Seolah masih tertahan sebagai franchise JRPG “niche” di pasaran, Bandai Namco akhirnya mengambil langkah berani untuk membawa evolusi baru untuk Tales of Series. Setelah mengambil jeda waktu pengembangan yang cukup lama sejak rilisnya Tales of Berseria, seri ini akhirnya kembali muncul ke permukaan lewat Tales of Arise yang terlihat begitu menakjubkan. Selain dari peningkatan kualitas grafis menawan serta gameplay action yang lebih kentara, sepertinya game ini akan menghadirkan cerita emosional yang didukung chemistry kuat antara kedua karakter utama Alphen dan Shionne.
Kebetulan kami sudah sempat memainkan dua versi demo berbeda dari gamenya dengan artikel previewnya bisa kamu cek DI SINI dan DI SINI, jadi memang ada impresi kalau kami sudah mendapat gambaran jelas mengenai konten seperti apa yang akan ditawarkan game penuhnya. Dugaan yang tidak sepenuhnya meleset memang, tapi konten yang tersimpan dalam Tales of Arise ternyata jauh lebih besar dan penuh kejutan dari apa yang selama ini kita duga.
Lalu apakah game yang menjadi “awal baru” dari franchise Tales ini sukses menjawab ekspektasi kami? Langsung simak jawabannya pada rangkuman reviewnya di bawah ini!
Jalan Cerita
Cerita dalam game ini mengambil setting di dua planet yang saling terhubung yaitu Dahna dengan peradaban medieval tradisional dan Rena yang jauh lebih kuat dari kekuatan militer serta teknologinya. Meski Rena sempat dipandang sebagai tanahnya para dewa, bangsa tersebut pada akhirnya berakhir melakukan invasi keji dan menguasai Dahna selama lebih dari 300 tahun. Wilayah Dahna kemudian dibagi dalam lima area yang dikuasai oleh Lord berbeda, di mana masing-masing dari mereka memiliki Master Core sebagai sumber kekuatan dan kekuasaan mutlak. Objek luar biasa ini bisa dibilang adalah kunci utama mereka untuk memenangkan Crown Contest dan menjadi penguasa mutlak (atau yang game ini sebut Sovereign) dari dua dunia.
Saat harapan sudah lama hilang, gamenya kemudian memperkenalkan sosok pemuda bertopeng besi bernama Alphen. Dia adalah sang karakter utama yang awalnya menjadi budak di Calaglia, salah satu wilayah utama Dahna yang dikuasai oleh Lord Balseph. Berbeda dari budak lainnya, dia mengalami amnesia berat dan tidak bisa merasakan sakit sama sekali (alias benar-benar mati rasa dari luka fisik apapun). Saat menunggu momen tepat untuk kabur, takdirnya kemudian berubah saat Alphen bertemu dengan wanita misterius bernama Shionne dan kelompok pemberontak Crimson Crows yang dipimpin Zephyr. Dari sana ceritanya terus berkembang secara linear ke arah yang cukup terprediksi, seperti bagaimana Alphen dan Shionne berhasil mengalahkan Balspeh, bertualang ke wilayah jajahan Lord selanjunya, dan tentu saja bertemu dengan karakter baru yang bergabung dalam party mereka. Meski ceritanya memang cukup terpediksi, tanpa menyebut spoiler ternyata Tales of Arise punya kejutan besar yang kami yakin pasti membuat sebagian besar pemain terkejut.
Kembali ke cerita, satu bagian yang paling kami sukai adalah karakternya sendiri. Keenam karakter utama di gamenya benar-benar punya pembawaan sifat dan daya tarik berbeda, ini apalagi semakin dieksplor lewat beragam momen cerita opsional seperti saat menjalani misi sampingan atau sekedar menonton Skit (akan kami bahas nanti). Sebagai contoh Dohalim, sosok bangsawan yang terlihat tampan dan keren ini ternyata punya pembawaan yang manja dan kadang bisa terkesan seenaknya sendiri, sehingga karakter lain seperti Kisara seolah jadi sosok ibu yang berusaha mendidiknya dengan keras. Atau Law yang punya sisi mesum terlepas dari kesan awalnya sebagai karakter edgy, Rinwell yang punya minat tinggi akan sejarah kuno Dahna, dan yang paling kami favoritkan adalah kebiasaan Shionne yang rakus dan mudah lapar. Tapi chemistry terbaik tentu bisa dilihat dari Alphen dan Shionne sendiri, yang mana kedua karakter utama tersebut seperti duo yang tidak terpisahkan dan saling melengkapi satu sama lain.
