Mengikuti impresi awalnya beberapa waktu lalu, kini kami akhirnya sudah bisa berbagi review penuh setelah puas memainkan Tales of Kenzera: ZAU. Ini adalah buah karya pertama dari Surgent Studios yang merupakan developer pimpinan Abubakar Salim (dikenal luas sebagai Bayek di Assassin’s Creed Origins). Kesan autentik yang berusaha ditawarkannya berujung sangat berkontribusi dalam memperkuat identitas serta keunikan gamenya, meski apa yang ditawarkan secara penuh terbilang jatuh dalam standar game metroidvania sederhana dengan cakupan konten terbatas.
Jalan Cerita
Dikutip dari suatu kisah yang ditulis oleh seorang ayah pada putranya yang tengah melalui masa-masa duka sulit atas kepergian sosok tercintanya terebut, game ini berfokus pada kisah seorang Shaman bernama Zau yang pada suatu hari ingin membuat perjanjian dengan Kalunga sang God of Death demi menghidupkan kembali ayahnya. Demi mencapai tujuan tersebut, Zau harus bisa mendorong tiga Great Spririts yang menentang Kalunga untuk tunduk kepada sang God of Death yang kebetulan juga akan jadi pemandumu selama melalui petualangan epik ini.
Interaksi antar keduanya benar-benar menyuguhkan sensasi bermain yang tidak biasa dalam genre metroidvania, di mana karaktermu cenderung membisu dan selalui menghadapi petualangan besarnya secara solo. Meski Kalunga sendiri tidak benar-benar berkontribusi dalam gameplay, kehadirannya di sisi Zau bagi kami sudah cukup untuk memastikan suasana bermain yang lebih hidup. Ini jadi salah satu komponen utama Tales of Kenzera: ZAU dalam menyuguhkan cerita yang lebih personal dan menggugah daripada hanya sekedar berfokus pada gameplay saja, sesuatu yang sekali lagi memang jarang ditemui dalam genrenya.
Metroidvania dengan Kesan Autentik
Apresiasi tersendiri juga pada Surgent Studios karena mereka cukup sukses menyuguhkan sebuah game dengan kesan autentik pada temanya. Dengan adanya fokus jelas pada latar bertemakan afrika tradisional, mereka ikut menyediakan opsi voice act Kiswahili selain Inggris. Ini artinya kamu bisa memainkan Tales of Kenzera: ZAU secara penuh dengan bahasa bantu yang cukup umum digunakan di berbagai wilayah Afrika khususnya di Tanzania, Kenya dan Uganda.
Desain karakter hingga penggambaran latar dunianya juga lumayan tepat sasaran, yang mana semua kombinasi ini berhasil melahirkan sebuah game dengan style autentik dan memang digarap dengan penuh perhatian. Fakta kalau mereka ikut mengombinasikan unsur fantasi ke dalamnya dan justru ikut berkontribusi menciptakan sebuah latar dunia dengan atmosfer yang lebih mengena, dan menurut kami ini juga cukup berkontribusi dalam memperkuat tema game yang berkutat pada unsur Shaman.
Gameplay yang Main Aman
Beralih ke gameplay, kurang lebih tidak ada banyak yang berbeda dari apa yang sudah sempat kami bahas dalam preview sebelumnya. Tales of Kenzera: ZAU berhasil memenuhi kualitas yang diharapkan dari game metroidvania solid, terutama dari segi kontrolnya yang sangat mulus dan responsif, terutama saat dihadapkan pada tantangan platforming dan situasi combat dengan tempo cepat. Keunikan utama dari porsi ini ada di kemampuan Zau dalam menggunakan kekuatan Mask of the Moon yang dikhususkan untuk gaya bertarung jarak jauh dan Mask of the Sun untuk pertarungan jarak dekat.
