 2.0
Sama seperti DLSS, AMD FSR 2.0 juga datang dengan opsi yang sama, mulai dari Quality, Balanced, Performance, dan Ultra Performance. Sekali lagi saya mencobanya dan membandingkan dengan opsi Quality dan Ultra Perfomance.
Jika tanpa AMD FSR 2.0 saya mendapatkan 85 FPS, framerate yang didapatkan 97 FPS, atau meningkat 12 FPS. Untuk Ultra Performance, saya mendapatkan 109 FPS, meningkat sekitar 24 FPS, atau lebih tinggi 12 FPS dibanding opsi Quality.
NVIDIA DLAA
Tidak cuma dari DLSS, ada juga fitur untuk pengguna kartu grafis NVIDIA yang disebut dengan DLAA aka Deep Learning Anti-Aliasing yang bertujuan untuk mempertajam gambar agar tidak terlihat “patah” dan mulus. Sayangnya kamu tidak bisa menggunakan fitur yang satu ini bersamaan dengan DLSS.
Saya coba menggunakan DLAA dan membandingkannya dengan TAA yang konvensional. Hasilnya, DLAA hanya “sedikit” meningkatkan ketajaman gambar, perbedaannya malah hampir tidak terlihat jika kamu tidak benar-benar fokus melihatnya. Yang lebih buruk lagi, DLAA mengurangi performa jauh lebih besar dibanding TAA. Pakai DLAA saya mendapatkan 85 FPS, tapi menggunakan TAA bisa dapat 94 FPS dengan kualitas yang bahkan hampir sama.
Menurut saya DLAA masih belum sempurna seperti DLSS dan belum layak untuk digunakan. Tidak ada perbedaan mencolok yang terlihat dan malah mengorbankan performa framerate yang didapatkan.
Ray-Traced Reflection
Jika saya tidak salah, ini pertama kalinya portingan versi PC milik Sony akhirnya mengimplementasikan fitur ray-tracing, bahkan fitur ini tidak ada di God of War sebelumnya.
Fitur Ray-Tracing disini datang dengan dua pilihan opsi untuk Ray-Traced Reflected Resolution dan Geometry di settingan High dan Very High. Sementara ada juga slider untuk Object Range, yang berguna untuk mengatur sejauh mana objek ray-tracing yang dapat dirender.
Ketika menggunakan settingan High, kualitas ray-tracing yang dihasilkan sudah sangat bagus dan terlihat banget beda jika tanpa menggunakannya. Framerate yang saya dapatkan juga tentu saja menurun, dari yang tadinya rata-rata mendapatkan 85 FPS turun menjadi 52 FPS.
Tapi ketika dicoba menggunakan settingan Very High, saya tidak melihat perbedaan yang mencolok. Mungkin hanya sekilas terlihat lebih terang, dan jika sangat fokus banget refleksinya baru terlihat beda. Framerate rata-rata 85 FPS, turun drastis ke 30 FPS, atau turun lebih rendah 22 FPS dari settingah High.
Game ini terlihat lebih sempurna dengan optimasi yang lebih baik pada ray-tracing. saya tidak memerlukan setting Very High karena tidak ada perbedaan mencolok dalam hal visual, tapi disisi lain mendapatkan framerate lebih besar pada settingan High. Sekarang, RTX 2070 saya bisa memainkan game ini dengan ray-tracing dengan lancar.
Dukungan Ultra-Wide
Marvel’s Spider-Man Remastered versi PC juga mendukung fitur ultra-wide untuk satu monitor atau bahkan multiple monitor sekaligus. Aspect ratio yang didukung mulai dari 16:9, 16:10, 21:9, 32:9, hingga 48:9. Kamu bisa melihat dunia open-world hingga sinematik yang lebih imersif disini.
Pakai DualSense Lebih Imersif, Pakai Mouse Keyboard Tetap Nyaman
Setelah perilisan God of War di PC, semua game Sony di PC secara default sudah mendukung DualSense. Saya hanya perlu mencolokan DualSense ke PC, semua pengaturan sudah komplit dan tak perlu mengatur tombol apapun.
