Upaya Konami dalam membangkitkan franchise Silent Hill telah diiringi dengan pengembangan berbagai proyek yang cukup diantisipasi, salah satunya termasuk Silent Hill 2 Remake. Reputasi seri originalnya sebagai salah satu game petualangan horror terbaik sepanjang masa tentu jadi tantangan besar untuk bisa direalisasikan dalam sebuah game modern, dan saat mengetahui kalau Bloober Team adalah developer yang menanganinya, seketika ada rasa skeptis yang muncul dari banyak fans. Ini memang bisa dimaklumi, karena developer asal Polandia tersebut sejauh ini memiliki track record yang cukup standar dan terkadang kurang sesuai ekspektasi.
Hanya saja sekarang setelah embargo review lepas dan banyak orang sudah berkesempatan memainkan gamenya lewat Advanced Access, Silent Hill 2 Remake berhasil jadi hit manis. Gamenya eketika berhasil membuang rasa khawatir dan merubahnya jadi antusiasme besar, apalagi dari para pendatang baru ke franchise ini. Kami sendiri sudah memainkan gamenya selama beberapa hari terakhir dan datang dari sudut pandang yang belum pernah memainkan seri originalnya dulu, pengalaman horror yang ditawarkannya benar-benar sangat berkesan.
Jalan Cerita
Membahas jalan cerita dalam Silent Hill 2 bisa cukup riskan karena adanya beberapa poin penting yang berujung pada spoiler besar. Judul gamenya sendiri mungkin akan membuat banyak orang berandai-andai mengenai apakah ada keterikatan dengan seri pertamanya dulu. Kami sendiri bisa bilang kalau game ini bersifat standalone dan meski latar ceritanya terbilang sama, tapi ada skenario unik yang membuat seri keduanya ini lebih berfokus pada tema horror psikologis.
Jadi ceritanya sendiri menempatkanmu sebagai seorang pria bernama James Sunderland, yang pada suatu hari mendapat surat misterius hingga memandunya datang ke kota terpencil bernama Silent Hill. Pengirim surat tersebut seolah mengklaim dirinya sebagai Mary, istri dari James yang sudah lama meninggal karena suatu penyakit. Demi memastikan kebenaran yang mustahil tersebut, dia memutuskan datang ke ke Silent Hill yang sudah terlihat layaknya kota mati dan diselimuti kabut tebal.
Tapi dibalik kesunyian yang menyelimuti seluruh kota, ada ancaman dari makhluk misterius yang akan membuatmu terus bertanya-tanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi di kota tersebut, dan apakah keputusan James untuk menyelidiki Silent Hill akan kembali mempertemukannya dengan Mary. Tentu saja semua ini hanya menyentuh permukaannya saja, karena inti dari cerita Silent Hill 2 jauh lebih dalam dari apa yang bisa kamu bayangkan.
Dari sisi penyampaian ceritanya ada perombakan besar, seperti lebih banyaknya cutscene kualitas tinggi dan sekian banyak momen tambahan yang memiliki semacam build-up. Bahkan dari sekedar percakapan biasa antar karakter berhasil ditangani dengan sangat baik, meski kami sendiri jujur masih kurang begitu suka dengan model 3D dari beberapa karakter, baik itu dari segi desain hingga tampilan wajah yang jadi terkesan lebih tua atau muda.
Eksplorasi, Puzzle, dan Combat
Tidak memakan waktu lama sampai gamenya langsung membawamu dalam sesi eksplorasi ke Silent Hill, dan untuk ini kamu akan dibekali dengan map berbeda bergantung pada setiap area baru. Gamenya sendiri tidak akan benar-benar memberitahumu secara langsung akan apa yang harus dilakukan demi mendorong progress, melainkan bagaimana kamu harus memperhatikan betul setiap petunjuk yang berhasil ditemukan sekaligus mengeksplor area dengan penanda khusus di setiap map.
Contohnya dalam porsi kota awal Silent Hill, ada beberapa bangunan yang sama sekali tidak perlu dikunjungi untuk mendorong progress cerita, tapi di dalamnya kamu bisa mendapat resource seperti Health Drink dan Syringe yang sangat esensial demi bertahan hidup. Selain itu kamu terkadang bisa menemukan dokumen seperti berita dari surat kabar yang memuat cerita atau insiden misterius di kota tersebut, yang tentu memberimu lebih banyak konteks tambahan untuk lebih memahami dunianya.
Demi mendorong progress yang ada, kamu akan sering dihadapkan pada puzzle yang tentu membutuhkan backtracking. Puzzlenya sendiri tidak begitu sulit untuk dipecahkan, tapi kamu tetap harus lebih teliti dalam memperhatikan item penting yang didapat serta akses ke beberapa area terkunci, karena tanpa disadari bisa saja item dalam inventory adalah kunci yang dibutuhkan dalam mengakses suatu area baru. Meski dengan adanya backtracking, selalu ada perubahan yang terjadi di lingkungan sekeliling, sehingga kami tidak mendapati adanya rasa bosan karena setiap progress meski sekecil apapun selalu terasa rewarding.
Combat bukanlah nilai jual terkuat dalam game ini, tapi kamu akan sering dihadapkan pada banyak makhluk misterius dan tantangan boss mencekam. Berbeda dibanding franchise Resident Evil di mana kamu dibekali dengan banyak persenjataan tangguh dan fakta kalau sebagian dari karakternya tergabung dalam pasukan elit, Silent Hill 2 menempatkanmu sebagai seorang pria biasa yang hanya ingin bertahan hidup. Keputusan untuk merubah style gameplay menjadi third-person bisa dibilang sangat cocok bagi kami, apalagi dalam memfasilitasi combat yang lebih baik.
