Shin Kamen Rider adalah entri terakhir keempat dalam antologi Shin Japan Heroes karya Hideaki Anno, sang pencipta anime legendaris Evangelion. Setelah Shin Godzilla dan Shin Ultraman, Anno sekarang akan membawa para pahlawan tokusatsu klasik ke dalam dunia yang lebih gelap dan lebih realistis. Hal ini menjadi sebuah pencapaian baru pada seri tokusatsu itu sendiri.
Shin Kamen Rider mempertahankan aspek-aspek terbaik dari karya Anno sebelumnya, sebuah cerita yang sangat berkarakter dengan perpaduan tema filosofis dan politik, yang semuanya dirangkai di antara aksi tokusatsu modern berkualitas tinggi dan jga memberikan penghormatan kepada seri aslinya. Baik kamu penggemar OG Kamen Rider atau bukan, kamu dapat dengan mudah menikmati Shin Kamen Rider. . kami telah mereview dengan lengkap terkait Shin Kamen Rider melalui artikel ini, silahkan simak selengkapnya!
Sang Vigilante
Shin Kamen Rider bercerita tentang Hongo (Sosuke Ikematsu), seorang pria biasa yang tiba-tiba berubah menjadi cyborg oleh organisasi rahasia Shocker. Sebelum dia bisa dicuci otaknya untuk melakukan perintah mereka, dia diselamatkan oleh mantan anggota Shocker, Ruriko Midorikawa (Minami Hamabe). Setelah mengetahui banyak eksperimen tidak manusiawi yang telah dilakukan Shocker, Hongo memutuskan untuk menjadi Kamen Rider, seorang pejuang yang bertekad untuk menghentikan rencana Shocker, meskipun ia sendiri tidak ingin membunuh siapapun dalam misinya.

Plotnya memiliki format yang sangat padat dalam seminggu, dengan para Rider didasari dari “kaijin” yang ditambahi hewan satu demi satu dengan lawan-lawannya, membuatnya semakin kompleks, baik dalam hal kekuatan dan motivasi seiring berjalannya film. Meskipun film ini berdurasi dua jam, film ini bergerak dengan cepat. Plotnya tidak pernah berliku-liku, dimana setiap adegan baru yang ditambahkan mengungkapkan lebih banyak informasi tentang dunia Shin Kamen Rider atau perasaan para karakternya, atau hanya menunjukkan beberapa adegan pertarungan yang keren.
Untuk sebagian besar, film ini melakukan pekerjaan yang baik dalam mengatur fase setiap adegan sehingga tidak pernah terasa berlarut-larut, namun ada beberapa kali momen emosional terasa agak terburu-buru. Karakter akan berubah dalam kepribadian dengan cara yang dapat dimengerti namun mungkin terasa sedikit terlalu cepat untuk terasa natural, membuat kamu berharap memiliki lebih banyak waktu untuk merasakan suasana hati dari adegan tersebut. Namun hal ini tidak terlalu menjadi masalah karena apa yang ditawarkan akan tetap berfokus pada adegan yang ada di dalamnya.
Berhenti Menjadi Manusia
Sama seperti film-film sebelumnya, Anno menyuntikkan Shin Kamen Rider dengan pembingkaian yang lebih gelap dari seri aslinya. Salah satunya, sangat jelas bahwa ketika Kamen Rider bertarung, Pasti akan ada yang mati. Cara bertarung seorang Hongo benar-benar sangat brutal dan tidak pernah ada pada Kamen Rider lainnya. Diperlihatkan bahwa ketika Hongo berubah menjadi Kamen Rider, ia bermutasi menjadi setengah belalang lengkap dengan kulit runcing seperti serangga yang memainkan body horror pada adegan tersebut.

Dengan tema berat yang ada seperti masalah filosofis dalam dan politik pasca-modern yang penuh intrik, sebagian mungkin tidak menyukainya, tetapi yang namanya Hideaki Anno tanpa hal seperti itu adalah hal yang sangat janggal. Dalam hal ini, Shin Kamen Rider berurusan dengan sifat tidak manusiawi dari perusahaan-perusahaan besar, terutama dalam ketergantungan mereka yang berlebihan pada AI dan teknologi modern. Alih-alih menjadi organisasi teroris, Shocker diciptakan oleh seorang miliarder untuk membawa kebahagiaan kepada orang-orang, namun kebahagiaan ini melibatkan pencucian otak dan meningkatkan mereka menjadi cyborg, yang tampaknya lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat. Tujuan antagonis utama dari film ini juga hampir sama dengan Human Instrumentality Project dari EVA.
“Namaku adalah Kamen Rider!”