Tapi sayangnya meski keenam karakter utama di game ini dibuat dengan begitu solid, hampir semua antagonis justru terkesan terlalu lemah. Kami bicara “lemah” dalam artian kalau karakternya benar-benar mudah terlupakan, apalagi bagaimana gamenya tidak memberi build-up cerita yang cukup untuk membuat kami peduli dengan setiap antagonis yang ada. Sangat berbeda dengan kebanyakan game Tales lain seperti Tales of Xillia contohnya, di mana game tersebut punya Gaius yang digambarkan sebagai raja badass dengan kehadiran yang begitu kuat di sepanjang game hingga mencuri hati banyak fans. Karena itulah memang cukup disayangkan melihat bagaimana Protagonis >>> Antagonis dalam Tales of Arise terasa begitu jelas, tapi ya ini memang hanya berdasarkan pendapat kami saja, jadi siapa tahu kamu justru menyukai setiap antagonis yang ada di dalam gamenya saat sudah bermain nanti.
Gameplay Tradisional Tales yang Lebih Flashy dan Keren
Mengutip dari preview kami sebelumnya, Tales of Arise masih mempertahankan sistem gameplay tradisional Tales sembari membawa evolusi baru yang membuat setiap pertempuran terasa lebih epik. Tapi sebelum masuk ke gameplay utama, ada baiknya kalau kami memberikan pengenalan pada sistem gameplay khas serinya. Jadi setiap game Tales selalu dibangun dengan skema yang mirip dengan kebanyakan game JRPG klasik, kecuali dengan implementasi gameplay berbasis Action RPG dan ditiadakannya Random Encounter. Salah satu elemen utamanya diberi nama Linear Motion Battle System (LMBS). Sederhanannya, ini adalah sistem gameplay yang lebih mirip game Brawler di mana setiap pergerakan karakter serta eksekusi skill bertarung diatur dalam command khusus. Contohnya jika ingin menggerakan langkah karakter secara leluasa, kamu baru bisa melakukannya dengan menahan tombol khusus, karena jika menggerakan analog saja maka karaktermu hanya dapat bergerak maju dan mundur.
Tentu saja sistem ini sudah mengalami banyak perubahan di setiap seri barunya, termasuk untuk Tales of Arise yang kami rasa lebih mendekati game action murni karena keleluasaan kontrol karakter serta runtutan skill kombo yang responsif dan begitu seru saat dimainkan. Secara keseluruhan, Tales of Arise tidak membawa begitu banyak perbedaan. Kamu akan tetap masuk ke dalam pertempuran dengan empat party member aktif, melancarkan serangan sederhana, membangun kombo yang dipadukan skill Arte dari tiap karakter, sembari melakukan manuver untuk menghindari serangan musuh yang kebetulan menjadi fokus utama di seri barunya ini.
Jadi jika di game Tales lain kamu dapat menahan serangan musuh sambil bisa melakukan sedikit manuver sidestep untuk menghindari serangan musuh, Tales of Arise menghilangkan aksi untuk menahan serangan dan menggantinya dengan manuver menghindar dengan satu perintah command seperti di kebanyakan game action. Banyak fans sempat khawatir akan adanya perubahan ini, tapi aksi mengindari serangan yang lebih mudah justru membuat tempo permainan terasa lebih cepat. Belum lagi kamu bisa melakukan serangan counter instan serta memulihkan Arte Gauge (AG) kosong yang diperlukan untuk mengeksekusi skill.
Dua mekanisme baru yang ditonjolkan dalam gameplaynya adalah Boost Attack dan Boost Strike. Untuk Boost Attack sendiri ini adalah serangan spesial yang dapat dieksekusi karakter party member dengan menekan tombol arah panah di bagian analog. Lebih dari sekedar memberikan damage, Boost Attack justru lebih penting digunakan dalam berbagai kondisi berbeda. Contohnya saat musuh akan melancarkan serangan Arte yang masih dipersiapkan, kamu dapat menggagalkan serangan mereka sekaligus menghancurkan pertahannya dengan menggunakan Magic Cancel milik Rinwell, musuh dengan pertahanan keras dapat dipenetrasi dengan serangan terkonsentrasi milik Law, sementara musuh yang dapat melakukan manuver lincah serta menghindari seranganmu dapat dibuat melemah dengan serangan elemen bumi dari Dohalim. Karena Boost Attack memiliki cooldown yang cukup memakan waktu, maka ada baiknya untuk hanya menggunakannya di momen yang dirasa paling tepat.
