Mengadaptasi karya ke dalam sebuah karya yang menggunakan media baru selalu menjadi tantangan besar, termasuk juga membuat adaptasi sebuah game dari IP superhero populer. Beberapa developer memang berhasil melakukan tugas yang baik seperti Rocksteady dan Warner Bros dengan seri Batman Arkham atau Insomniac Games dengan Marvel’s Spider-Man, tapi tidak sedikit juga yang berakhir gagal menjawab ekspektasi seperti contoh terbaiknya Crystal Dynamics dengan Marvel’s Avengers. Tapi seolah tidak menjadi penghalang berarti untuk terus mencoba, Square Enix kembali menjadi publisher untuk game adaptasi superhero lain dari Marvel yang kali ini mengambil seri Guardians of the Galaxy.
Meski dari luar terlihat kurang menjanjikan dan berpotensi kembali menjadi game yang mengecewakan, kami menaruh rasa optimis lebih karena fakta kalau gamenya dikembangkan oleh Eidos Montreal. Bagi kamu yang masih asing dengan mereka, Eidos adalah developer dibalik seri Deus Ex modern yang punya track record solid. Media yang mendapat akses preview beberapa waktu lalu bahkan memiliki impresi yang jauh lebih positif dan langsung meningkatkan antusiasme banyak fans yang sebelumnya masih ragu. Tapi apakah gamenya memang sesuai dengan apa yang diharapkan? Kami kebetulan sudah memainkan Marvel’s Guardians of the Galaxy selama beberapa hari terakhir dan telah mendapat impresi yang cukup untuk dirangkum dalam review.
Kekuatan Cerita yang Terletak di Karakter
Cerita dimulai dengan adegan flashback ke kenangan masa kecil Peter Quill aka Star-Lord, sebelum akhirnya kamu dibawa ke era terbaru di mana dia telah membentuk semacam grup mercenary atau yang juga bisa disebut “heroes for hire” bernama Guardians of the Galaxy. Selain Star-Lord, ada empat anggota ikonik lainnya mulai dari Rocket si rakun galak dan jenius, Groot si manusia pohon, Drax si penghancur, dan Gmora si assassin handal dan wanita paling mematikan di seluruh galaksi. Tanpa penjelasan latar belakang dan semacamnya, tiap karakter ini pasti sudah sangat familiar bagi fans dan langsung memberikan impresi yang kuat sejak awal permainan.
Misi utama mereka adalah membuat grupnya lebih dikenal dan mendapat kekayaan, dan untuk mencapai tujuan tersebut di awal permainan kamu akan dibawa dalam misi perburuan monster langka di Quarantine Zone, namun sayangnya misi ini tidak berjalan mulus dan membuat mereka tertangkap basah oleh Nova Corps (polisi luar angkasa). Demi keluar dari ancaman penjara, Star-Lord dkk harus membayar uang dalam jumlah yang begitu besar dalam waktu singkat yang terdengar mustahil, meski akhirnya mereka mendapat ide gila yang kemudian terus berujung pada misi berbahaya lain. Bermula dari kelompok berandal, perlahan namun pasti kamu akan melihat Guardians of the Galaxy sebagai kelompok pahlawan sejati yang punya style khasnya sendiri.
Harus kami akui game ini sebenarnya tidak punya cerita yang bisa dibilang fantastis atau membuatmu mind-blown, tapi setidaknya satu bagian yang paling bisa kami apresiasi terletak pada karakternya. Faktor utama yang membuat kami begitu ketagihan memainkan game ini secara menyeluruh dan tidak hanya dari ceritanya saja adalah interaksi antar karakter. Entah kontroversi atau tidak, kami rasa Eidos melakukan tugas jempolan dalam membawa karakter Guardians of the Galaxy mereka sendiri yang bahkan lebih baik dari versi film MCU. Tidak hanya dari desain saja, pembawaan setiap karakter juga sangat pas dengan apa yang kami bayangkan. Setiap kali memainkan gamenya tidak peduli di mana karakter berada, pasti akan selalu ada interaksi kocak antar karakter yang begitu menghibur dan membuatmu perlahan semakin menyukai mereka.
