Telah menjadi franchise raksasa selama bertahun-tahun, Transformers menjadi salah satu film yang dinanti oleh penggemar film di seluruh dunia, walaupun kualitasnya naik turun tetapi seri film yang selalu disutradarai oleh Michael Bay ini selalu memberi cerita dan pembangunan dunia yang baru meskipun eksekusinya masih menjadi permasalahan termasuk juga di film barunya, Transformers: Rise of the Beasts. Kami telah mereview dengan lengkap filmnya melalui artikel ini, silahkan simak selengkapnya!
-
Peran Signifikan Manusia
Kami akan memulai ini dengan menjawab pertanyaan yang paling penting, yaitu bagaimana keadaan manusia dalam Transformers: Rise of the Beasts? Dalam skala muka megatron hingga Bumblebee breakdance, para pemeran manusia di film ini sebenarnya memiliki penampilan yang memukau. Noah, seorang anak kurang beruntung yang berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya tampil dengan cukup menawan. kamu benar-benar dapat merasakan jiwa filnya ini di sini, saat Noah berusaha merawat adik laki-lakinya yang sakit-sakitan dan meringankan beban ibunya.
Dia jauh lebih terlibat daripada protagonis Transformers pada umumnya – film ini benar-benar melakukan pekerjaan yang baik dalam menyejajarkan antara dia, Optimus Prime dan Optimus Primal dalam hal tujuan mereka sebagai manusia yang menjaga diri sendiri. Fakta bahwa film ini berlatar belakang New York tahun 90-an juga berarti kita akan banyak menyaksikan sifat dan culture dari era tersebut, lengkap dengan kereta api dan soundtrack hip hop yang lagi hits-hitsnya.
Di sisi lain ada Elena, seorang pekerja magang di sebuah museum di mana dia ditakdirkan untuk menjadi orang kedua bagi seorang wanita kulit putih yang menerima pujian untuk semua pekerjaannya. Kami tidak tahu bagaimana mereka bisa menyeimbangkannya, tapi kami benar-benar merasa Elena adalah karakter yang lebih menarik, karena seluruh perannya hanya untuk menjadi orang yang mengetahui langkah selanjutnya dari rencana yang telah disiapkan. Mungkin karena dia tidak pernah mengungkapkan pendapatnya tentang apa pun terhadap rencana Noah yang cukup berbahaya dan Elena pada dasarnya setuju dengan mereka meskipun begitu dia tetap tidak menyetujui setiap rencana yang ada membuat karakternya menjadi mandiri dan independen sebagai seorang wanita di lingkungan yang ekstrim.
-
Hadirnya Para Maximal
Di sisi lain, Transformers: Rise of the Beasts memiliki pemeran robot yang cukup menarik. Mirage menggantikan Bumblebee sebagai karakter bertipe “teman manusia”, dengan cara yang cukup menarik. Dia adalah karakter yang relatif menawan, yang membuat film ini terasa seperti upaya kedua untuk membuat film Transformers yang pertama.
Namun, bintang sesungguhnya dari film ini adalah Optimus Prime. Meskipun akhir film ini cukup memberikan penjelasan yang eksplisit bahwa film ini tidak terkait dengan film-film Michael Bay lagi, Optimus Prime dalam film ini memiliki banyak rasa frustasi yang kita lihat pada Bay Prime di sela-sela aksi kekerasannya yang berlebihan. Dia adalah seorang pemimpin yang bermasalah, bukan karena dia tidak berpengalaman tapi karena dia Lelah dengan semua pertikaian yang ada. Autobots lain berbisik di belakangnya bahwa mereka juga melihatnya, dan ini merupakan gambaran yang sangat menarik untuk karakter ini.
Meskipun begitu, kami benar-benar berharap siapa pun yang melakukan dialognya tolong diberi lebih banyak waktu untuk menyempurnakannya. Ada beberapa seruan Optimus untuk melakukan berbagai aksi yang bagus di sana meskipun Scourge bukan Decepticon, Optimus telah memutuskan bahwa dia akan membunuhnya, dan menggunakan setiap kesempatan bersama Scourge untuk mengancamnya dengan kekerasan. Meskipun demikian, masih banyak lagi kalimat Optimus yang terdengar salah, termasuk gaya MCU “That’s was my kill” yang terasa sangat formal sehingga kami berpikir harusnya ucapan-ucapan yang diucap oleh Optimus tidak se-textbook ini.
-
Mulai Kehilangan Arah
Semua ini bermuara pada apa yang menurut saya merupakan inti frustasi dari film ini – mereka tidak tahu apa yang mereka inginkan dari film ini. Anda hampir bisa melihat berbagai film yang digabungkan untuk membuat Rise of the Beasts – bagian dari “Kisah menyentuh tentang keluarga”, serta bagian “Film laris musim panas yang diproduksi oleh Michael Bay”, semuanya menonjol satu sama lain dengan cara yang tidak memuaskan.
Selain itu, penampilan dari para Maximals tidak mendapatkan spotlight lebih mengingat ini film mengenai mereka secara luas, sangat disayangkan membuang potensi dari para cast yang sudah sangat menarik dengan memaksa kehadiran mereka hanya untuk sebuah plot yang bisa dieksekusi dengan lebih matang.
-
Kesimpulan
Kami tidak berpikir bahwa Transformers Rise of the Beasts adalah film yang buruk. Seperti yang review ini jelaskan, sebagian besar film ini memilki berbagai penampilan yang lebih baik dari film utama Transformers sebelumnya. Tapi mengingat kita mendapatkan sesuatu yang sangat memukau dari Bumblebee yang nyaris tanpa cela, rasanya seperti melihat sebuah franchise yang kambuh kembali ke kebiasaan terburuknya. Akhir film ini begitu sangat mudah ditebak sehingga saya ingin mengulang pengalaman Transformers dari awal karena pengalaman yang ditawarkan selalu sama.
Meskipun begitu masih ada beberapa momen karakter yang memanjakan, dan ada perkelahian di mana kita benar-benar dapat mengetahui apa yang sedang terjadi. Pertarungan di lereng bukit yang kita semua lihat di trailer adalah sorotan utama film ini, hanya karena kamu dapat melihat para koreografer bersenang-senang dengan ide mobil-mobil robot yang bertarung. Pada akhirnya, hanya itu yang para penggemar inginkan dari film Transformers seri awal hingga akhir.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan film dan serial lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
Transformers: Rise of the Beast
PROS
- Pengarahan yang menarik untuk Optimus Prime
- Noah adalah karakter yang keren
CONS
- Seluruh bagian ketiga film ini membosankan
- Banyak ide yang terasa seperti tidak ada gunanya
- Kurangnya karakter lain yang melakukan sesuatu yang keren
Discussion about this post