Game ini mendukung haptic feedback dan juga dynamic trigger (yes, they say dynamic trigger, not adaptive trigger) untuk pengguna DualSense. Namun kenyataannya, saya hanya bisa merasakan fitur haptic feedback, misalnya ketika sedang mengayunkan jaring dari gedung ke gedung, atau ketika sedang melakukan Heavy / Finishing Attack.
Saya tidak bisa merasakan fitur dynamic trigger, semua tombol terasa sama saja ketika ditekan dalam kondisi apapun. I dont feel force and tension when using spider web and anything like i play on PS5.
Menurut kami memainkannya menggunakan mouse dan keyboard masih terasa sangat nyaman. Pilihan tombol secara default sangat gampang digunakan dan terasa optimal, tangan kirimu cukup berfokus pada keyboard dan tangan kanan bisa berfokus pada mouse. Jadi bagi kamu yang tak punya kontroler atau gamepad, masih tetap bisa memainkannya dengan optimal.
Performa Mulus, Ada Sedikit Bug Saja
Jika berbicara mengenai performa, kami tidak ada masalah mengenai hal tersebut. Sony seperti biasa melakukan porting yang sangat bagus di Marvel’s Spider-Man Remastered, sama halnya seperti God of War dulu. Kami hampir tidak pernah mengalami stutering atau framerate drop. Sepanjang gameplay terasa smooth dengan preset very high tanpa ray-tracing, setidaknya dengan spesifikasi yang saya gunakan, yaitu Ryzen 5 3600 dan RTX 2070.
Saya menemukan satu bug, yaitu objek bergerak seperti burung, mengalami visual glitch yang sangat menganggu permainan. Cara satu-satunya untuk mengatasinya adalah keluar dari game, dan buka kembali gamenya. Untungnya, bug tersebut sangat jarang muncul.

Kami harus acungi jempol, dengan settingan grafis yang ada di Marvel’s Spider-Man Remastered memang sangat detail, mulai dari reflection, gemotry, pencahayaan, tekstur, shadow, dan lain-lain. Semuanya digambarkan secara detail dengan masing-masing penyesuain yang bisa diatur sedemikian rupa untuk visual atau performa terbaik di masing-masing PC.
Jika kamu adalah gamer yang tidak ingin ribet, game ini juga menyediakan setting preset yang dimulai dari Very Low untuk para pengguna PC kentang, Low, Medium, High, hingga ke Very High. Settingan Very Low adalah yang paling saya apresiasi karena memberikan kesempatan untuk lebih banyak gamer agar bisa memainkan game tersebut.
Kesimpulan
Masih melanjutkan tradisinya merilis game PC dengan porting yang sangat berkualitas, Marvel’s Spider-Man Remastered menawarkan segudang fitur yang mutakhir untuk dinikmati dan memiliki performa yang sangat baik.
Berbagai fitur seperti DLSS dan FSR misalnya, sangat membantu meningkatkan performa bagi pengguna kartu grafis NVIDIA maupun AMD. Belum lagi ada tambahan fitur ray-traced untuk pertama kalinya di game portingan PC besutan Sony, akhirnya gamer yang memiliki PC high-end dapat memainkannya dengan lebih maksimal.
Tidak cuma dari segi fitur dan visual saja, melainkan juga skema kontrol yang lebih baik. DualSense memang menawarkan pengalaman lebih imersif. Tapi, jika kamu cuma punya mouse dan keyboard, saya rasa tidak masalah, karena secara default game ini sudah memiliki skema kontrol yang sangat baik dan optimal.
Saya memang masih menemukan bug, tapi hal tersebut jarang terjadi dan masih bisa diatasi. Selain itu, ray-tracing sudah terasa optimal, namun akan lebih baik jika ada perbedaan mencolok antara setting High ke Very High agar pengguna VGA high-end bisa merasakan benefit lebih. DLAA juga menjadi kekurangannya karena tidak beda dengan TAA yang sudah lebih optimal.
Marvel’s Spider-Man Remastered akan rilis di PC pada 13 Agustus mendatang di Indonesia. yang kemudian disusul Miles Morales pada musim gugur mendatang. Kedua gamenya sendiri akan tersedia bersamaan di marketplace Steam dan Epic Games Store.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post