Melalui liputan ke ajang TableCon Quest 2024 di Singapura (Suntec Convention) pada akhir pekan ini, kami sudah berkesempatan melihat keseruan dari sebuah selebrasi yang mempertemukan para pencinta tabletop dan board game. Meski tergolong dalam pasar yang cukup niche, ada basis komunitas yang sangat kuat sejak dulu termasuk potensinya untuk terus berkembang, tidak terkecuali di wilayah Asia Tenggara sendiri.
Untuk mendapat gambaran lebih mengenai potensi tersebut serta latar belakang dibalik pengadaan TableCon Quest sendiri, tim kami sudah berkesempatan untuk mewawancarai Elicia Lee. Dia adalah Managing Director dari Elephant yang merupakan salah satu organizer utama untuk eventnya. Daripada penasaran langsung saja simak rangkuman wawancaranya di bawah ini!
![](https://cdn.gamerwk.com/2024/06/Elicia-Lee-Interview-2-scaled.jpg)
Q: Pertama-tama mungkin anda bisa memperkenalkan diri terlebih dahulu?
Elicia Lee: Nama saya Elicia. Saya adalah direktur pelaksana Elephant, yang juga merupakan co-organizer TableCon Quest, yang kami selenggarakan bersama Genesis Frontier.
Q: Dengan adanya pengadaan gaming convention seperti GameStart dan akhirnya sekarang diikuti dengan TableCon Quest, bisakah anda menceritakan sedikit pengalaman dalam menangani jalannya event semacam ini? Lalu apa ide dibalik TCQ sendiri?
Elicia Lee: Pengalaman saya dalam menjalankan game convention dimulai ketika saya bekerja di bidang pemasaran untuk Electronic Arts. Pada saat itu, Asia Tenggara sering diabaikan dibandingkan dengan pasar yang lebih besar di Amerika Serikat dan Eropa. Saya berkesempatan untuk menghadiri acara-acara besar seperti Tokyo Game Show dan E3, yang menginspirasi saya untuk membuat acara serupa di Asia Tenggara.
Pada tahun 2013, saya meninggalkan EA dan memutuskan untuk mengambil risiko dengan membuat game convention untuk menyoroti Singapura dan menunjukkan potensi Asia Tenggara sebagai pasar game yang kuat. Hal ini berujung pada peluncuran GameStart Asia. Untungnya, acara ini diterima dengan baik, dan saya mendapat dukungan kuat dari mitra seperti PlayStation, Bandai Namco, dan Blizzard, serta komunitas game lokal.
GameStart Asia berjalan dengan sukses dari tahun 2014 hingga 2019. Awalnya, kami hanya berfokus pada video game digital, tetapi pada tahun 2017 kami memasukkan game tabletop, karena saya dan tim saya menikmatinya. Penambahan ini disambut dengan antusiasme yang tinggi dari para peserta.
Namun, dengan dimulainya COVID-19, kami harus menghentikan sementara acara kami. Selama pandemi, banyak orang beralih ke game, baik game video maupun kartu, yang meningkatkan permintaan akan pengalaman tatap muka yang interaktif pasca pandemi. Pergeseran ini menghasilkan peluang baru. Genesis Frontier, mitra lama kami, menyarankan kami untuk mencoba menyelenggarakan convention kami sendiri. Ide ini sangat menarik bagi kami, dan dengan demikian, lahirlah TableCon Quest.
Q: Sepertinya kebanyakan artwork promosi untuk eventnya dipenuhi dengan kucing sebagai maskot. Apakah ada semacam alasan khusus dibaliknya?
Elicia Lee: Pemilihan artwork bertema kucing di acara kami berasal dari kecintaan kolektif terhadap hewan di dalam tim kami, dengan kesukaan khusus pada kucing. Meskipun tim kami terdiri dari para penggemar kucing dan anjing, namun kami memiliki jumlah pencinta kucing yang lebih banyak. Kecintaan ini secara alami mendorong kami untuk memasukkan kucing ke dalam logo kami, yang menurut kami sangat menggemaskan.
Saat kami mengembangkan seni utama, merchandise, dan desain untuk acara-acara tersebut, penyertaan kucing menjadi tema yang berulang. Sebagai contoh, salah satu tiket acara kami menampilkan ilustrasi berdasarkan Chloe, seekor kucing yang awalnya merupakan bagian dari kantor kami saat pertama kali kami mulai. Chloe, yang sekarang diadopsi oleh salah satu anggota staf kami, menjadi inspirasi untuk kucing hitam dan putih pada tiket VIP. Selain itu, kucing hitam dalam desain kami dimodelkan berdasarkan kucing saya sendiri, sedangkan kucing oranye adalah desain asli dan tidak didasarkan pada kucing tertentu.
Antusiasme tim kami terhadap kucing dan daya tariknya yang lucu telah menjadikannya motif utama dalam karya seni acara kami. Siapa yang tahu? Kami mungkin akan menambahkan lebih banyak desain kucing di tahun depan!
Q: Sudahkah ada rencana untuk mengadakan TabelCon Quest kembali di tahun depan?
Elicia Lee: Kami belum secara resmi merencanakan TableCon Quest berikutnya. Namun, tujuan kami sejak awal adalah menjadikannya sebagai acara tahunan, mirip dengan bagaimana kami memulai GameStart. Kami memulai dari yang kecil dan secara bertahap mengembangkan acara ini selama bertahun-tahun. Tanggapan positif yang kami terima sejauh ini telah mendorong kami untuk menjadikan TableCon Quest sebagai tradisi tahunan. Kami berencana untuk terus mengembangkan komunitas, seperti yang kami lakukan dengan GameStart.