Kamu bisa switch antar keduanya kapan saja menyesuaikan situasi yang ada dan meski terkesan cukup sederhana, seiring berjalannya waktu kamu akan disuguhkan dengan lebih banyak skill yang semakin menambah kapabilitas dari tiap topeng. Contohnya seperti Mask of the Moon yang juga bisa menembakkan proyektil Bamba’s Stone untuk membekukkan musuh atau bisa juga air deras yang mengalir saat berada dalam porsi platforming. Setiap memberi damage ke musuh kamu bisa memulihkan Spirit Bar yang berguna untuk memulihkan HP atau melancarkan serangan ultimate, sementara setiap musuh yang kamu lawan akan memberi energi (Ulogi) untuk diakumulasikan menjadi skill point.
Dari segi tingkat kesulitan kami rasa Tales of Kenzera: ZAU tergolong lumayan lebih ringan, baik itu dari tantangan platformer hingga gerombolan musuh yang perlu kamu hadapi sekaligus. Hanya saja terkadang ada musuh yang memiliki armor berlapis dan kebal dari stagger, jadi kamu harus lebih berhati-hati saat melawannya dengan menembus pertahanan mereka lebih dulu sebelum bermain secara lebih agresif dari jarak dekat.
Kamu juga bisa memperkuat Zau dengan kekuatan dari Trinket khusus yang hanya bisa didapat setelah menyelesaikan suatu tantangan platforming opsional, hanya saja kamu dibatasi menggunakan satu Trinket dan aksesnya hanya bisa dilakukan lewat workbench di beberapa spot dalam levelnya. Sementara dari segi desain levelnya sendiri kami rasa kurang begitu memorable, karena meski sudah lumayan cukup untuk memfasilitasi gameplay seru, atmosfer serta nuansanya terkesan hambar sejauh ini.
Ada beberapa segmen pertarungan boss yang cukup seru, tapi dari segi konten gamenya memang terbatas dan sudah terefleksi dengan patokan harganya. Ada potensi besar yang bisa lebih dimaksimalkan dari porsi gameplay yang terkesan sederhana ini, tapi jelas Surgent Studios berusaha menjaga ekspektasi lewat game dengan pondasi yang cukup sebagai karya sukses pertama mereka sebagai developer baru. Tapi untuk bisa menjawab standar dan bisa bersaing dengan game-game Metroidvania terbaik di pasaran, Tales of Kenzera: ZAU masih terpaut sedikit jauh di bawah.
Kesimpulan
Pada akhirnya impresi kami belum berubah, Tales of Kenzera: ZAU memang sudah memberi gambaran penuh akan premisnya bahkan sejak preview awal kemarin. Kami tidak mendapati adanya banyak kejutan yang cukup untuk membuat gamenya tampil lebih gemilang. Kami memang mendapati kalau desain level akan terasa semakin seru dan menantang, termasuk juga dari adanya beberapa pertarungan boss seru, tapi ini jelas sudah jadi sesuatu yang bisa diharapkan dalam game metroidvania mana pun setelah mencapai progress jauh.
Ini tidak semata membuat Tales of Kenzera: ZAU adalah game metroidvania yang lemah, karena menurut kami apa yang ditawarkan Surgent Studios sudah lumayan cukup, apalagi jika mempertimbangkan kalau ini adalah proyek yang digarap dengan skala konten lebih terbatas dan dipatok di harga sewajarnya juga. Tapi jika kamu termasuk penggemar berat genrenya yang sedang mencari rekomendasi baru dan ingin menjajal sesuatu dengan style autentik khas, maka game ini tentunya bisa selalu jadi rekomendasi untuk dicoba.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Tales of Kenzera: ZAU
PROS
- Adanya fokus lebih pada konten cerita dibanding kebanyakan Metroidvania
- Interaksi antar Zau dan Kalunga yang meningkatkan suasana bermain
- Punya kesan autentik yang sangat kuat, termasuk adanya opsi voice act Kiswahili
CONS
- Untuk standar gameplay Metroidvania, gamenya tidak begitu spesial / biasa saja
- Desain level membosankan terlepas dari kualitas grafis yang menawan
- Minim replayability
Discussion about this post