Sementara Boost Strike adalah serangan kombo spesial yang dapat dieksekusi oleh dua karakter secara bersamaan untuk menghasilkan damage lebih besar. Serangan ini dapat dipicu setelah bar pertahanan milik musuh terisi penuh dan menempatkan mereka dalam status “Break”. Sistem ini cukup mengingatkan kami dengan Dual Arte di seri Tales of Xillia. Perbedaannya kamu hanya dapat melakukan aksi tag-team dalam satu serangan pamungkas saja, sementara di Tales of Xillia sistem ini memungkinkan dua karakter untuk selalu terhubung dan memungkinkan eksekusi serangan pamungkas yang lebih beragam secara sering.
Intinya gameplay action RPG dalam Tales of Arise atau kebanyakan game lain dalam seri ini memang lebih menekankan elemen strategi, dan bukannya sekedar mengeksekusi command serangan secara leluasa dengan harapan musuh bisa mati cepat seperti di game hack and slash kasual. Semua aksi yang kamu lakukan harus selalu efektif, termasuk mengeksekusi skill Arte dan memanfaatkannya di momen yang pas saat musuh berada di posisi terlemah. Kamu bahkan bisa mengatur command skill Arte secara leluasa untuk menciptakan runtutan kombo berbeda sesuai selera. Pada awal permainan setiap karakter dapat menggunakan masing-masing 3 Arte tipe seranagn Ground dan Aerial, yang mana setiap Arte dapat ditingkatkan juga levelnya bergantung dari seberapa sering kamu menggunakan skill tersebut. Perlu diperhatikan juga kalau hampir setiap musuh memiliki kelemahannya sendiri, terutama saat menghadapi boss monster (dalam game ini disebut Zeugle) yang di tubuh luarnya ada bagian menyala yang merupakan titik lemahnya.
Kami sempat menyebut kalau sering menamatkan game Tales hanya dengan mengendalikan satu karakter, dan klaim ini memang benar karena sisa karakter party yang menemanimu dalam pertempuran selalu melakukan tugasnya dengan baik. Mereka selalu dapat beradaptasi dengan situasi pertempuran dan memberikan bantuan support seperti healing bahkan saat posisi karakter yang dikendalikan tidak begitu kritis. Tapi tentu akan jauh lebih baik kalau kamu bisa sesekali bermain sebagai karakter lain untuk merasakan variasi gameplay berbeda agar tidak cepat bosan, apalagi jika memainkan gamenya di tingkat kesulitan Moderate dan Hard yang pasti menuntut adanya variasi gameplay lebih efektif dan kemampuanmu dalam mengendalikan karakter party member lain secara manual di momen yang tepat.
Untuk membuat setiap karakter terasa lebih spesial dan memiliki peran gemilangnya sendiri, game ini sudah memberikan tiap mereka semacam “Perk” khusus. Contohnya seperti sang protagonis Alphen, dia dapat mengorbankan sedikit Health Point (HP) untuk serangan dan kombo brutal dengan pedang Flaming Edge. Menariknya Perk ini berhubungan langsung dengan kondisi karakter dalam ceritanya dan bukan sekedar gimmick khusus. Seperti bagaimana Alphen kehilangan HP karena pedang Flaming Edge dapat membakar tangan penggunannya, tapi Alphen dapat mengatasi kekurangan tersebut karena dia memang manusia yang tidak bisa merasakan rasa sakit. Perk khusus ini berhasil memberikan setiap karakter peran yang lebih menonjol, sehingga ada pertimbangan khusus dalam membangun party mana yang dirasa paling cocok dengan gaya bermain.