UPDATE: Elicia Lee telah memberi tim kami update kalau TableCon Quest akan kembali diadakan di tahun depan, tapi untuk sementara belum ada banyak detail termasuk apakah eventnya masih akan diadakan di venue yang sama.
Q: Bagaimana resepsi dari para publisher yang berpartisipasi di eventnya kali ini?
Elicia Lee: Resepsinya cukup positif, sebenarnya. Kami mendapatkan ketertarikan dari beberapa penerbit Jepang yang hadir. Umpan baliknya sangat menggembirakan, terutama karena stasiun demo untuk game-game kami secara konsisten selalu terisi sepanjang hari. Tingkat keterlibatan ini merupakan indikator yang kuat dari minat dan kepuasan mereka.
Q: Video game dan tabletop selalu memiliki persamaan, apalagi jika melihat banyaknya game turn-based yang berevolusi dari tabletop sendiri. Apa potensi yang anda lihat dari perkembangan scene tabletop sendiri?
Elicia Lee: Seperti yang Anda sebutkan tadi, video game sebenarnya berakar dari board game. Di masa lalu, orang-orang terlibat dalam game pen-and-paper, dan sebagian besar dari kita pernah bermain Monopoli saat kita masih kecil. Banyak mekanisme dan desain game yang diadaptasi dari asal-usul ini. Sebagai contoh, di beberapa sekolah lokal kami yang menawarkan kursus desain game, proyek awal siswa di tahun pertama mereka sering kali adalah membuat game tabletop sebelum melanjutkan ke video game. Jadi, seperti yang Anda tunjukkan dengan tepat, keduanya saling terkait erat.
Perbedaannya terletak pada bagaimana video game telah berkembang dan menjadi terkenal, sedangkan game tabletop tetap memiliki daya tarik tersendiri. Namun, kita telah menyaksikan perubahan yang signifikan, terutama selama dekade terakhir, terutama di Barat. Amerika Serikat dan Eropa menjadi tuan rumah convention besar-besaran dengan komunitas yang berkembang pesat. Ada lonjakan minat pada TCG (Trading Card Games) Jepang, Magic: The Gathering, dan board game inovatif yang mendapatkan daya tarik melalui platform seperti Kickstarter.
Selain itu khusus di Asia, termasuk Jepang, Korea, dan Asia Tenggara, ada banyak sekali pengembang indie yang membuat board game mereka sendiri. Saya sangat yakin dengan potensi pasar ini. Sektor game tabletop siap untuk terus berkembang dan berevolusi.
Q: Apakah ada pesan-pesan lain yang ingin anda sampaikan?
Elicia Lee: Boad game menurut saya sangat fantastis karena memiliki halangan rendah untuk bisa dicoba. Anda tidak membutuhkan perangkat atau internet; yang Anda butuhkan hanyalah meja, teman, dan game itu sendiri. Ini bisa sesederhana selembar kertas, terutama dengan board RPG yang dapat dijalankan dengan bahan dasar. Aksesibilitas ini membuatnya menarik bagi khalayak luas. Di acara ini, kami melihat keluarga bermain bersama, orang tua yang menjalin ikatan dengan anak-anak mereka, dan teman-teman yang menikmati gamenya bersama. Secara pribadi, saya bahkan bermain board game dengan ibu saya; variasi genre dan temanya sangat luas, mirip dengan video game.
Kita juga menyaksikan crossover yang menarik, di mana video game diadaptasi menjadi board game. Jadi, jika Anda belum pernah mencoba board game, saya sangat menyarankan untuk mencobanya. Ngomong-ngomong, Table Conquest dirancang agar inklusif untuk semua orang. Kami melayani para gamer hardcore dengan trading card dan war game, tetapi kami juga menawarkan banyak opsi yang ramah pemula. Sebagai contoh, kami mengadakan sesi pemula untuk Dungeons and Dragons, dan ada library game di mana orang dapat menyewa dan bermain game dengan teman-teman. Banyak pengunjung yang membentuk kelompok spontan untuk mencoba game baru bersama dan mendapatkan teman baru.
Ada banyak demo yang tersedia, sehingga orang-orang dapat datang, mencoba berbagai game, dan memutuskan apakah mereka ingin membelinya. Ini bukan hanya tentang melihat-lihat; ada banyak interaksi langsung. Anda dapat berpartisipasi dalam sesi RPG, bergabung dengan sesi game yang diselenggarakan, dan berinteraksi dengan pengembang dan penerbit game yang memamerkan kreasi terbaru mereka. Selain itu, melukis miniatur adalah kegiatan yang populer di sini, menawarkan kesempatan untuk membuat dan membawa pulang karya yang dibuat dengan indah untuk dimainkan atau dipajang. Intinya, selalu ada sesuatu untuk semua orang, baik Anda seorang gamer berpengalaman atau hanya ingin menjelajah.
Nah, itulah dia wawancara kami dengan Elicia Lee seputar TableCon Quest 2024 serta pandangannya mengenai potensi pasar board game dan tabletop. Bagi yang penasaran dengan eventnya bisa cek detail lengkap lewat website resmi mereka DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post