Team Asano yang termasuk salah satu divisi Square Enix terus memberi pembuktian sebagai developer JRPG prominen. Memanfaatkan momentum yang berhasil dibawa Octopath Traveler dalam mempopulerkan style grafis HD-2D, sejak saat itu mereka telah mengembangkan beragam game serupa yang tidak kalah menarik. Satu judul baru yang pastinya menarik perhatian adalah Triangle Strategy, yang mana game ini terlihat dibuat sebagai suksesor spiritual dari seri klasik Final Fantasy Tactics dan Tactics Ogre.
Karena sempat termasuk dalam genre favorit, kami tentu saja tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menjajal gamenya secepat mungkin. Hampir dua minggu berlalu sejak rilisnya dan kami sekarang sudah mendapat impresi yang cukup dari pengalaman bermain sampai playthrough kedua. Soal bagus atau tidaknya game ini, jawabannya bisa langsung kamu cek pada ulasan lengkap di bawah ini!
Jalan Cerita
Dimulai dari jalan ceritanya, Triangle Strategy mengambil setting di wilayah Norzelia yang tengah dihadapkan pada konflik antar tiga kerajaan demi meraih kekuasaan tertinggi. Setiap kerajaan memiliki sumber daya pentingnya sendiri, seperti bagaimana satu kerajaan memiliki kualitas tanah yang bagus untuk bertani, yang lain memiliki sumber besi melimpah, sedangkan yang terakhir diberkahi produksi garam yang sangat penting dalam menjaga ekonomi tiap kerajaan. Meski saling dihubungkan dengan negosiasi damai, masing-masing kerajaan tersebut memiliki rencana tersembunyi demi bisa menguasai satu sama lain dengan cara mereka sendiri.
Cerita utamanya berfokus pada sosok Serenoa Wolffort, seorang ksatria legendaris sekaligus pimpinan dari keluarga bangsawan Wolffort. Setelah bertunangan dengan Frederica Aesfrost yang merupakan bagian dari keluarga kerajaan besar Aesfrost, dia perlahan mulai membentuk pasukan khususnya sendiri demi mengamankan nasib dari wilayahnya yang diancam peperangan dan konspirasi. Secara keseluruhan, ceritanya sudah menyuguhkan drama yang cukup solid dan dibumbui tema politik yang lumayan mengingatkan kami pada Final Fantasy Tactics.
Satu yang paling tidak terduga pada bagian ini adalah bagaimana gamenya berusaha menyuguhkan cerita mendalam. Sejak awal permainan kamu bahkan hanya disuguhkan cutscene serta bagian eksplorasi untuk memahami setting dunia serta gambaran ceritanya secara lebih jelas. Meski membuat pacingnya terasa lambat apalagi bagi pemain yang hanya ingin segera menjajal combatnya saja, kami cukup mengapresiasi elemen worldbuildingnya yang dikemas dengan baik, apalagi saat memperlihatkan subjek berat seperti perbudakan, kekuasaan akan sumber daya, serta pengamatan akan sebuah agama / kepercayaan dari sudut pandang berbeda.
Tapi dibalik dari seberapa menariknya cerita yang disuguhkan game ini, satu yang paling membuat penasaran tentu saja adalah nasib yang harus diemban Serenoa dan Federica. Kedua pasangan ini akan terus dihadapkan pada keputusan berat seiring jalannya permainan hingga menuntun pada pergerakan alur yang dramatis. Meski kami harus akui kurang terhipnotis dalam cerita dari beberapa game JRPG rilisan Team Asano selama beberapa tahun terakhir, Triangle Strategy bisa dibilang adalah salah satu karya terbaik mereka untuk bagian ceritanya.
Penuh Konsekuensi
Salah satu mekanisme utama di gamenya yang cukup tidak terduga adalah dialognya sendiri, karena pada beberapa momen kamu harus menentukan keputusan krusial yang dapat berpengaruh besar ke alur gamenya hingga bagian akhir. Mekanismenya sendiri diberi nama Conviction System, yang strukturnya dibagi dalam tiga nilai berbeda yaitu Morality (mengambil tindakan yang sesuai moral), Utility (mengambil tindakan paling logis atau praktikal), serta Liberty (mengambil tindakan yang mengikuti kemauan sendiri). Sistemnya bisa dibilang cukup sama dengan yang ada di Shin Megami Tensei seperti bagaimana kamu bisa mengambil rute Law, Neutral, atau Chaos bergantung dari berbagai keputusan yang diambil sepanjang jalannya permainan.
Untungnya sistem ini tidak terkesan berakhir sebagai gimmick semata, karena ada berbagai faktor yang menentukan naiknya setiap nilai hingga kemudian gamenya menentukan ending mana yang paling sesuai dengan kebiasaan bermainmu. Selain dari memilih dialog penting, sebagian besar perlakuanmu di gamenya juga akan jadi pertimbangan seperti memberi heal pada party saat bertempur hingga sekedar berbincang dengan NPC. Kami sangat suka dengan bagaimana gamenya mengeksekusi sistem ini, karena memang seringkali ada beberapa keputusan penting yang cukup sulit untuk dipertimbangkan, apalagi bagaimana kamu juga harus mengumpulkan vote dan meyakinkan anggota party untuk berpihak padamu. Mempertahankan image karakter terbaik memang sulit, tapi di saat bersamaan inilah yang membuat gamenya bisa terkesan realistis dan memberi semacam pelajaran tersendiri akan arti dibalik konsekuensi.
