Film dokumenter selama beberapa tahun terakhir sudah berkembang lebih pesat berkat teknologi dan juga penelitian yang lebih mendalam. Tidak cuma soal keadaan zaman sekarang, melainkan juga masa prasejarah seperti zaman dinosaurus misalnya. Jika Anda tertarik tentang dinosaurus, Prehistoric Planet bisa menjadi jawaban dan terus dilanjutkan di Season 2.
Melanjutkan sebagai dokumenter yang sukses pada season pertamanya, season keduanya kembali ditayangkan di Apple TV+ dan dikerjakan lagi oleh Sir David Attenborough. Masih sama seperti sebelumnya, season kedua ini juga akan dibagi menjadi 5 episode dengan membahas area serta spesies yang berbeda-beda. Mari simak review kami!
Ada Perbedaan Mencolok dari Season 1
Ketika pertama kali menonton season 2, kami ada pikiran untuk membandingkannya dengan season 1. Ketika menonton season perdananya, Anda akan merasa kagum dan terkesima tanpa ada kesan membandingkan. Sebagian besar yang mereka jelaskan di season 2 terasa mirip. Contohnya sudah terasa pada Episode 1 – Islands, dengan judul yang berbeda, penjelasannya mirip dengan Episode 1 – Coasts yang ada di season pertama.
Meskipun begitu, setelah Anda melupakannya, kontennya sendiri sebenarnya sangat bagus. Ini adalah film dokumenter dinosaurus, jadi tidak ada plot atau alur cerita yang rumit atau semacamnya. Sebaliknya, Anda hanya dibuat untuk bersantai dan menonton dinosaurus dan berbagai hewan purba lainnya bermain.
Satu hal yang perlu kami apresiasi pada season 2 adalah fakta bahwa mereka kini memiliki fokus yang jauh lebih besar pada hewan-hewan non-dinosaurus. Ini adalah hewan prasejarah lainnya, tapi secara teknis bukan dinosaurus – seperti Pterosaurus, mamalia, dan bahkan katak.
Sebagai penggemar berat hewan prasejarah, saya menyukainya, sangat menyenangkan melihat begitu banyak hal baru yang biasanya tidak Anda lihat direpresentasikan seperti itu. Meskipun begitu, jika Anda adalah penikmat yang lebih santai, saya bisa melihat seseorang berteriak dan selalu menuntut keberadaan T.Rex yang gahar. Sayangnya, Anda tidak akan banyak melihatnya.
Namun bukan berarti dinosaurus tidak ada sama sekali, mereka masih menjadi bagian terbesar dari seri ini, dan mereka selalu mendapatkan adegan paling keren. Episode 3 bahkan akhirnya membuat Anda bisa melihat T.Rex benar-benar membunuh sesuatu (di Season 1 setiap kali T.Rex muncul, ia hanya bersantai dan goler).
Season 2 juga terkesan lebih dramatis. Season 1 masih berpegang teguh pada aturan sebuah dokumenter alam – tidak ada sudut kamera yang digunakan yang tidak bisa digunakan oleh seseorang di Nat Geo untuk membuat film di alam liar. Season 2 benar-benar melanggar aturan ini dengan sesekali melakukan pengambilan gambar yang dramatis. Ada satu bidikan yang menampilkan Hatzgeopteryx yang saya yakin 99% merupakan referensi untuk Dr Mark Witton yang sangat saya sukai.
Namun saya tetap menyukai bahwa Season 2 tampaknya lebih banyak bergerak berdasarkan tema daripada Season 1. Sementara Season 1 sangat fokus pada jenis area, Season 2 menggunakan area untuk menceritakan sebuah cerita seputar ide. Episode 2, misalnya, adalah tentang membesarkan anak-anak. Setiap hewan yang Anda lihat sedang merawat telurnya, atau anak-anaknya yang baru saja lahir.
Ada Konten Mendidik Tambahan
Satu hal yang sangat saya sukai dari dokumenter ini adalah setiap episode sekarang diakhiri dengan Prehistoric Planet Uncovered – sebuah segmen mini di mana Sir David dan para ilmuwan yang bekerja di acara ini membicarakan ide-ide yang mereka tampilkan dalam episode tersebut.
Misalnya Episode 2 memiliki diskusi yang bagus tentang bagaimana mereka menebak kebiasaan ibu dinosaurus saat merawat anak-anaknya berdasarkan hewan-hewan yang ada di zaman sekarang. Juga, melihat Sir David memegang berbagai fosil dan benda-benda lainnya sambil menjelaskan tentang dinosaurus adalah hal yang luar biasa.
Hal lain yang sangat saya sukai lainnya adalah sama seperti musim pertama, yaitu dimana tiap kali seekor anak / bayi dinosaurus, kemungkinan besar bakal ada adegan pembunuhan. Saya menjadi sangat gugup karena itu biasanya berarti mereka akan mati. Ada beberapa kali mereka tidak mati dan itu terasa seperti plot twist. Jika Anda tidak suka melihat bayi dinosaurus yang lucu dimakan hidup-hidup, maka sebaiknya lewati saja film ini.
Desain Dinosaurus yang Lebih Bervariasi
Secara keseluruhan, saya sangat menyukai pemilihan hewan untuk Season 2. Pada Season 1 memiliki banyak wajah-wajah yang sudah dikenal, season kedua ini benar-benar terasa seperti mereka ingin menggunakan kesempatannya untuk menunjukkan kepada Anda beberapa makhluk aneh. Ada beberapa dinosaurus yang terlihat keren dan sangat asik bagi saya, tapi beberapa di antaranya memiliki tanduk tunggal di kepalanya, atau hidung yang besar, atau bentuk tengkorak yang lucu.
Saya suka bahwa mereka terus mengikuti tren untuk menemukan alasan untuk memiliki dinosaurus “karakter utama” juga. Selalu ada satu individu yang memiliki warna yang sedikit berbeda, entah karena mereka lebih muda, lebih tua atau satu-satunya jantan. Sangat bagus bagi penonton untuk tidak tersesat di tengah semua kekacauan yang terjadi dan merasa masuk kedalam.
Meskipun begitu, keluhan utama saya adalah terkadang binatang-binatangnya terasa sangat hollywood. Tidak banyak, tapi seperti ada adegan di mana seekor katak mengaum pada seekor sauropoda yang terasa seperti ada di sana untuk meme dan bukan untuk hal lain yang berguna.
Kesimpulan
Tentu saja sebagai seseorang yang menyukai dinosaurus serta seri dokumentar, saya amat sangat senang melihat lebih banyak gambaran lewat Prehistoric Planet. Saya sangat mengapresiasi bagaimana film dokumenter ini memperlihatkan banyak hal yang bahkan tidak akan banyak Anda dilihat pada buku sejarah.
Pada season keduanya ini ada begitu banyak ide yang sangat berani juga – dan bisa melihat mereka menjelaskannya di akhir setiap episode adalah hal yang sangat menyenangkan dengan gambaran yang berbeda. Ini mendidik tapi juga memukau secara visual, dan saya sangat menghargainya.
Kelemahan utamanya adalah untuk penonton yang lebih umum, Anda mungkin akan merasa agak lambat temponya. Episode 4 berakhir dengan sangat acak, dengan sekelompok Elasmosaurus yang hanya makan lumpur. Rasanya tidak perlu mengakhiri setiap episode dengan klimaks yang besar, yang mana sangat bagus untuk saya, tapi belum tentu untuk orang lain.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post