Tentu saja semuanya tidak selalu berakhir sebagai lelucon, karena terkadang ceritanya bisa berfokus ke suasana yang lebih serius seperti bagaimana Star-Lord kembali mengingat serpihan memori dari masa kecilnya bersama sang ibu yang semakin membuat penasaran. Bagian lain yang kami sukai dari ceritanya terletak di sistem pemilihan dialog, yang memang cukup standar di kebanyakan game berbasis single-player, tapi Marvel’s Guardians of the Galaxy berhasil mengimplementasikannya dengan cukup baik. Tidak hanya itu opsi dialog seperti ini bisa muncul cukup sering seperti saat kamu sedang mengeksplor sebuah area sambil mendengarkan para Guardian berbincang atau saling mengoceh, hingga sampai ada cutscene cerita tersendiri yang mana opsi dialog menjadi lebih penting dan dapat merubah ending dari beberapa misi spesifik.
Sebagai contoh ada misi yang mana kamu membutuhkan uang denda untuk dibayar ke Nova Corps, tapi jalan terbaik yang bisa diambil adalah dengan menjual monster ke Lady Hellbender. Kamu akan diberikan dua opsi yaitu antara memilih Groot atau Rocket untuk jadi korban sementara (karena tentu saja mereka berencana membebaskan siapapun yang berhasil dijual). Keputusan besar seperti ini terkadang sering diiringi dengan opsi kecil lain, seperti bagaimana Drax punya rencana untuk melempar Rocket agar bisa mengakses mekanisme dari kejauhan untuk membantu mereka menyebrangi jurang dan mempercepat perjalanan menuju markas Lady Hellbender. Dari sini kamu bisa pilih antara mengikuti rencana Drax atau melindungi Rocket agar tidak kehilangan harga diri juga. Adanya opsi dialog seperti ini membuat jalan cerita dalam gamenya terasa lebih menghibur, meski inti cerita utamanya sendiri tidak sampai terkena pengaruh dan masih berfokus pada satu ending. Tapi tetap saja, setidaknya ini tetap berhasil membuat campaignnya terasa lebih replayable.
Eksplorasi Super Linear
Masuk ke gamenya sendiri, pertama mari kita diskusikan soal eksplorasi karena ini adalah bagian yang cukup berbeda dari bayangan kami di awal. Pertama, kami ingin memberikan pujian pada desain dunianya yang begitu indah. Setiap planet atau tempat yang kamu eksplorasi dibangun dengan atmosfer yang kuat dan terlihat tepat sasaran juga dengan source materialnya. Level atau area favorit kami masih dari area pertama di gamenya yaitu Quarantine Zone, sebuah kuburan luar angkasa masif yang penuh puing-puing dan semacam material ungu layaknya karang pink keungu-unguan yang membuat seluruh areanya terlihat liar dan majestik di saat bersamaan. Jadi ya, untuk urusan desain level tidak ada masalah.
Tapi jika membahas soal eksplorasinya sendiri, ini baru bagian yang cukup berbeda karena gamenya sendiri dibangun dengan sangat linear. Kamu tidak dibekali dengan mini map yang artinya kamu akan terus didorong untuk membuat progress berdasarkan insting dengan mengikuti jalur yang sudah disediakan. Ada beberapa rute yang bisa diambil dan dieksplorasi lebih dalam, tapi ini tidak sampai membuatmu keluar dari jalur utama karena gamenya sudah meletakan beberapa distraksi hingga item di tempat yang cukup efektif atau tidak sulit untuk dijangkau. Saat melakukan eksplorasi, terkadang kamu akan menemui penghalang jalan yang bisa berupa pintu terkunci atau area yang susah diakses dan membutuhkan pijakan.