Seiring berjalannya permainan kamu akan mendapat Skill Point (SP) yang dapat digunakan untuk membuka Arte baru dan skill pasif untuk memperkuat karaktermu. Kamu bisa mengaksesnya melalui menu Skill Panel yang mana setiap karakter memiliki Emblem / Title (kategori) yang diisi oleh lima set skill untuk dibuka. Semuanya dapat diatur dengan bebas sesuai dengan mana skill yang jadi prioritasmu, tapi kalau boleh kami sarankan untuk selalu berfokus pada penambahan slot AG serta peningkatan efek pasifnya agar kamu dapat bertarung dengan lebih efektif, karena untuk mengeksekusi Arte kamu tentunya membutuhkan AG yang mencukupi. Skill lain yang bisa menjadi prioritas adalah pada bagian Evade serangan, karena semakin cepat dan mudahnya karakter dalam menghindari serangan, kamu bisa memulihkan AG dalam sekejap sekaligus mempercepat proses untuk masuk Over Limit. Over Limit sendiri adalah fase power up yang mana karaktermu dapat menggunakan Arte tanpa batasan AG sekaligus satu-satunya momen untuk bisa mengeksekusi Mystic Arte (jurus ultimate pamungkas yang dimiliki setiap karakter).
Perubahan lain yang kami amati juga terletak pada hadirnya sistem Cure Points (CP). Sistem ini menggantikan peran Mana untuk mengaktifkan skill Arte seperti memulihkan HP dan membangkitkan karakter yang gugur. CP dalam game ini sudah menyatu dalam satu bar dan tidak dibagi ke setiap karakter, tapi jumlah yang diberikan setidaknya masih cukup banyak untuk digunakan dalam satu kelompok. Kamu dapat memulihkan CP dengan menggunakan item Orange Gel, tapi jika memang sampai kehabisan CP sekaligus item pemulihannya, kamu tetap bisa memanfaatkan item penyembuh lain seperti Apple Gel. Jadi pastikan untuk selalu stok item consumable sebelum siap menghadapi pertempuran panjang terutama saat berhadapan dengan boss utama di tiap area.
Secara keseluruhan kami sangat suka dengan gameplay dalam Tales of Arise karena selalu ada perubahan baru dari waktu ke waktu yang membuatnya tidak membosankan. Baik itu mempelajari beragam Arte baru, menjajal variasi kombo berbeda, menggunakan karakter lain secara bergiliran, hingga mendapat akses ke set Arte kedua sehingga setiap karakter dapat dibekali dengan 12 skill aktif yang bisa saling dihubungkan jadi runtutan combo panjang. Bagian terbaiknya? Tales of Arise jadi terasa seperti game action dengan kontrol gameplay lebih mulus dan punya tempo cepat, tapi di saat yang sama masih terasa murni layaknya game Tales klasik. Tidak sepenuhnya sempurna memang, karena ada beberapa momen di mana kontrol kamera terasa berat dan kurang responsif, termasuk juga sistem auto lock-on yang tidak konsisten seperti bagaimana karaktermu terkadang mengincar musuh di jarak yang lebih jauh dari target yang ada di sampingnya. Beberapa kekurangan ini mungkin saja bisa dirasa lebih fatal bagi sebagian pemain, tapi untungnya ini tidak sampai merusak pengalaman bermain kami.
Eksplorasi Menakjubkan dan Fasilitas yang Tersedia
Dari segi production value, Tales of Arise adalah game yang hadir dengan kualitas tanpa kompromo. Kami sempat mengatakan kalau gamenya berhasil menciptakan gaya visual 3D berbasis anime paling sempurna, dan klaim ini masih 100% relevan. Keindahan grafisnya terutama sangat menonjol di desain lingkungan, map open field hingga dungeon yang kesemuanya diracik dengan perhatian ekstra. Jika di semua game Tales sebelumnya ada banyak area yang terasa hambar seperti area terbuka tandus, dalam Tales of Arise semua area yang kamu kunjungi di gamenya memiliki atmosfer dan keindahan berbeda yang membuat eksplorasi terasa menyenangkan.
Terlepas dari fakta kalau gamenya masih dibangun dengan desain semi open-world klasik yang bergerak secara linear dari satu area ke area lain, kamu masih akan disuguhkan dengan sensasi seolah sedang memainkan game open-world indah. Ini karena desain dunia dalam gamenya dibuat dengan skala masif dan menjangkau area background yang dibuat dengan detail menakjubkan. Kamu bisa menyebutnya sebagai ilusi, tapi bagi kami ini justru adalah pendekatan desain kreatif yang begitu cerdik. Bandai berhasil memanfaatkan potensi Unreal Engine 4 dan menciptakan style grafis sempurna yang rasanya ingin terus kami lihat di game-game Tales berikutnya.
