Gacha memang sudah menjadi bagian yang tidak pernah terpisahkan dari sebuah game mobile gratis, tapi tahukah kamu kalau ada game single player RPG yang masih mengadopsi sistem serupa meski tidak punya microtransaction? Game tersebut tidak lain adalah Xenoblade Chronicles 2 yang memungkinkan pemain untuk mendapat sekian banyak Blade dengan gacha menggunakan Core Crystal.
Untuk game mobile biasa Core Crystal tidak ada bedanya dengan mata uang premium yang bisa kamu top-up, tapi dalam Xenoblade 2 kamu hanya bisa mendapatkannya dengan melakukan grinding manual. Terdengar merepotkan memang, tapi daya tarik sekaligus komplain terbesar akan sistem gacha ini sebenarnya masih lebih dalam lagi. Berdasar pada pengalaman sendiri, penulis jadi ingin membahas soal kenapa Xenoblade Chronicles 2 hingga sekarang masih punya sistem gacha terbaik sekaligus terburuk.
Kenapa Terbaik?
Kita mulai dari kenapa sistemnya bisa dibilang yang terbaik. Tentu saja ini adalah klaim yang cukup berani, apalagi jika melihat adanya sekian banyak game mobile di pasaran yang mungkin punya sistem lebih baik. Meski begitu penulis ragu kalau ada sistem gacha yang bisa memberi kepuasan setara Xenoblade 2. Alasan utamanya lebih terletak pada proses grinding dan konten yang didapatnya sendiri. Grinding sebenarnya termasuk aktivitas yang paling memakan waktu dan terkadang tidak begitu penulis sukai dalam sebuah game RPG, tidak terkecuali di Xenoblade 2 yang mana kamu hanya bisa mendapat Core Crystal saat melawan musuh dari jenis dan area spesifik.
Sekiranya ada tiga jenis Core Crystal di gamenya yang dibagi menjadi Common, Rare, dan Legendary. Semakin tinggi rarity dari Core Crystal yang kamu dapat, maka peluang untuk mendapat Blade legendaris juga otomatis semakin tinggi. Sayangnya game ini tidak memberi kalkulasi jelas mengenai sistem gachanya, jadi beberapa detail spesifik mengenai drop rate Blade dan lain sebagainya sengaja tidak dicantumkan sehingga mendorong komunitas untuk membuat rangkuman data secara manual. Core Crystal juga termasuk item yang tidak begitu mudah untuk didapat meski dari jenis Common sekalipun, sehingga penulis dulu jadi selalu mengikuti tips farming monster Krabble yang hampir selalu menjatuhkan Core Crystal setelah berhasil dikalahkan.
Minimnya informasi mengenai sistem gacha serta cara lebih praktis untuk mendapat Core Crystal memang terdengar merepotkan, tapi tidak sedikit juga yang justru merasakan adanya keseruan tersendiri. Setidaknya inilah yang juga penulis rasakan setelah menyelami sistemnya lebih dalam, yang mana kamu ternyata dapat “memanipulasi” tingkat keberuntungan untuk mendapat Blade legendaris dengan beragam cara berbeda. Ini karena gamenya memiliki statistik Luck untuk setiap karakternya serta bagaimana kamu bisa memilih siapa yang ingin dipakai untuk membuka Core Crystal. Selain mengikuti statistik bawaan, ada juga opsi untuk menggunakan weapon chip dan aksesoris yang dapat meningkatkan Luck.
Sebagian karakter punya elemen berbeda yang mempengaruhi kecocokan dengan Blade yang bisa didapat dari gacha. Sebagai contoh dulunya penulis sangat berambisi untuk mendapat KOS-MOS, Blade legendaris yang merupakan karakter tamu dari franchise JRPG legendaris Xenosaga. KOS-MOS adalah Blade paling langka di gamenya dengan drop rate 0.01%, sehingga penulis harus menggunakan segala upaya terbaik untuk meningkatkan Luck, termasuk menggunakan Zeke untuk membuka Core Crystal karena dia punya kecocokan terbaik dengan Blade tipe Justice seperti KOS-MOS. Oh iya jika masih kurang, ada item booster khusus yang bisa kamu pakai sebelum membuka Core Crystal untuk mendorong peluang mendapat Blade dengan elemen pilihan.