Dari sinilah kamu bisa memanfaatkan skill khusus milik Guardian untuk membantumu, seperti Rocket yang dapat menyusup ke tempat sempit atau membuka pintu elektronik yang terkunci, Groot yang dapat membuat jembatan kayu, Drax yang dapat memindahkan objek berat untuk dijadikan pijakan, hingga Gmora yang bisa melakukan banyak tugas seperti memotong objek yang menghalangi jalan dan menjangkau area tinggi dengan skill akrobatiknya. Tentu saja sang karakter utama Star-Lord juga dibekali dengan skill uniknya sendiri, yang mana selain bisa menggunakan Visor untuk scan area sekitar, dia nantinya bisa menembakan peluru elemental seperti es untuk membekukan semburan air dan menjadikannya sebagai pijakan.
Saat eksplorasi kamu juga bisa menemukan benda seperti Guardians Collectible, yang nantinya bisa digunakan untuk mendapat interaksi spesial dan lebih personal dengan karakter Guardian spesifik saat sedang berada di momen santai. Ada juga banyak komponen mekanik yang bisa disamakan dengan mata uang utama untuk membuka perk Star-Lord. Jadi dari segi eksplorasi sendiri kami sebenarnya tidak punya masalah, karena terlepas dari strukturnya yang begitu linear, game ini masih menyuguhkan pacing yang pas dan tidak membuatmu kesulitan dalam membiasakan diri dengan lingkungan sekitar. Lebih baik lagi, tidak ada porsi gameplay puzzle selain beberapa mekanisme yang terlalu mudah untuk diselesaikan sehingga tidak layak disebut menantang.
Combat Seadanya
Sayangnya combat dalam game ini berakhir jadi area yang paling mengecewakan, tapi sebelum itu mari kita bahas soal mekanismenya terlebih dahulu. Jadi gamenya sendiri mengusung gameplay third-person action yang mana kamu hanya dapat mengendalikan Star-Lord daripada seluruh anggota Guardians of the Galaxy. Lalu apa peran karakter lainnya? Mereka bergerak sendiri sesuai keinginan kecuali saat kamu memberikan command untuk mengeksekusi skill spesialnya yang masing-masing punya empat slot utama. Jadi setelah mencapai progress jauh kamu bisa mendapat akses ke 20 skill yang bisa dipilah secara real-time baik itu yang dimiliki Star-Lord maupun karakter lain. Kamu memang hanya bisa mengeksekusi satu skill dari setiap karakter sebelum mendapat cooldown, tapi pemberian opsi yang semakin banyak justru sedikit menganggu tempo pertarungan dan butuh waktu sebelum bisa terbiasa.
Setiap karakter memiliki keahlian spesialnya sendiri, yang mana Star-Lord adalah karakter dengan mobilitas tinggi dan bisa bertempur dari jarak jauh dan dekat, Rocket adalah petarung jarak dekat dengan persenjataan unik, Groot adalah tank dengan daya tahan kuat dan punya skill crowd control terbaik, Drax adalah brawler tangguh yang dapat menggempur pertahan musuh, hingga Gmora yang sangat lihai dan punya daya serang mematikan. Setiap karakter ini sudah dibekali dengan moveset standar dan spesialnya sendiri yang tidak berbeda dari Star-Lord, tapi tetap saja pada akhirnya kamu hanya diperbolehkan untuk bermain sebagai satu karakter saja. Kami bukanlah expert yang tahu jalannya pengembangan sebuah game, jadi bisa saja ada alasan spesifik mengapa pihak developer mengambil pendekatan ini, meski ya tetap saja keputusan tersebut berakhir cukup disayangkan.
Hanya bermain sebagai satu karakter di mana yang lain hanya berperan sebagai support mengingatkan kami pada Scarlet Nexus, tapi ada perbedaan besar antara kedua game ini. Dalam Scarlet Nexus karakter lain berperan sebagai penghantar yang menyalurkan kekuatan mereka agar kami bisa menggunakannya, tapi dalam Marvel’s Guardians of the Galaxy kamu hanya sekedar memerintahkan karakter lain untuk mengeksekusi skill spesifik yang juga bisa dilakukan di Scarlet Nexus secara opsional jika mengikuti bonding event dari karakter favorit. Jadi untuk urusan combat gamenya memang terasa begitu sederhana dan kurang punya variasi menonjol yang bisa membuatmu betah memainkannya tanpa merasa bosan.
