Bayangin kalau karakter seikonik Pac-Man yang biasanya identik dengan warna cerah dan suasana ceria, tiba-tiba muncul dalam game penuh atmosfer gelap dan intens layaknya game Metroidvania modern. Itulah yang coba dihadirkan oleh Shadow Labyrinth, proyek terbaru dari Bandai Namco yang berani mengubah total arah franchise legendaris ini. Tapi jangan salah, meskipun tampilannya berubah drastis, game ini tetap mempertahankan “jiwa” Pac-Man—dengan cara yang nggak disangka-sangka.

Kami berkesempatan wawancara bareng Seigo Aizawa, sang produser di balik Shadow Labyrinth, untuk membahas bagaimana proses kreatif di balik game ini berjalan. Mulai dari tantangan meramu gameplay baru, keputusan desain yang berani, sampai bagaimana mereka menjaga keseimbangan antara nostalgia dan sesuatu yang benar-benar fresh. Mari simak artikelnya!
Dari Maze Ceria ke Labirin Kematian
Salah satu tantangan utama saat mengembangkan Shadow Labyrinth adalah bagaimana mempertahankan identitas Pac-Man di dalam dunia yang jauh lebih kelam. Aizawa menyebut bahwa timnya ingin memastikan pemain tetap merasakan esensi Pac-Man, tapi dibalut dengan nuansa dunia dan desain level yang lebih serius. Maka lahirlah berbagai bentuk transformasi, termasuk peralihan dari Swordsman ke mini-Puck yang memungkinkan eksplorasi dan aksi.
Uniknya, desain awal karakter Gaia sempat terlihat terlalu lucu, karena tubuhnya terlihat seperti bola dengan tangan dan kaki menonjol. Untuk menjaga nuansa yang lebih gelap dan keren, desain tersebut diubah menjadi versi yang lebih bergaya, seperti yang terlihat di versi final. Meski begitu, versi awal Gaia tetap dimasukkan dalam artbook edisi digital deluxe sebagai nostalgia.
Eksperimen Gila
Shadow Labyrinth juga menjadi ajang bagi tim untuk “melanggar aturan” yang biasa berlaku di dunia Pac-Man. Salah satu langkah ekstrem adalah membuat versi Pac-Man yang bisa memakan musuh humanoid—hal yang pasti dianggap tabu di game klasik. Aizawa juga menjelaskan bahwa mereka kembali menggunakan ejaan “PUCK”, sebagai bentuk penghormatan pada nama orisinal serta referensi ke karakter dongeng Shakespeare.
Meski banyak yang dirombak, tiga elemen utama tetap dipertahankan: labirin, aksi makan, dan perubahan peran dari yang dikejar menjadi pemburu. Bagi Aizawa, ketiganya adalah DNA dari Pac-Man yang tidak bisa dihilangkan.
Dunia yang Dalam dan Visual yang Penuh Makna
Inspirasi visual Shadow Labyrinth banyak berasal dari hewan zaman es untuk makhluk permukaan, sementara bagian dunia bawah dipenuhi referensi dari semesta fiksi ilmiah UGSF milik Namco. Beberapa karakter lama seperti Dig Dug, Pooka, dan Figar muncul kembali dalam versi yang jauh lebih gelap dan agresif.
Desain labirin dalam game juga tidak asal rumit. Aizawa dan timnya merancang eksplorasi agar terasa rewarding, bukan membingungkan. Walau awalnya mungkin terasa jauh antara checkpoint dan titik simpan, pemain yang rajin menjelajah akan menemukan shortcut yang membuat navigasi jauh lebih mudah ke depannya.
Mekanisme Bertarung dan Transformasi yang Penuh Risiko
Salah satu mekanik utama dalam Shadow Labyrinth adalah kemampuan untuk memakan musuh—baik boss maupun minion. Menelan boss akan memberikan kemampuan baru, sementara makan musuh kecil akan mengisi energi untuk transformasi ke wujud Gaia. Di sinilah muncul pertanyaan moral sekaligus strategis: apakah pemain akan mengambil risiko demi menjadi lebih kuat, atau bermain aman dan melewatkan kesempatan?
Transformasi Gaia sendiri sangat kuat, bahkan bisa membuat karakter jadi nyaris tak terkalahkan. Tapi agar tidak membuat game jadi terlalu mudah, kekuatan ini dibatasi dengan waktu dan penggunaan energi. Bahkan, banyak level yang harus didesain ulang agar tetap seimbang ketika Gaia aktif.
Durasi Cerita Berkisar 30 Jam
Shadow Labyrinth memiliki campaign berdurasi sekitar 30 jam untuk pemain biasa, dan bisa mencapai 45 jam untuk mereka yang ingin menyelesaikan semua rahasia. Ceritanya sendiri dipenuhi misteri, termasuk hubungan antara karakter utama, Soldier No. 8, dan animasi pendek “Secret Level” yang menampilkan Soldier No. 7.
Karakter PUCK, yang bertindak sebagai jiwa, senjata, sekaligus navigator, menjadi pusat dari pengalaman emosional pemain. Meski tidak berbicara, PUCK memiliki kepribadian yang kuat, dan rahasia tentang asal-usulnya menjadi bagian penting dari cerita yang harus diungkap pemain.
Platforming Menantang dan Action Memuaskan
Bagi yang sudah mencoba demo, pasti merasakan betapa sulitnya beberapa bagian platforming. Tapi Aizawa menjelaskan bahwa bagian demo tersebut diambil dari pertengahan permainan, saat pemain seharusnya sudah memiliki beberapa kemampuan. Dalam versi final, semua kemampuan akan diperoleh secara bertahap, memastikan pemain tidak langsung dilempar ke tantangan berat tanpa persiapan.
Aizawa juga menyatakan rasa bangganya terhadap sistem pertarungan yang intens. Pemain bisa melakukan dash cepat dengan tembakan aktif, combo udara yang stylish, hingga membatalkan serangan musuh di tengah jalan. Semua ini bisa dipadukan dengan berbagai perk yang bisa disesuaikan dengan gaya main masing-masing.
Shadow Labyrinth rencananya akan dirilis untuk PlayStation 5, Xbox Series, Nintendo Switch, dan PC pada 18 Juli 2025. Kamu bisa pantau terus perkembangan terupdate mengenai gamenya lewat website resmi mereka DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post