Situasi Ubisoft yang masih cukup memprihatinkan tidak semata membuat mereka pasif, apalagi jika melihat serangkaian library game menjanjikan yang direncanakan rilis sepanjang 2023. Berbicara soal game barunya, hari ini kebetulan mereka telah merilis Valiant Hearts: Coming Home yang sukses hadir sebagai sekuel luar biasa dari seri game petualangan edukatif pada era Perang Dunia dulu.
Kami kebetulan sudah memainkan gamenya duluan dan berhasil tamat dengan lumayan cepat, semua berkat pengalaman bermain serba sederhana yang sangat efektif dalam memanjakanmu ke dalam dunia Valiant Hearts yang dipenuhi cerita dramatis dan menggugah. Penasaran dengan kualitas yang ditawarkan? Langsung saja simak review singkatnya!
Menyelami Wajah Perang Dunia I
Valiant Hearts: Coming Home senduru bercerita tentang 5 karakter berbeda dalam Perang Dunia I. Mulai dari dua orang Afrika-Amerika yang pada saat itu masih terpisah-pisah, seorang petugas medis Perancis, seorang prajurit Jerman yang harus menjalani kewajiban panggulan militer, serta seorang pilot Inggris. Meski Ubisoft mempresentasikan mereka sebagai karakter fiksi, tapi peristiwa-peristiwa yang ada di dalam game ini memang nyata terjadi di masa perang dulu, contohnya seperti operasi gabungan antara USA dan Perancis.
Inilah lensa cerita yang menurut kami sebaiknya diikuti saat memainkan Valiant Hearts. Keseluruhan pengalaman yang ditawarkan terasa jauh lebih mirip pelajaran sejarah daripada sebuah game, dan ini tentunya bisa sangat bermanfaat untuk memperluas wawasan. Pada saat bersamaan kamu akan tetap disuguhkan dengan sebuah game yang seru untuk dimainkan dan bahkan sampai memiliki bagian mini-game rhythm. Tapi sekali lagi, kami rasa tujuan utama Valiant Hearts adalah untuk membawa pemain dalam peran sesungguhnya dari kelima karakter di era kelam tersebut
Contohnya seperti Freddie yang merupakan karakter favorit kami, yang mana gamenya dimulai dengan saat dia memohon kepada adik laki-lakinya untuk tidak mendaftar dan bertempur dalam perang, dan catatan diar miliknya memperlihatkan suasana penuh keputusasaan, seperti bagaiman di satu sisi dia membutuhkan lebih banyak tentara untuk bisa tetap bertahan hidup, tapi di sisi lain dia tidak ingin lebih banyak orang ditarik ke dalam perang seperti dirinya. Inilah gambaran utama yang bisa diambil dari Valiant Hearts, sebuah game dengan fokus cerita pada karakter yang mengalami perubahan hidup secara paksa akibat perang serta perjuangan emosional mereka demi mencapai tujuannya masing-masing.
Penyampaian Cerita yang Efektif
Bagian yang paling kami sukai dari Valiant Hearts: Coming Home adalah cara mereka menceritakan setiap kisah-kisah ini. Tentu saja ada cerita utama yang harus diikuti, dan sebagai sampingannya ada juga beragam file untuk diselami. Pada awalan setiap episode kamu bisa membuka file yang berisi fakta dan foto asli dari peristiwa yang berkaitan dengan cerita yang sedang berlangsung. File-file ini dapat memperkenalkanmu pada hal-hal seperti Harlem Hellfighter yang merupakan unit tempur pertama beranggotakan orang Afrika-Amerika, hingga teknologi seperti X Ray portabel.
Selain itu kamu juga diberikan buku harian untuk menggambarkan situasi mental dari para karakter, apalagi setelah dihadapkan pada peristiwa yang sangat penting. Karena itulah diary karakter hanya akan diperbarui pada momen-momen tersebut, contohnya seperti bagaimana Ernest mengisinya setelah dia dipaksa mengembang tugas militer. Penulisan setiap diary benar-benar sangat bagus, dan kami harus memberi pujian tersendiri bagi tim penulis di Ubisoft yang membuat cerita mereka terasa begitu mengharukan.