Combat yang Diusung
Beralih ke combatnya, Triangle Strategy menawarkan mekanisme yang cukup ramah untuk pendatang baru namun tetap memberi tantangan yang dicari pemain veteran. Seperti kebanyakan game strategi lain, kamu akan diminta menempatkan unit pilihan di map untuk membentuk formasi paling pas. Meski secara kasar gamenya terkesan sama dengan Final Fantasy Tactics maupun Fire Emblem, perbedaan terbesar ada pada setiap karakternya yang memang punya peran krusial dalam cerita dan tidak hanya sekedar ada untuk direkrut. Mereka juga sudah dibekali dengan gaya bertarung dan kemampuan uniknya sendiri, jadi tidak ada karakter yang dapat memenuhi berbagai role secara fleksibel karena mereka harus saling dibuat melengkapi satu sama lain.
Kami bisa memprediksi kalau sebagian pemain veteran mungkin melihat gamenya terlalu sederhana karena terkesan restriktif pada kustomisasinya. Ini memang tidak salah, apalagi karena sistem progression yang serba linear dan hanya membatasimu untuk memperkuat kelas karakter dan senjata mereka saja. Meski begitu, di saat yang sama kami bisa melihatnya sebagai tantangan tersendiri karena kamu harus menghadapi berbagai pertempuran sulit dengan potensi upgrade dan skuad yang sudah ditentukan. Karenannya, memahami kemampuan serta potensi dari setiap karakter jadi lebih krusial dalam meraih kemenangan. Sebagai contoh, kamu bisa memanfaatkan Anna sebagai DPS dan Healer di saat bersamaan karena dia bisa bergerak di map sebanyak dua kali, tapi dia memiliki pertahanan cukup lemah sehingga harus disandingkan dengan unit yang lebih tanky.
Salah satu mekanisme menarik lain yang kami dapati adalah Pincer Attack. Cara kerjanya cukup sederhana, yang mana saat kamu menyerang musuh dan ada rekan tim yang ada di sebelah musuhnya juga, maka mereka akan otomatis ikut menyerang. Ini jadi sistem yang cukup berguna demi mendorong strategi saat menempatkan setiap unit, terutama saat memilih musuh mana yang bisa terus digembur dengan Pincer Attack tanpa kehilangan momentum.
Style HD-2D yang Indah
Daya tarik lain yang paling diminati dari gamenya sudah pasti ada pada grafis retro dengan style HD-2D. Style khas yang dibawa dari Octopath Traveler ini disuguhkan dalam format berbeda, karena Triangle Strategy kali ini memiliki sudut pandang 3D yang lebih kentara, apalagi saat berada di pertempuran. Setiap kerajaan yang ada di gamenya juga terlihat unik dan memiliki aspek keindahannya sendiri, membuat keseluruhan presentasi gamenya begitu konsisten.
Mungkin satu-satunya bagian yang kurang kami sukai ada pada kualitas voice act bahasa Inggrisnya. Entah kenapa setiap karakter terasa kurang menjiwai peran mereka dan sering terkesan dipaksakan, contohnya saat ada karakter tua yang kami rasa seperti dibawakan pengisi suara yang lebih muda sehingga kesan tidak cocok tersebut langsung terasa hanya dengan sekali dengar. Untungnya kamu tidak harus dipaksa mendengarkan voice act yang kurang maksimal tersebut, karena gamenya sudah menyediakan opsi dub bahasa Jepang yang jauh lebih enak didengar.
Kesimpulan
Berawal dari ekspektasi yang lebih rendah dan sekedar melihatnya sebagai obat nostalgia akan seri klasik Final Fantasy Tactics, kami harus akui kalau Triangle Strategy berakhir menjadi game yang jauh lebih menarik dari dugaan. Selain dari kualitas ceritanya yang menggugah dan penuh konsekuensi, kamu juga akan dipandu dalam sekian banyak pertempuran seru yang dikemas dalam format gameplay taktikal klasik. Progresnya memang bisa terkesan linear dengan opsi kustomisasi minim, dibalik semua itu gamenya tetap berhasil menawarkan pengalaman bermain yang cukup menantang dan bahkan bisa menuntut pemain veteran untuk lebih beradaptasi.
Triangle Strategy saat ini sudah resmi dirilis di Nintendo Switch dengan versi demo gratis yang bisa kamu unduh via Nintendo eShop.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Triangle Strategy
PROS
- Cerita dan worldbuilding yang dikemas dengan baik
- Sistem Conviction yang berakhir sangat menarik
- Grafis dengan style HD-2D yang masih sangat indah dan penuh detail
CONS
- Progress hingga kustomisasi karakter yang bisa terasa restriktif
- Kualitas voice act Inggris yang kurang maksimal
Discussion about this post