Setelah bertahun-tahun menunggu, akhirnya Suikoden I & II mendapatkan perlakuan HD remaster yang layak. Remaster ini membawa banyak peningkatan visual dan gameplay, tapi tetap mempertahankan esensi pengalaman klasiknya. Suikoden I dapat upgrade terbesar dengan tekstur baru, overworld 3D, dan potret karakter yang diubah ulang, sementara Suikoden II menyempurnakan visualnya yang sudah bagus dengan pencahayaan dan bayangan yang lebih baik.
Beberapa fitur modern seperti chat log dan auto-battle cepat membuat pengalaman bermain lebih nyaman tanpa menghilangkan nuansa JRPG lawas. Tapi, apakah ini cara terbaik untuk memainkan Suikoden I & II? Atau jangan-jangan Konami justru melewatkan sesuatu? Simak review kami mengenai Suikoden I & II HD remaster.
Cerita yang Tak Lekang oleh Waktu
Di Suikoden I, kita mengikuti kisah seorang Pahlawan, putra dari Teo McDohl, seorang jenderal terkenal di Kekaisaran Scarlet Moon. Awalnya hidup dalam kemewahan dan mengikuti jejak ayahnya, tapi perlahan kita melihat sisi gelap kekaisaran: korupsi, penindasan, dan pengkhianatan bahkan terhadap mereka yang setia. Setelah serangkaian tragedi, kita terpaksa melarikan diri dan bergabung dengan Pasukan Pembebasan, kelompok pemberontak kecil yang berjuang melawan tirani.
Apa yang awalnya sekadar bertahan hidup berubah menjadi perjuangan besar saat kita memimpin pemberontakan, mengumpulkan 108 sekutu yang disebut Stars of Destiny. Di tengah perjalanan, kita dihadapkan pada pilihan sulit, pengkhianatan, dan kekuatan misterius True Runes, yang semuanya bermuara pada perang besar yang menentukan nasib seluruh negeri.
Sementara di Suikoden II, kita memerankan seorang tentara muda di Angkatan Darat Highland yang bertugas bersama sahabatnya, Jowy. Tapi ketika negeri sendiri mengkhianati unit kita untuk memicu perang, kita nyaris tewas dan terpaksa memulai hidup baru. Highland, di bawah pimpinan Pangeran Luca Blight yang kejam, melancarkan serangan brutal terhadap Kota-Kota Jowston.
Kita dan adik perempuan Nanami bergabung dengan perlawanan, perlahan menjadi pemimpin kunci dalam perjuangan melawan Highland. Namun, persahabatan dengan Jowy diuji ketika kami mengambil jalan berbeda karena perang dan takdir. Sambil mengumpulkan 108 sekutu (Stars of Destiny) dan mengungkap kekuatan True Runes, perjalanan ini berujung pada konflik bukan hanya untuk menentukan hasil perang, tapi juga untuk ikatan yang dulu terjalin.
Cerita Suikoden I & II masih sangat kuat bahkan setelah puluhan tahun. Suikoden I rilis tahun 1997 dan Suikoden II tahun 2000, tapi pacing-nya tetap enak diikuti—bahkan terhitung cepat untuk standar JRPG. Selalu ada sesuatu yang terjadi, dengan momen-momen dramatis yang membuat cerita tetap menarik.
Dialog karakternya kadang terasa klise, tapi tetap menyenangkan dengan banyak momen lucu yang tidak mengurangi keseriusan cerita. Beberapa karakter akan kembali muncul di sekuel, jadi bermain secara berurutan terasa lebih memuaskan. Sebagai Pahlawan, kita juga diberi pilihan dialog di momen-momen kunci. Meski jalan ceritanya tetap linear, pilihan dialog bisa memberikan respons unik yang mungkin terlewat kalau tidak dipilih.
108 Stars of Destiny: Kekuatan di Balik Kisah
Stars of Destiny adalah bagian besar dari cerita Suikoden—kita butuh semua bantuan yang bisa didapat (dan untuk true ending). Di sinilah 108 Stars of Destiny berperan. Mereka adalah karakter-karakter yang takdirnya terikat dengan perjalanan kita. Beberapa akan bergabung secara alami, tapi sebagian lain butuh syarat tertentu: menyelesaikan misi mereka, memenuhi permintaan, atau sekadar meyakinkan mereka.
Semakin banyak karakter yang direkrut, markas kita akan semakin hidup karena mereka punya aktivitas masing-masing—beberapa bahkan menambahkan fasilitas baru seperti toko, elevator, atau pandai besi. Meski jumlahnya banyak, setiap karakter punya latar belakang dan motivasi unik, yang membuat dunia Suikoden terasa begitu kaya.
Dan ya, sebagian besar bisa dimainkan di party! Bahkan, kita bisa mengimpor save file dari Suikoden I ke Suikoden II untuk mendapatkan bonus, termasuk merekrut Pahlawan dari game pertama dan melihat karakter-karakter lama kembali.
