Peran Netflix yang semakin aktif sebagai rumah produksi seri original yang juga mencakup serial anime telah membuat mereka berada di ambang kesuksesan baru. Saking banyaknya seri original yang diproduksi tiap tahunnya, ada beragam seri yang terlewat dari radar banyak orang dan tahu-tahu sudah tayang di Netflix sebagai persembahan baru. Ini terutama kami rasakan untuk seri anime berjudul Eden, yang jujur saja baru kami ketahui sekitar dua minggu lalu sebelum akhirnya mendapat kesempatan eksklusif untuk menontonnya terlebih dahulu.
Menawarkan premis sebagai anime CG pendek dengan art style hingga jalan cerita yang charming, dari luar Eden sudah terlihat akan jadi tontotan ringan yang sangat cocok untuk mengisi waktu luang kami. Memanfaatkan akses eksklusif yang diberikan oleh pihak Netflix, kami memanfaatkan momen ini untuk merangkum impresi yang didapat dalam review anime baru di Gamerwk. Penasaran seperti apa kualitasnya? langsung saja simak ulasan kami di bawah ini!
Jalan Cerita Padat dalam Runtutan Episode Pendek
Jalan cerita yang ditawarkan Eden bisa dibilang sangat mudah dicerna layaknya menonton film animasi pendek, jadi kami akan memberikan rangkumannya di bawah ini. Perlu diketahui kalau akan ada SPOILER, jadi bagi kamu yang tidak ingin membacanya bisa langsung lewati ke poin selanjutnya.
Ok, jadi cerita dalam Eden mengambil setting di bumi yang berada di ambang kehancuran, setidaknya sampai ada sosok bernama Dr. Fields yang menemukan cara untuk menyelamatkan umat manusia, yaitu dengan menidurkan mereka selama bertahun-tahun dalam posisi “cryosleep” dan membiarkan robotnya memulihkan kondisi bumi yang berantakan tersebut.Tapi karena adanya perebNeutan pengaruh dari kaum manusia kapitalis, hanya ada beberapa orang tertentu saja yang boleh masuk ke dalam pod khusus untuk proses cryosleep tersebut. Dr. Fields yang ingin menyelamatkan putrinya terlebih dahulu karena penyakit yang dideritanya harus merasakan nasib malang, karena kaum kapitalis jahat tersebut menggagalkan rencana Dr. Fields hingga membuat putrinya meninggal.
Cerita kemudian bergerak ke masa depan yang jauh, dan dari sini kita diperlihatkan dengan karakter bernama Sara yang masih tertidur dalam pod cryosleep sebelum kemudian ditemukan oleh dua sosok robot. Terbawa rasa takut karena pemimpin oberlord Zero yang sangat membenci manusia, kedua robot itu kemudian mengamankan Sara yang masih tertidur dalam pod ke sebuah tempat rahasia. Dari sini cerita akan kembali maju ke momen dimana Sara sudah tumbuh menjadi anak kecil dan dihadapkan pada peristiwa besar yang melibatkannya pada misi untuk menyelamatkan sisa umat manusia.
Misi ini ia emban setelah Sara menemukan Project Eden, yang kemudian melibatkan dirinya dalam upaya untuk mencari password rahasia untuk menghentikan proses cryosleep sebelum batas waktu, karena jika tidak umat manusia yang tersisa hanya memiliki kesempatan 3% untuk bertahan hidup. AI Zurich kemudian memberi tahu Sara kalau Dr. Fields memiliki password rahasia tersebut, yang kemudian menuntunnya beserta dengan orang tua robotnya ke rumah Dr. Fields. Rencana mereka sayangnya berhasil terendus pasukan Zero, yang bahkan menempatkan Sara pada posisi hampir terbunuh karena dia kehilangan kendali setelah Zero memprogram ulang orang tua robotnya.
Setelah Sara berhasil diselamatkan oleh robot bernama Uncle John, dia kemudian mengetahui fakta mengejutkan kalau Dr. Field sebenarnya adalah Zero. Dari sini cerita akhirnya memasuki titik klimaks yang digambarkan dengan pertarungan antar robot yang epik, serta momen menyentuh saat Zero aka Dr. Fields mendengar suara putrinya yang sudah meninggal dari rekaman yang diputar oleh Sara. Meskipun batas waktu cryosleep sudah terlewat selama delapan jam, ternyata umat manusia tidak mati dan masih bisa diselamatkan kembali. Sara bersama dengan orang tua robotnya yang masih terkena efek program ulang dari Zero kemudian menjalani sisa hidupnya dengan bahagia, ya meskipun bagi kami endingnya ini cukup mengharukan juga.
Setidaknya itulah rangkuman cerita kasar dari Eden, yang mengejutkannya hanya dirangkum dalam format empat episode saja yang masing-masingnya berdurasi sekitar 20 menit. Kami cukup terkejut bagaimana anime ini dapat merangkum cerita yang cukup padat hanya dalam runututan episode pendek, tapi jika disambung menjadi satu tontonan ini sebenarnya sudah setara dengan film animasi tunggal, jadi disaat yang sama mungkin ini adalah sesuatu yang normal?
Untungnya format yang pendek ini tidak mempengaruhi aspek character development/perkembangan karakter di sepanjang animenya. Kami bisa bersimpati dengan nasib yang harus dialami Dr. Fields, yang memang sudah berusaha keras untuk menyelamatkan umat manusia sebelum akhirnya dikhianati oleh mereka juga hingga membuatnya kehilangan sosok terkasih. Sementara untuk Sara, kami disuguhkan dengan perkembangan karakternya dari awal masih berada dalam pod hingga tumbuh besar menjadi sosok pemberani, ya meskipun perwatakan karakternya berubah cukup drastis hanya dalam waktu singkat.
