Kesuksesan luar biasa yang berhasil diraih Persona 5 telah membuat Persona jadi franchise terpenting bagi Atlus. Sebuah klaim yang sudah mereka akui, tapi hal tersebut tidak semata menutup perhatian Atlus pada franchise utamanya sendiri yaitu Shin Megami Tensei (SMT). Seperti yang kamu tahu, Persona berawal dari sebuah spin-off yang semakin lama terus mendapat momentum hingga berakhir mendapat spotlight utama. Rilis seri kelimanya juga mendatangkan banyak sekali pemain pendatang baru, yang seperti bisa kamu tebak termasuk mereka yang masih cukup awam dengan game lain, apalagi yang termasuk dalam seri utama SMT.
Selama beberapa tahun lamanya komunitas antar dua franchise cukup berbanding terbalik dan bisa dibilang tidak sepenuhnya akur. Rasa lapar akan game SMT terbaru akhirnya terjawab sudah setelah Shin Megami Tensei V resmi diumumkan dan siap dirilis minggu ini. Menjelang rilisnya tersebut, beberapa media sudah memainkan gamenya lebih dulu dan mengunggah review mereka. Meski review gamenya sendiri secara luas cukup positif dengan skor rata-rata 87 di Metacritic, tapi ada satu review yang sangat menyulut rasa muak fans yaitu yang datang dari jurnalis Leana Hafer dari IGN, karena pada ulasannya tersebut dia memberikan perbandingan dengan Persona 5 dan seolah merendahakannya dengan menyebut SMT5 sebagai “Persona 5 tanpa hati”. Inilah yang menjadi topik utama kami dalam artikel opini kali ini, yaitu bagaimana Shin Megami Tensei tidak seharusnya dibandingkan dengan Persona.
Harus diakui kalau kedua franchise memiliki persamaan yang sangat kuat, terutama dari gameplay turn-based RPG dengan sistem mengumpulkan Demon / Persona untuk bertarung bersama karaktermu. Belum lagi semua monster yang bisa kamu kumpulkan memiliki nama, skill, hingga desain yang tidak berbeda antar franchise. Ini karena SMT dan Persona memang sangat berkaitan, meski secara cerita tidak ada koneksi yang bisa ditarik antar keduanya karena perlu diingat juga kalau Persona adalah seri spin-off. Lalu dibalik kesamaannya yang begitu kuat, kenapa SMT tidak seharusnya dibandingkan dengan Persona? Tentu saja jika kita membandingkannya secara kasar akan ada kesamaan yang sulit untuk tidak dibahas, tapi permasalahan utamanya lebih berhubungan dengan karakteristik franchise mana yang lebih bagus dan disukai oleh fans.
Sebagian reviewer atau kalangan awam yang lebih terbiasa dengan Persona kemungkinan besar akan selalu menyebut kalau franchisenya lebih baik dari SMT, ini adalah kecenderungan yang tidak segan untuk ditutupi, karena mereka juga yakin kalau ada lebih banyak fans Persona yang setuju dengan pendapat tersebut. Hanya saja realitanya kita tidak bisa menyebut mana franchise yang lebih baik, karena SMT dan Persona, terlepas dari persamaannya tetap memiliki daya tarik berbeda yang membuatnya spesial bagi kalangan fans di komunitasnya masing-masing. Karakteristik Persona terletak dari perpaduan konsep live-simulation yang memperkaya konten dan aktivitas yang bisa kamu lakukan di dalam gamenya, termasuk jalan cerita ringan yang didukung karakter memorable hingga style khasnya sendiri. Sementara SMT masih dibangun dengan konsep RPG klasik yang sudah dipertahankan sejak lama, seperti gameplay turn-based dengan tingkat kesulitan tinggi serta cerita yang memiliki tema lebih serius.
Secara konten kami harus akui kalau Persona memang lebih kaya dan punya karakteristik lebih menonjol pula di tiap gamenya (terutama sejak era Persona 3), meski begitu Shin Megami Tensei juga tidak kalah menariknya karena setiap seri selalu membawa perombakan baru dengan konsep gameplay klasik yang masih sangat difavoritkan fans. Penilaian yang paling benar harus dilihat dari evolusi atau perombakan baru yang dibawa SMT5 maupun Persona 5 dengan seri terdahulu. Inilah seusatu yang paling relevan dan dibutuhkan oleh para fans dari kedua kubu komunitas, bukannya malah membawa perbandingan menyimpang dari dua franchise dengan karakteristik uniknya masing-masing, apalagi sampai menyebut kalau salah satunya lebih baik dari yang lain.
Bahkan jika faktanya Persona memang lebih superior dari SMT, hal tersebut tidak akan membuat Atlus membawa perubahan ekstrim pada SMT seperti membambah opsi untuk berkencan, melakukan berbagai aktivitas sampingan dan masih banyak lagi seperti yang bisa ditemui di Persona. Ini hanya akan membuat Atlus kehilangan respect dari komunitas SMT karena mereka terlalu memanjakan satu kubu fans saja. Jadi kembali lagi ke inti utama dari pembahasan kami di artikel ini yaitu “tidak ada franchise yang lebih baik dari yang lain, karena baik itu SMT5 dan Persona 5 dikembangkan dengan ekspektasi untuk melampai kualitas seri terdahulu, sesuatu yang paling diharapkan oleh fans dari masing-masing kubu komunitas”. Untuk itu di masa depan jika kamu masih menemukan perdebatan atau perbandingan seperti ini meski sampai dibawa oleh contrent creator terfavoritmu, saran kami adalah HIRAUKAN. Ok, sekian..
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.

@gamerwk_id
Discussion about this post