Eksplorasi dalam game ini masih berfokus pada runtutan aktivitas yang sama, kamu dapat melihat mini-map untuk mencari keberadaan material, musuh, dan objek interaksi lainnya seperti Chest yang berisi item serta equipment. Kamu bahkan bisa melakukan aksi seperti melompat hingga berenang yang meskipun terdengar begitu sepele, tetap saja ini adalah sesuatu yang baru di franchisenya. Setelah berhasil melewati suatu area besar yang dipenuhi musuh, di ujung akhir map biasanya akan selalu ada Camp untuk bersitirahat. Selain dapat memulihkan semua HP dan CP, selama berada di Camp kamu bisa melakukan beberapa hal lain seperti menonton Skit yang sudah pernah dilihat lewat opsi Reminisce, atau memasak makanan sebelum tidur yang berguna untuk memberikan buff. Biasanya kamu juga akan diberi kesempatan untuk berbincang dengan salah satu karakter dalam party untuk menjalin hubungan lebih erat dengan mereka.
Fasilitas penting lain yang tersedia dalam gamenya adalah Inn. Berbeda dari game-game Tales sebelumnya, kali ini mereka menjadikan Inn sebagai semacam pusat Toserba yang juga diisi oleh penjualan item, blacksmith, hingga metal engraver (pembuat aksesoris) dalam satu tempat. Kami sangat suka dengan perubahan ini karena sangat menghemat waktu sehingga kamu tidak perlu sampai mengunjungi beberapa toko lagi hanya untuk menyiapkan equipment terbaik dan item consumable yang diperlukan sebelum bertualang. Berbicara soal blacksmith dan metal engraver, ini adalah dua fasilitas penting yang kamu perlukan untuk membuat senjata dan aksesoris yang dapat meningkatkan statistik karakter. Meski ada banyak senjata dengan desain keren, pada akhirnya kami jauh lebih suka dengan senjata bawaan karena memang terlihat sangat cocok dengan desain karakter. Untungnya game ini memberi opsi kustomisasi skin senjata, jadinya kamu bisa mendapat senjata terbaik di gamenya sekalipun dan bisa merubahkan jadi semacam pedang karatan kalau mau.
Ragam Aktivitas Sampingan dan Ekstra Konten
Kamu tidak harus selalu disibukkan untuk terus mengikuti cerita utama, karena nyatanya ada beragam aktivitas sampingan yang bisa dilakukan dalam game ini. Satu yang menjadi favorit kami mungkin adalah mengeksplorasi tempat yang sebelumnya pernah dilewati, karena dari waktu ke waktu akan muncul sub-quest baru untuk diselesaikan. Seperti namanya, sub-quest adalah misi sampingan yang biasanya melibatkan kamu dalam tugas untuk mencari material dan memburu Zeugle. Karena kami berakhir selalu mengambil item dan material apapun yang ada di setiap map saat memainkan gamenya, setiap fetch quest selalu bisa diselesaikan dalam sekejap karena kami sudah memiliki material yang diperlukan. Oleh karena itu melakukan eksplorasi dan mengambil sebanyak mungkin material yang berceceran di dunia terbilang penting, karena terkadang gamenya tidak memberikan petunjuk mengenai di mana kamu bisa menemukan material tersebut. Akan sangat merepotkan tentunya jika kamu sampai harus menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menyelesaikan satu fetch quest biasa, meski ternyata ini bisa dihindari sepenuhnya.
Porsi konten sampingan yang menonjol dari franchise Tales termasuk di game ini adalah Skit, sebuah sesi percakapan antar karakter yang sering muncul saat kamu mencapai progress cerita baru atau mengunjungi suatu tempat baru. Skit dalam game ini ditampilkan dengan gaya visual komik yang masih menggunakan model 3D karakter di setiap panelnya. Sangat berbeda dengan semua game Tales sebelumnya yang selalu menggunakan artwork 2D bergaya anime. Kalau boleh jujur awalnya kami memang tidak begitu menyukai perubahan ini, tapi setelah memainkan gamenya dalam waktu yang cukup lama, ternyata skit 3D lebih enjoyable dibandingkan 2D. Alasannya karena kamu selalu disuguhkan dengan skenario percakapan yang punya runtutan panel, pose dan eskpresi karakter yang berbeda di setiap Skit, terasa lebih baik daripada harus melihat preset artwork 2D yang cepat monoton.
