Menjajal game indie baru selalu memberi kami dengan rasa penasaran yang lebih tinggi, apalagi karena di kebanyakan momen game-game seperti ini sering datang di saat tidak terduga. Kebetulan baru-baru ini kami sudah berkesempatan menjajal game indie yang begitu menarik dan hanya memakan waktu sekitar satu jam saja untuk ditamatkan, tapi meski sangat singkat, pengalaman yang disuguhkannya cukup untuk meninggalkan kesan luar biasa. Game tersebut adalah Once Again.
Dikembangkan serta dirilis oleh RB Wolf yang merupakan perusahaan game Malaysia, Once Again adalah game cerita interaktif yang dikemas layaknya buku 3D bergambar dan perpaduan komik juga. Presentasi adalah salah satu nilai jual terkuat gamenya, tapi bagian yang paling kami sukai terutama ada pada cerita. Karena porsinya begitu singkat dan berpotensi mengandung spoiler di awal, pada review kali ini kami tidak akan membahasnya. Kami bahkan sarankan agar kamu tidak perlu mengecek sinopsisnya jika nanti berujung tertarik untuk memainkannya.
Andalkan Emosi
Meski kami tidak akan membahas soal cerita, tapi di saat yang sama kamu perlu mendapat gambaran soal kenapa bagian ini terkesan spesial. Intinya game ini berhasil menciptakan semacam situasi yang sulit untuk diterka dalam kehidupan sehari-hari, tapi eksekusinya berujung tepat sasaran dan menciptakan skenario yang bisa memberi banyak pelajaran, sebuah pelajaran yang sulit didapat di dunia nyata sendiri. Rasanya memang sulit untuk kami jelaskan tanpa memberi detail soal cerita gamenya secara langsung, karena itulah memainkan game ini secara blind akan memberi kesan yang jauh lebih mengena.
Kamu akan dihujani dengan begitu banyak emosi yang dirasakan oleh sang karakter utama hingga akhir, dan fakta kalau gamenya bisa memberi pengalaman yang begitu kuat dalam waktu bermain yang sangat singkat tentu tidak mudah. Bagaimana pun kita berbicara soal game, ada ekspektasi kalau kamu akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk bisa menamatkannya, tapi Once Again tidak mempedulikan faktor ini dan hanya ingin menyuguhkan cerita dengan porsi paling pas sesuai tempo yang ingin mereka susun. Mungkin sebagian orang yang mengingkan waktu bermain lebih akan kecewa, tapi kami yang terpenting adalah pengalaman yang didapat darinya.
Bagaimana dengan Gameplay?
Melihat gamenya dari screenshot saja sudah bisa ditebak kalau kamu hanya perlu mengikuti alur cerita linear tanpa adanya mekanik kompleks. Bagaimana pun ini adalah game cerita interaktif dan layaknya visual novel, ekspektasi pasti akan selalu lebih mengarah ke cerita. Bagian gameplay hanya berupa interaksi kecil yang membuatmu terasa lebih punya peran dalam ceritanya, sebagai contoh seperti menyelesaikan puzzle sederhana atau mengambil foto. Ada juga tambahan jam sebagai indikator waktu dan punya peran lebih besar dari yang terlihat, tapi kami tidak akan membahasnya terlalu dalam karena ada hubungan kuat dengan cerita.
Tidak ada yang begitu spesial, hanya saja kami punya sedikit komplain pada cara game ini menuntun pemain untuk melewati ceritanya, karena pada bagian awal tidak ada petunjuk khusus untuk beralih ke adegan selanjutnya meski kami sudah menekan hampir semua tombol dan ternyata petunjuk untuk progress ada pada potongan dialognya sendiri. Bagian ini tentu bisa lebih diperbaiki lagi agar pemain bisa mengikuti cerita tanpa harus dibuat pusing saat gamenya seolah tidak merespon.
Presentasi Sederhana yang Efektif
Dari segi presentasi gamenya dikemas dalam style ala komik dan buku 3D seperti yang sudah kami sebut di atas. Sekilas stylenya langsung mengingatkan kami dengan Omori, tapi jelas ada perbedaan besar baik itu dari desain karakter hingga background. Kami sangat suka dengan desain sederhana seperti ini dan bagaimana gamenya menyesuaikan style tersebut hingga ke tampilan UI. Selain itu background untuk setiap panel dibuat dengan rapi dan menawan, yang mana gamenya terkadang bahkan beralih dari tampilan penuh warna ke hitam puti layaknya komik.
Meski dikembangkan developer Malaysia, kami tidak mendapati banyak elemen yang membuatnya terasa seperti game asal sana, kecuali mungkin style khas bangunan pulau tropis, jajanan, atau umumnya kendaraan seperti motor yang setidaknya memberi sedikit sentuhan lokal. Kami memang menyebut gamenya punya style seperti komik, tapi penempatan dialog antar karakter didesain layaknya pesan chat daripada balon teks. Butuh waktu sampai kami terbiasa dengan penempatannya memang, karena terkadang gamenya hanya menampilkan visual di bagian samping kiri sedangkan dialog di sebalah kanan. Rasanya akan lebih nyaman jika dialog antar karakter dibuat dengan style komik tradisional.
Kesimpulan
Durasinya yang sangat pendek mungkin bisa menjadi dilema terbesar soal apakah game ini layak didapat atau tidak. Sangat bisa dimengerti memang, kecuali untuk kami sendiri Once Again adalah game yang pantas untuk mempertahankan durasi tersebut. Ini adalah game yang menaruh fokus penuh pada kekuatan cerita dan pesan yang ingin disampaikannya. Kami telah merasakan emosi yang bercampur aduk dari sekian banyak game yang dimainkan tahun ini, baik itu di jam-jam pertama bahkan hingga endingnya.
Tertarik dengan gamenya? Once Again kini sudah tersedia di PC via Steam dengan harga terjangkau dan versi demo gratis juga.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Once Again
PROS
- Cerita luar biasa yang dipenuhi emosi dan pesan bermakna
- Visual sederhana yang begitu khas
- Suasana nyaman yang juga didukung soundtracknya
CONS
- Durasi permainan yang pasti akan dirasa terlalu pendek untuk sebagian orang
- Transisi adegan atau cerita yang terkadang minim panduan
Discussion about this post