Gameplay & Peningkatan di Remaster
Nah, ini bagian penting dari review HD remaster ini. Sebagai orang yang pernah memainkan versi aslinya, Suikoden I & II masih terasa seperti game yang dulu—tapi sekarang dalam HD. Tapi setelah melihat gameplay lawas, jelas upgrade grafisnya signifikan, terutama untuk Suikoden I. Tekstur lingkungan lebih bagus, eksplorasi overworld lebih smooth berkat peta 3D, potret karakter diubah ulang dengan indah, adegan CG dapat versi HD, dan sistem pencahayaan serta bayangan membuat game terasa lebih imersif.
Suikoden II dapat upgrade lebih gila lagi. Semua peningkatan di Suikoden I ada di sini, tapi lebih baik—terutama sistem pencahayaan dan bayangan yang membuat adegan terasa lebih dramatis dan sinematis. Adegan emosional terasa lebih mengharukan, adegan intens terasa lebih menegangkan.
Sayangnya, potret karakter di Suikoden II cuma dapat machine upscale, bukan redraw seperti di Suikoden I. Hasilnya? Beberapa potret terlihat aneh karena artefak upscaling. Padahal redraw di Suikoden I sangat bagus! Kotak dialog juga terasa terlalu generik dibanding versi aslinya. Secara keseluruhan, remaster ini tetap bagus, tapi ada beberapa hal yang kurang memuaskan.
Dari segi gameplay, banyak peningkatan yang membuat pengalaman bermain lebih nyaman. Salah satu yang paling terasa adalah penambahan gerakan diagonal—sekarang menjelajahi area dengan jalur diagonal jadi lebih lancar, termasuk di overworld yang dulu cukup menyebalkan.
Fitur manual book in-game juga sangat membantu karena kita bisa langsung mengakses panduan tanpa harus buka browser. Untuk urusan questing, sekarang ada chat log yang memungkinkan kita melihat kembali dialog penting dan bahkan mem-pin percakapan kunci, sehingga tidak perlu lagi mencatat manual seperti di versi original. Meski begitu, sistem ini tetap menjaga nuansa old-school dengan tidak memberikan quest marker atau petunjuk berlebihan.
Peta kota yang sekarang tersedia juga sangat memudahkan navigasi, terutama ketika mencari NPC atau toko tertentu. Di sisi pertempuran, tambahan auto-battle dengan opsi kecepatan 2x dan 3x benar-benar menyelamatkan kita dari kebosanan random encounter, sementara efek visual Rune Magic yang sudah di-upgrade terlihat jauh lebih epik, terutama untuk rune legendaris seperti Soul Eater dan Bright Shield Rune.
Sayangnya, ada satu hal yang cukup mengganggu yaitu tidak adanya dukungan mouse—kontrol keyboard terasa kaku dan tidak bisa di-rebind, memaksa kita untuk beralih ke controller jika ingin pengalaman bermain yang lebih nyaman.
Kesimpulan
Setelah bertahun-tahun menunggu, akhirnya Suikoden I & II dapat remaster HD, dan jujur? Ini cara yang cukup solid buat mainin klasik ini. Remaster-nya tetap pertahankan semua yang bikin game aslinya keren, plus ada banyak peningkatan visual dan kenyamanan.
Suikoden I dapet upgrade paling gede—tekstur lebih bagus, overworld full 3D, dan potret karakter yang di-redraw dengan cantik bikin karakternya lebih hidup. Suikoden II emang udah bagus dari dulu, tapi lighting dan bayangan yang diperbarui bikin adegan-adegan ceritanya lebih dalem dan nendang. Sayangnya, potret karakter di Suikoden II cuma di-upscale pake mesin, dan yaa… keliatannya agak aneh.
Dari segi gameplay, ada beberapa upgrade yang asik. Gerakan diagonal bikin eksplorasi lebih lancar, fitur chat log bantu lacak dialog penting tanpa bikin game ini jadi RPG modern yang terlalu gampang, dan opsi auto-battle (sampe 3x) bikin random encounter lebih gampang dihandle. Magic rune juga keliatan keren banget di HD. Cuma, agak nyebelin sih nggak ada dukungan mouse, dan kontrol keyboard rada kaku—tapi bisa diakalin pake controller.
Buat fans lama Suikoden, remaster ini wajib dicoba. Kalau belum pernah main sama sekali, ini cara terbaik dan termudah buat nyobain. Memang nggak 100% sempurna, tapi tetap aja ini cara paling oke buat mainin dua JRPG legendaris ini sambil nostalgia-nostalgia.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Suikoden I & II HD Remaster
PROS
- Cara terbaik untuk memainkan Suikoden I & II.
- Suikoden I dapat upgrade besar: tekstur lebih bagus, overworld 3D, dan potret karakter di-redraw.
- Pencahayaan dan bayangan di Suikoden II membuat adegan lebih dramatis.
- Rune magic terlihat epik di HD.
- Gerakan diagonal membuat eksplorasi lebih lancar.
- Chat log membantu melacak dialog penting tanpa hand-holding.
- Auto-battle dan opsi kecepatan bikin random encounter tidak membosankan.
CONS
- Potret karakter Suikoden II cuma machine upscale—hasilnya kurang rapi.
- Desain kotak teks terasa terlalu biasa.
- Tidak ada dukungan mouse, kontrol keyboard kurang nyaman.
Discussion about this post