Sekiranya pada dua jam pertama saja kamu hanya dibekali dengan balok kayu berpaku sebagai senjata utama, dan bagaimana setiap musuh yang dilawan cukup tangguh jika kamu tidak hati-hati. Kamu juga harus bisa beradaptasi dengan gerak-gerik mereka, karena terkadang ada yang bisa menyemburkan cairan asam sehingga kamu perlu menjaga jarak, ada yang menerjang secara frontal sehingga perlu kamu hindari, hingga yang memiliki gerakan lebih lincah dan bahkan bisa menghindari seranganmu.
Dan saat berhasil mendapat senjata api, kamu tidak bisa boros menggunakannya karena peluru di game ini bisa dibilang termasuk resource yang cukup terbatas, tidak terkecuali dengan item recovery. Untuk itu pasti ada momen di mana kamu sebaiknya menghindari ancaman daripada menghabisi setiap musuh yang ditemui. Ada intensitas kuat setiap kali kamu dihadapkan pada musuh, di mana gamenya akan memainkan soundtrack mencekam dengan tambahan efek suara statis dari radio.
Jadi meski adanya fakta kalau kamu bisa melawan makhluk-makhluk ini, masih ada kesan horror yang begitu kuat darinya, dan bagaimana kamu akan selalu merasakan sensasi layaknya mangsa yang berjalan masuk ke sarang pemburu.
Atmosfer Horror Sempurna
Hanya saja dari semua kelebihan utama yang dibawa remakenya ini, kami benar-benar dibuat sangat takjub dengan kualitas visualnya yang menggunakan basis Unreal Engine 5. Lingkungannya didesain dengan penuh perhatian bahkan hingga detail terkecil yang bisa tidak disadari, contohnya seperti dari efek suara yang sudah disesuaikan sedemikain rupa bergantung pada di mana karaktermu sedang berada. Atmosfernya terasa sangat mencekam apalagi karena efek kabut tebal yang begitu imersif dan meski ini membuat lingkungan sekitar jadi lebih sulit diamati dari jauh, tapi nyatanya ini berhasil menciptakan nuansa yang memang sangat khas dengan Silent Hill sendiri.
Tapi demi mendapat sensasi atmosfer yang paling pas, kami perlu menerapkan beberapa setting khusus seperti penurunan efek Gamma ke 2.10 (bisa lebih rendah atau tinggi, bergantung seleramu) dan penggunaan mode grafis “90s”. Untuk itu kami sangat rekomendasikan agar menyesuikan gamenya ke dua pengaturan tersebut, karena opsi bawaannya sendiri bagi kami masih terasa kurang dan terlalu cerah. Mungkin ini terkesan sepele, tapi kesan terkuat dari pengalaman bermain kami justru datang dari sekedar menikmati nuansa horror dunianya.
Ada begitu banyak opsi tambahan lain untuk menyesuaikan efek grafisnya, tapi lebih dari itu gamenya telah menawarkan aksesibilitas melimpah bagi para pemain berkebutuhan khusus. Beberapa opsi yang tersedia sudah mencakup tampilan UI, efek grafis termasuk indikator warna, hingga yang berhubungan dengan tingkat kesulitan atau porsi gameplay. Meski sudah sangat memadai dari sisi aksesibilitas, hal yang sama kurang kami dapati dari sisi performanya di PlayStation 5. Dari yang kami dapati game ini cukup optimal di PC, tapi untuk versi konsol kami bisa merasakan adanya penurunan FPS, terutama di mode Performance yang justru lebih tidak konsisten.
Kesimpulan
Terlepas dari ekspektasi besar dalam membuat remake untuk salah satu game horror paling ikonik dalam sejarah sekaligus rasa skeptis akan kapabilitas mereka, Bloober Team berhasil membuktikan potensi terbaik mereka lewat game ini. Meski kami termasuk salah satu yang tidak punya koneksi kuat akan seri originalnya dulu, apa yang ditawarkan Silent Hill 2 Remake adalah sebuah pengalaman yang terbukti masih sangat fresh dan punya beberapa kelebihan kuatnya sendiri. Ini terutama kami rasakan dari sisi visualnya yang sukses menciptakan latar dunia dengan nuansa horror luar biasa, ditambah juga dengan cerita penuh misteri dan plot twist.
Meski ada beberapa kekurangan di sana-sini, tidak ada yang menurut kami terlalu signifikan pada pengalaman bermain kecuali dari penurunan FPS yang memang jelas terasa di mode Performance. Jika Bloober Team berhasil mempertahankan tingkatan kualitas serupa untuk proyek-proyek mereka di masa depan nanti, maka kami tidak keberatan semisal mereka kembali terlibat dalam remake seri Silent Hill lainnya.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Silent Hill 2 Remake
PROS
- Porsi cerita ikonik yang semakin disempurnakan
- Visual hingga atmosfer horror yang luar biasa
- Begitu banyak perombakan dan fitur QoL esensial
- Sudut pandang third-person yang membuatnya lebih seru untuk dimainkan
CONS
- Beberapa desain ulang karakter yang seharusnya bisa lebih baik
- Penurunan FPS yang cukup terasa untuk versi PS5, terutama di mode Performance
Discussion about this post