Ajang IGDX 2022 sedang berlangsung di Bali, Indonesia, dengan menghadirkan berbagai sosok penting pada industri game di Asia Tenggara. Kali ini kami mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan langsung tiga orang narasumber sekaligus yang berpengalaman dalam penerbitan game PC dan konsol, terutama dari sisi bisnis antara developer dan publisher.
- Iain Garner – Neon Doctrine
- Kris Antoni Hadiputra – Toge Productions
- David Liem – Ripples Asia
Mereka bertiga berbicara banyak mengenai berbagai hal yang mesti dipelajari dan dipahamkan oleh para developer yang ingin pitching game besutannya ke publisher, termasuk bagaimana perjanjian kerjasamanya. Mari simak artikelnya.
Genre atau Style Tidak Terlalu Mempengaruhi Pitching ke Publisher
Setiap developer baru yang ingin mendanai dan memasarkan game mereka jelas membutuhkan publisher. Namun sebelum mencoba untuk pitching game mereka, ada pertanyaan besar tentang apakah genre atau style proyek game tersebut penting bagi publisher. Untuk kasus ini, Iain dari Neon Doctrine mengatakan bahwa mereka tidak memiliki style yang pasti tetapi lebih pada apakah mereka menyukai game tersebut atau tidak.
Tidak peduli genre atau gaya yang ingin dituju oleh developer, itu semua tentang seberapa baik mereka berhasil mengeksekusi visi mereka untuk membuat game terbaik yang mereka bisa. Tentu saja beberapa publisher mungkin tidak terlalu menyukai gayanya, tetapi ada banyak penerbit lain yang bisa terpikat pada game yang ingin Anda pitching.
Kris dari Toge Productions juga memiliki pemikiran yang sama tentang bagaimana mereka tidak memiliki genre atau style tertentu. Ia menyebutkan bahwa developer perlu mengetahui target audiens mereka, proposisi nilai dari game tersebut, dan apakah mereka dapat memenuhi hal tersebut. Publisher kemudian dapat memainkan game terlebih dahulu dan jika tim menyukainya, maka mereka dapat melanjutkan ke langkah berikutnya dan melihat apakah mereka dapat membangun hubungan.
Selain kualitas game, ada beberapa pertimbangan juga seperti situasi di dalam developer itu sendiri dan bagaimana kondisi kerjanya. Hal ini sangat penting karena jika mereka sering bertengkar meskipun mampu membuat game yang bagus, maka kesepakatannya batal.
Membangun hubungan yang kuat ini penting, terutama jika publisher dapat terhubung lebih baik dengan game dan berbagi ide yang sama dengan pengembang. David dari Ripples Asia menyebutkan bagaimana dia ingin mengeksplorasi lebih dalam tentang game dengan berdiskusi dengan developer dan mencoba memahami visi mereka. Terkadang juga hal-hal kecil yang dapat memotivasi developer untuk membuat game, misalnya menciptakan lingkungan di mana teman Anda dapat bermain bersama karena Anda ingin membangun koneksi melalui media game.
Perlu Persiapan yang Matang
Iain mengatakan bahwa developer harus mempelajari publisher yang ingin mereka jangkau dan mencoba memahami rekam jejak mereka. Hal ini berlaku untuk semua, karena kedua belah pihak terkadang bisa meninggalkan jejak yang buruk dan mudah diketahui jika Anda ingin meneliti lebih dalam, jadi mungkin ada beberapa kandidat yang mungkin ingin Anda hindari.
Berbicara tentang bendera merah, developer harus berhati-hati terhadap publisher yang mencoba menjanjikan kesuksesan game secara berlebihan, misalnya bagaimana mereka berjanji untuk menjual 1 juta copy dalam waktu singkat. Ini jelas tidak realistis karena bahkan publisher terbesar pun tidak dapat menjamin kesuksesan game yang mereka terbitkan, semua hanya tergantung pada game itu sendiri dan berapa banyak pemain yang mau mencobanya.
Beberapa situasi yang tidak menguntungkan juga bisa terjadi dan sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk memprediksinya. Misalnya ketika Samurai Punk merilis game baru mereka yang berjudul JUSTICE SUCKS: Tactical Vacuum Action, di mana semuanya terlihat hebat dan berpotensi menjual lebih banyak, tetapi sayangnya game ini keluar pada hari di mana Ratu Elizabeth meninggal dunia dan tidak ada yang berbicara tentang video game pada saat itu.
Hal-hal seperti ini terjadi dan mustahil untuk meramalkan masa depan, banyak publisher yang selalu berusaha memperbaiki diri mereka sendiri dalam hal membaca pasar dan menemukan waktu terbaik untuk meluncurkan game. Iain mengatakan bahwa Neon Doctrine pun pernah mengalami situasi seperti ini ketika mereka meluncurkan game baru, dan kemudian tiba-tiba EA membawa game mereka ke Steam sehingga halaman rekomendasi pada saat itu hanya diisi oleh judul-judul EA.
Baca Kontrak dengan Detail dan Percaya Pada Intuisi Pribadi
Sebelum menyelesaikan perjanjian, kontrak harus dibuat dan ini adalah bagian yang sangat penting, terutama bagi pengembang di mana mereka perlu tahu cara membaca semua persyaratan. Kris Antoni menyarankan bahwa developer setidaknya harus menyewa pengacara yang tahu cara membaca kontrak. Hal ini pada dasarnya untuk memastikan bahwa perjanjian tersebut tidak berat sebelah atau jika ada potensi bahaya yang harus dihindari.
Penting juga untuk bertanya tentang rencana bagaimana membawa game ke pasar. David mengatakan bahwa Ripples Asia sering ditanya oleh para developer tentang distribusi platform, seperti apakah mungkin untuk membawa game ke konsol dan PC. Jika publisher dapat menjabarkan rencana mereka dengan sangat baik, transparan, dan berhasil menjalin komunikasi yang baik dengan pengembang sepanjang waktu, maka ada potensi bahwa hal ini dapat mengarah pada kerjasama yang bermanfaat.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai pendaftaran peserta IGDX Business & Conference 2022 bisa langsung kamu cek pada website resmi mereka DI SINI dan ikuti akun Instagram resmi IGDX di @igdx.id. Tim GamerWK kebetulan juga diundang ke eventnya, jadi pantengin terus situs ini ya!
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post