Satu lagi yang paling terpenting, jalan ceritanya memiliki ending yang jelas dan tidak meninggalkan cliffhanger. Konflik terbesar sudah teratasi dan Sara kembali hidup bahagia bersama keluarga robotnya seperti dulu, ya ini adalah ending yang kami rasa akan membuat siapa saja yang menontonnya merasa puas.
Mengenal Karakter Utama
Berikut ini kami sudah merangkum detail dari beberapa karakter utama yang menjadi fokus dalam animenya:
Sara Grace: Seorang anak kecil biasa yang tidak memiliki hubungan apapun dengan Dr. Fields. Orang tua kandungnya meninggalkan Sara dalam pod tanpa alasan jelas, sebelum kemudian dia ditemuka oleh dua robot yang menjadi sosok orang tua baru baginya. Aspek character developmentnya bergerak secara linear, dimana kita melihatnya mulai dari sosok bayi, anak kecil hingga beranjak dewasa dan menyelamatkan umat manusia dari kepunahan.
E92 & A37: Mereka adalah dua pasangan robot yang menemukan dan membesarkan Sara, yang mana E92 adalah robot laki-laki sementara A37 adalah perempuan. Seperti yang bisa diprediksi dari sosok orang tua, E92 sebagai “ayah” memiliki sifat yang lebih kasar, sementara A37 sebagai “ibu” memiliki pembawaan yang lembut dan ramah.
Western Fields: Bisa dibilang dia adalah salah satu karakter pendorong cerita terpenting. Sebagai orang yang menciptakan Project Eden untuk menyelamatkan umat manusia, namun pada akhirnya harus menelan pil pahit dan merasakan nabis paling malang dibandingkan karakter manapun. Setidaknya Sara sudah diadopsi oleh orang tua robot yang sangat menyayanginya hingga tumbuh besar, tapi Fields yang sudah bekerja keras demi keselamatan semua orang malah kehilangan semua dan hanya ditemani oleh AI yang diciptakannya.
Zero: Sosok antagonis utama yang digambarkan sebagai robot jahat yang sangat membenci umat manusia. Setiap kali dia menemukan robot yang percaya dengan manusia, dia tidak akan segan untuk kembali memprogram ulang mereka seperti yang dialami oleh E92 & A37.
Presentasi Visual dan Musik
Eden menghadirkan visual berbasis CG yang sangat menawan dan terlihat natural dengan style khas 2D yang masih melekat kuat di tiap karakternya. Termasuk juga dari pemandangan alam hingga animasinya yang berhasil ditampilkan dengan mulus. Sangat berbeda dibandingkan dengan anime Jepang kebanyakan, yang membuat kami merasa kalau style yang ditawarkan membuatnya lebih mirip seperti kartu atau film animasi barat.
Musik dalam Eden diracik oleh komposer Kevin Penkin, yang ternyata juga menangani musik untuk anime populer Made in Abyss. Kami kebetulan sangat suka dengan musik dalam Made in Abyss yang terasa menenangkan dan memiliki alunan yang sangat cocok dengan tema fantasi, dan ini juga tetap ditawarkan di Eden. Kami rasa kualitasnya tidak berbeda jauh, tapi yang jelas untuk bagian musik anime ini sama sekali tidak mengecewakan dan selalu pas dengan berbagai momen yang ada.
Jadi, Bagaimana Kualitas Animenya?
Seperti yang kami sebut beberapa kali di atas, Eden secara keseluruhan lebih mirip dengan film animasi dibandingkan dengan anime. Kita tidak hanya menyinggung soal style visualnya saja, melaninkan juga pacing cerita linear yang cukup padat dan dapat dirangkum dengan baik dalam format empat episode saja. Jadi memang akan jauh lebih efektif jika Eden dibuat menjadi tontonan berbasis film animasi saja yang mungkin bisa ditambah dengan ekstra adegan di beberapa tempat.
Untuk kualitas ceritanya juga tidak begitu buruk dan memiliki ending yang memuaskan, apalagi kamu tidak akan dibuat pusing sampai meninggalkan pertanyaan yang tidak terjawab. Jadi dari segi pacing Eden adalah tontonan yang dirangkum dengan sempurna, meskipun ya kami harus akui kalau pengalaman yang dirasakan tidak berbeda jauh dari menonton film animasi biasa. Kamu memang akan disuguhkan dengan plot cerita dan tontonan animasi yang seru, tapi setelah itu impresi yang ditinggalkannya tidak membekas kuat.
Jalannya plot dirangkum dengan rapi dan ditutup dengan konklusi yang memuaskan, tapi semua ini berjalan secara linear serta memberikan sinyal-sinyal yang bisa kami prediksi. Akan jauh lebih menarik tentunya jika Eden dapat menyuguhkan momen mengejutkan yang diluar dugaan fans, seperti kemunculan villain rahasia, kematian atau kebangkitan karakter penting, atau lain sebagainya.
Bagi kamu yang penasaran dengan animenya, Eden akan segera ditayangkan eksklusif di Netflix pada tanggal 27 Mei mendatang. Nantinya akan ada pilihan audio berbahaya Inggris dan Jepang serta subtitle dalam beberapa bahasa tambahan seperti China hingga Malaysia juga.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita anime lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post