Tetap saja, setidaknya ada satu sistem keren bernama “Team Huddle”, sebuah command spesial yang mana kamu bisa mengaktifkan skill utltimate / super move yang tidak biasa. Cara kerja dari Team Huddle adalah saat bar meter khususnya terisi penuh dan kamu bisa mengaktifkannya untuk membuat Star-Lord memanggil para Guardian untuk berkumpul. Pada bagian ini gamenya akan beralih ke dalam cutscene khusus yang mana kamu harus memberikan mereka motivasi untuk terus bertarung. Team Huddle kemudian ditutup saat Star-Lord memainkan musik dari cassete player untuk merubah atmosfer pertarungan menjadi lebih sensasional. Jika berhasil memilih dialog motivasi yang pas kamu dapat membuat seluruh Guardian mendapat power boost, tapi jika memilih dialog motivasi yang salah setidaknya Star-Lord masih mendapat keuntungan dari power boost dengan alunan musik berbeda juga. Gimmicky atau tidak, kami rasa sistem ini cukup unik dan patut untuk diapresiasi karena berhasil menonjolkan vibe dari Guardians of the Galaxy itu sendiri. Setiap selesai bertarung kamu akan mendapat Ability Points yang bisa digunakan untuk membuka skill khusus dari tiap Guardian.
Minim Kustomisasi
Mengejutkannya game ini juga minim dari sisi kustomisasi. Ada menu untuk upgrade karakter dengan membuka skill baru, tapi karena kamu hanya bisa bermain sebagai Star-Lord jadi pastikan untuk memprioritaskan skillnya lebih dulu. Selain itu kamu juga bisa membuka perk untuk memperkuat kemampuan bertarung Star-Lord melalui workbench dengan menyiapkan komponen mekanik yang cukup. Beberapa perk tersebut sudah termasuk kemampuannya dalam menembak saat melakukan gliding atau berseluncur di tanah, mendapat health pick-up lebih dari musuh yang berhasil dikalahkan, dan masih banyak lagi. Tidak ketinggalan game ini juga menghadirkan banyak kostum keren yang bisa didapat hanya dengan eksplorasi atau lewat bonus pre-order. Selain ini, tidak ada banyak kustomisasi lain yang bisa membuatmu sibuk.
Kesimpulan
Gamenya memang tidak menawarkan kualitas dengan kaliber kelas atas seperti yang selalu diharapkan banyak fans, tapi kami rasanya seperti bebohong jika tidak menyebut kalau Marvel’s Guardians of the Galaxy adalah game yang cukup solid. Meski beberapa mekanisme dibuat terlalu sederhana dan kurang mendapat sentuhan lebih untuk memperkuat pengalaman bermain, kami rasa keseruan utama justru terletak pada cerita terutama pada interaksi antar karakternya yang begitu menghibur di sepanjang permainan. Tambahan opsi dialog juga membuat gamenya lebih replayable, terlepas dari struktur cerita utama dan ending yang tidak berubah. Dengan nyaman, kami bisa memastikan kalau Marvel’s Guardians of the Galaxy adalah rekomendasi yang lebih baik dibanding Marvel’s Avengers, apalagi jika kamu sudah termasuk fans dari Guardians of the Galaxy sendiri.
Marvel’s Guardians of the Galaxy akan hadir di PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series dan PC pada tanggal 26 Oktober besok. Kamu bisa cek website resminya DI SINI untuk mendapatkan informasi terupdate seputar gamenya.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Marvel's Guardians of the Galaxy
PROS
- Cerita seru dengan sistem pemilihan dialog yang solid
- Karakter memorable yang begitu menghibur
- Desain dunia luar biasa
- Sistem combat responsif yang mudah dipahami
CONS
- Sayangnya combat terlalu sederhana dan cepat repetitif
- Beberapa mekanisme terasa seadanya
- Struktur permainan yang begitu linear (bisa jadi kekurangan untuk sebagian orang)
Discussion about this post