Kamen Rider Hongo sangat bertolak belakang dengan Rider yang pernah ada sebelumnya. Film ini sangat digerakkan perjuangan sang Rider yang mewakili tema utama dari film ini: “kita harus tetap menjadi manusia”. Takeshi Hongo dalam film ini adalah karakter yang sangat berbeda dari karakter aslinya. Dia adalah seorang pria yang pendiam, penyendiri, merasa takut dengan perubahannya, dan menunjukkan rasa bersalah dan jijik ketika dia dipaksa untuk melakukannya, bahkan untuk membela dirinya sendiri.
Aktornya, Sosuke Ikematsu, melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam memerankan Rider yang rentan dan emosional ini dengan menunjukkan banyak adegan mentah dari tekad heroiknya di samping kesedihannya. Dia juga membuktikan bahwa dibalik sesosok pahlawan bertopeng yang mencari keadilan, Sosuke memerankan karakter Hongo secara realistis layaknya seorang manusia yang punya dilema. Bahkan dengan topeng besar bermata serangga itu, kamu selalu dapat memahami apa yang dirasakan Kamen Rider Hongo dalam pergolakan batinnya.
Kembali Menjadi Manusia
Karakter lainnya yang ada dalam film ini bertindak sebagai foil yang mencolok bagi Hongo. Rekannya yang pemberontak dari Shocker, Ruriko Midorikawa adalah seorang wanita muda yang didorong oleh keinginannya untuk menutup Shocker namun masih terjebak dalam cara-cara mereka yang seperti layaknya robot sampai-sampai ia tidak dapat menikmati makanan sederhana. Arc-nya secara progresif membuat Ruriko perlahan-lahan mendapatkan kembali emosinya saat dia menghabiskan lebih banyak waktu dengan Hongo, sesuatu yang sangat manis dan mengarah pada beberapa adegan hebat saat keduanya lebih banyak berinteraksi.

Kita juga harus mention Kamen Rider kedua dari film ini, Hayato Ichimonji yang diperankan oleh Tasuku Emoto, seorang tentara yang telah dicuci otaknya sebelum dibebaskan oleh Ruriko. Tidak seperti Hongo, dia lebih ramah, lebih suka berkelahi, dan tidak ingin bertemu dengan pejabat pemerintah yang memiliki kepentingan politik yang dapat menganggunya. Dia tidak mendapatkan banyak hal untuk dilakukan di luar adegan pertarungan. Namun dia dan Hongo saling menghormati satu sama lain sebagai Rider
Kamen Rider Paling Brutal
Sorotan lain dari film ini adalah adegan aksi yang menciptakan Tokusatsu berkualitas tinggi yang pernah kami lihat selama ini. Pertama-tama, kostum Kamen Ridernya luar biasa keren, kedua tiap Rider terlihat memukau dengan pembaruan yang lebih refreshing dari setelan aslinya, dan siapa pun yang memutuskan untuk mengenakan jas hujan pada mereka pantas mendapatkan medali, ini menambahkan aura misterius yang keren yang membuatnya tampak lebih baik.

Seperti halnya Shin Ultraman dan Godzilla, Anno mencoba untuk menggunakan banyak teknik yang samavdengan tayangan aslinya namun dengan anggaran yang lebih tinggi seperti beberapa potongan cepat dari Rider yang bertarung dan membalik di udara untuk menyampaikan kecepatan dan kekuatannya. Bahkan setelah beberapa dekade kemudian, mereka masih membuat pertarungan terlihat keren dan bekerja dengan baik di samping koreografi aksi yang lebih brutal. Tidak takut dengan darah sebagai simbol kekerasan, Shin Kamen Rider menempatkan aksi kelas tinggi yang berani mengambil langkah berbeda pada sebuah seri Tokusatsu yang selalu dikenal sebagai acara superhero anak-anak.

Satu-satunya kelemahan pada bagian ini adalah bahwa film ini menggunakan beberapa CGI untuk beberapa efek megah dan meskipun penggunaan hal seperti ini tidak masalah, ada beberapa pertarungan yang terlihat agak terlalu mirip cutscene video game dalam cara mereka dianimasikan. Hal ini tidak cukup untuk membuat kamu merasakan feeling yang nyata dari film, namun membuatnya akan sangat menganggu konsentrasi dibeberapa titik.
Kesimpulan

Dengan Shin Kamen Rider, Jagat Superhero Shin Jepang telah mencapai kemenangan secara menyeluruh. Film ini adalah surat cinta untuk seorang Pahlawan Bertopeng sekaligus menafsirkannya kembali sebagai perjalanan yang lebih gelap dan lebih modern, mengingatkan kita untuk mempertahankan kemanusiaan dan kebaikan kita bahkan di tengah-tengah konflik yang melanda sekaligus kekacauan yang tak berujung. Saya sangat menikmati Hongo sebagai sebuah karakter lead utama dan melihat dia mengatasi perjuangannya benar-benar membuat kita simpati dengan apa yang dia alami
Hal ini, tentu saja, hadir bersama dengan beberapa adegan aksi yang memukau. Adegan-adegan tersebut dinamis dan dramatis dengan koreografi yang memukau, dan sentuhan darah yang bagus untuk membuat setiap pukulan menjadi lebih nyata.
CGI-nya mungkin tidak selalu menjadi yang terbaik dan pacing film ini bisa sedikit terlalu terburu-buru tetapi secara keseluruhan Shin Kamen Rider adalah perjalanan yang brilian untuk para penggemar lama dan pendatang baru Kamen Rider dalam memahami kemanusiaan pada setiap orang, bahkan Pahlawan sekalipun.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan film dan serial lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Shin Kamen Rider
PROS
- Kamen Rider adalah pahlawan yang ditulis dengan baik dan relatable
- Ceritanya bergerak cepat namun tajam dengan tema dan konflik yang menarik
- Adegan aksi hebat yang memberi penghormatan kepada serial aslinya
CONS
- fase yang cepat dapat membuat beberapa arc karakter terasa agak terlalu cepat
- CGI menjadi distraksi dalam pertarungan tertentu
Discussion about this post