Tidak ketinggalan kamu bisa melakukan aktivitas sampingan mulai dari memasak seperti yang sempat kami jelaskan di atas, mengelola ternak untuk meningkatkan stok bahan memasak, hingga memancing bersama Kisara untuk mengoleksi beragam jenis ikan yang juga bisa dijadikan bahan makanan. Satu aktivitas yang paling kami sukai adalah mencari Owl atau burung hantu imut di berbagai area, yang mana setiap Owl dapat memberikan satu bagian aksesoris untuk memodifikasi tampilan karaktermu. Hootle yang merupakan maskot game ini sekaligus peliharaan Rinwell akan muncul di sampingmu saat mendeteksi jika ada Owl yang dekat, sehingga bisa dibilang dia berfungsi sebagai radar. Semua Owl yang berhasil kamu temukan akan singgah ke area khusus bernama Owl Forest yang juga dihuni oleh Owl King dan Owl Queen. Bergantung dari seberapa banyak Owl yang berhasil ditemukan, kamu nantinya juga akan diberi hadiah yang harus diambil langsung dengan mendatangi tempat tersebut.
Kesimpulan
Dikembangkan dengan premis sebagai “awal baru” dari franchise Tales, Bandai Namco benar-benar melakukan tugas yang begitu baik untuk Tales of Arise. Saat kami merasa telah melihat sebagian besar porsi konten yang ditawarkannya, ternyata game ini menyimpan banyak kejutan tidak terduga yang wajib untuk dinikmati setiap pemain secara murni. Fakta kalau gamenya masih mempertahankan banyak elemen dari seri klasik namun juga membawa begitu banyak perubahan baru adalah sesuatu yang sulit untuk direalisasikan, dan karena itu kami rasa ini adalah game yang bisa memuaskan hasrat dari kubu fans maupun pemain pendatang baru. Production value yang dikeluarkan sangat terlihat jelas dan membuktikan kalau Bandai sebenarnya bisa menciptakan game dengan kualitas yang layak disandingkan dengan kelas AAA. Cerita menarik yang dibuat semakin enjoyable lewat interaksi antar karakter yang mengena, setidaknya sebelum ditampar dengan kejutan besar hanyalah satu dari apa yang bisa kamu antisipasi dalam Tales of Arise.
Tidak bisa disebut sempurna memang, karena seperti yang kami jelaskan pada review di atas, ada beberapa bagian yang terasa kurang maksimal. Selain dari sistem auto lock-on dan kontrol kamera yang sebenarnya masih bisa diperbaiki, kekurangan terbesar kami ada pada kubu antagonis dalam game ini yang kurang memorable dan seolah tidak punya kesan dominasi kuat untuk membuatmu peduli dengan mereka. Sangat kontras dengan enam karakter utamamu tentunya yang punya pembawaan karakter menarik dan tidak lepas dari daya tarik baru seiring berjalannya cerita. Kami tidak ingin membahas bagian ini lebih lanjut karena takut mengarah ke spoiler, tapi sebagian dari kamu mungkin bisa paham saat sudah memainkan gamenya nanti.
Pada akhirnya, Tales of Arise adalah game yang sukses menjawab ekspektasi kami dengan sebuah pengalaman bermain JRPG berkualitas yang mengingatkan kami pada era dulu, di mana developer tidak menaruh kompromi untuk membuat game terbaik daripada terus mengikuti template lama. Jika kamu merasa sudah terlalu banyak kena spoiler setelah melihat konten trailer promosi dan sebagainya tidak perlu khawatir, karena game penuhnya jauh lebih besar dari yang kamu duga.
Kelebihan
- Cerita solid dengan kejutan besar yang tidak terduga
- Enam karakter utama yang memorable, terutama Shionne
- Gameplay tradisional Tales dengan sisi aksi yang lebih dominan dan keren
- Grafis dan desain dunia yang luar biasa
- Skit 3D > Skit 2D
- Ragam aktivitas sampingan yang seru
Kekurangan
- Kubu antagonis yang lemah dan kurang berkesan
- Sistem camera dan auto lock-on masih perlu dipoles
Final Score:
9/10
Game yang kami mainkan adalah versi Ultimate Edition untuk PlayStation 5 dengan redeem code yang disediakan Bandai Namco.
Tales of Arise sendiri rencananya akan rilis serempak di semua wilayah mulai tanggal 9 sampai 10 September untuk PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series dan PC via Steam.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post