Seperti yang kami jelaskan sebelumnya, game ini terasa seperti alat yang sangat bagus untuk mengajarkan orang-orang tentang Perang Dunia I. Meskipun membawa visualisasi ala kartun, apa yang mereka perlihat tetap sangat mengerikan dan tanpa kompromi. Kami terutama ingat salah satu adegan saat James dan Freddie berlari naik turun parit yang sedang diserang, dan bagaimana ada mayat bergelimpangan di mana-mana saat melihat pemandangan di sekeliling mereka. Semua ini diperlihatkan agar pemain bisa paham betul akan seriusnya situasi yang tengah dialami karakter.
Tetap Ada Gameplay
Gameplay yang ditawarkannya sendiri cukup sederhana. Kamu bisa menggerakkan karakter dari kiri ke kanan, berinteraksi dengan benda-benda seperti roda, mengambil benda untuk dilempar, dll. Harus diakui, beberapa bagian membuat kontrol sentuh sedikit sulit. Pada bagian parit, kamu harus menahan layar untuk melempar batu dan membuka jalan, tetapi gim ini membacanya sebagai ketukan dan membuatmu berjalan keluar, tertembak, dan harus memuat ulang.
Ada juga masalah yang membuatnya terasa sedikit berulang. Beberapa urutan terasa lebih panjang dari yang seharusnya, seperti saat pilot membuntuti mata-mata sampai ke kamp Jerman. Sama halnya dengan urutan parit yang disebutkan di atas – kamu hanya berlari naik dan turun di lorong yang sama setiap kali, harus berhenti sejenak sementara orang-orang menembakimu. Sulit untuk tidak merasa kalau alurnya tersebut terasa diperpanjang hanya demi menambah waktu bermain.
Ini tidak selalu terjadi, karena saat kamu pertama kali bermain sebagai petugas medis juga terasa sangat lama, tetapi setidaknya lebih cocok dengan cerita yang dibawa. Seperti bagaimana kamu benar-benar berperan sebagai seorang dokter di zona perang, harus berlarian memulihkan tentara yang terluka seperti ini memang masuk akal, dan jika kamu merasa lelah karenanya, berarti kamu sudah melakukan pekerjaan baik sebagai tenaga medis bertanggungjawab. Sama halnya dengan Ernst, yang memiliki segmen mini-game lebih panjang di mana dia harus menyelamatkan pelaut yang kapalnya tenggelam.
Berbicara lagi tentang peran petugas medis, bagian ini benar-benar sangat sederhana karena hanya diisi dengan kumpulan mini-game untuk mengobati pasien. Tapi bahkan dengan gaya artistik kartun yang dibawanya, game ini dipenuhi dengan banyak adegan berdarah. Kamu harus melakukan hal-hal seperti menarik pecahan peluru dari tubuh hingga membersihkan luka yang masih berlimpah darah segara. Meskipun bisa membuat sebagian pemain tidak nyaman, setidaknya ini tidak sampai dibuat berlebihan di sisi brutalitasnya.
Kesimpulan
Dibalik formatnya yang begitu sederhana dan mungkin tidak masuk radar kebanyakan gamer mainstream, Valiant Hearts: Coming Home adalah game yang begitu spesial untuk dilewatkan begitu saja. Netflix telah mengambil langkah tepat untuk membantu perilisan gamenya di platform mereka, apalagi berkat seluruh kemasannya tadi yang memang cocok untuk kalangan kasual, bahkan bagi mereka yang jarang atau belum pernah memainakn suatu game. Cerita yang berusaha ditawarkannya begitu emosional, dikemas dalam artwork menawan dengan sentuhan klasik, dan paling penting adalah manfaat edukatif yang bisa didapat dari cerita pada masa Perang Dunia I.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Valiant Hearts: Coming Home
PROS
- Cerita dan atmosfer era Perang Dunia I yang luar biasa
- Sangat edukatif dengan cerita emosional yang menggugah
- Karakter dengan pendalaman solid
CONS
- Sesi gameplay yang terkadang diperpanjang
Discussion about this post