Jadi seperti yang bisa dilihat, ada banyak persiapan yang bisa kamu lakukan hanya untuk melakukan Gacha. Ini tentu berbeda dari kebanyakan game mobile yang hanya memberi opsi untuk grinding mata uang premium atau sekedar top-up saja, sementara sisanya hanya bergantung dari keberuntungan serta seberapa dekatnya kamu dengan pity. Karena Xenoblade 2 adalah game single-player dengan opsi farming tanpa batas, kamu akan selalu punya kesempatan untuk farming Core Crystal setiap saat. Momen gacha paling memorable sudah pasti adalah saat mendapat KOS-MOS, karena waktu itu penulis menghabiskan waktu sampai tiga minggu penuh hanya dengan main gamenya selama minimal dua jam setiap hari dan tidak melakukan apapun selain farming Core Crystal.
Segala upaya sudah penulis lakukan mulai dari meningkatkan statistik luck, memakai Zeke, hingga menyimpan Blade common dari tipe Dark untuk menariknya dari pool agar bisa mendorong peluang mendapat KOS-MOS. Usaha yang begitu panjang dan melelahkan ini akhirnya terbayarkan sudah saat penulis bangun di hari Minggu pagi dan langsung dibuat kegirangan saat mendapatkan karakternya di pull pertama. KOS-MOS adalah waifu video game terfavorit hingga sekarang, jadi kesenangan dan kepuasan yang didapat rasanya memang tiada banding. Perlu diketahui juga kalau setiap Blade dalam game ini dibuat dengan perhatian ekstra, baik itu mulai dari desain dan model karakternya, gaya bertarung, senjata utama, pembawaan karakter, skill tree kompleks, hingga quest eksklusif yang kualitasnya setara cerita utama. Mendapat Blade legendaris dalam game ini setara dengan menyambut bergabungnya party member yang terkesan jauh lebih relevan.
Kenapa Terburuk?
Beralih ke alasan kenapa sistem gachanya bisa dibilang adalah yang terburuk, ini lebih berhubungan dengan seberapa sulitnya proses untuk melengkapi koleksi Blade. Berbeda dari game gacha lain yang mana kamu bisa selalu mendapat duplikat dari karakter serupa dan bisa mendapat fragment khusus untuk memperkuat kemampuannya, gacha dalam Xenoblade 2 hanya ekslusif pada satu karakter saja yang kemudian akan ditarik sepenuhnya dari pool. KOS-MOS adalah Blade paling langka di gamenya dengan drop rate 0.01%, tapi penulis waktu itu malah lebih kesusahan mendapat satu Blade tipe Electric bernama Kora. Penulis sengaja menyebutnya lebih susah karena di kebanyakan waktu saat melakukan pull, pasti selalu ada siluet karakter Kora yang seolah membuatnya akan keluar meski nyatanya hingga sekarang penulis belum kunjung mendapatkannya.
Xenoblade 2 adalah game yang sudah penulis mainkan sejak 2018 lalu dan menembus 200 jam lebih, jadi bisa dibayangkan perjuangan hanya untuk bisa mendapatkan Kora yang tidak kunjung keluar benar-benar membuat frustasi. Setiap Blade dalam gamenya juga membutuhkan dedikasi lebih untuk bisa diperkuat secara maksimal, apalagi dengan adanya Skill Tree dengan Affinity kompleks yang membutuhkan waktu lama untuk bisa diisi penuh. Sekali lagi, ini juga berbeda dari saat ingin memperkuat karakter dalam game mobile yang lebih mengandalkan sumber daya daripada Xenoblade 2 yang memaksamu untuk melakukan beragam tugas merepotkan. Salah satunya yang paling populer di kalangan fans adalah Ursula, yang mana kamu membutuhkan 90 stiker Vocal, Looks dan Soul yang bisa didapat dengan mengirimnya dalam misi Merc setiap 10 menit sekali sampai 15 jam penuh (atau kurang).
Melakukan semua tugas merepotkan tersebut tidak akan memberimu semacam bukti pencapaian, karena game Nintendo Switch tidak punya sistem achievement seperti game di PlayStation atau Steam misalnya. Karena itu mencoba mendapat semua Blade apalagi memaksimalkan semua Affinity-nya adalah tugas yang luar biasa brutal dan menurut kami layak mendapat respek lebih. Oh iya untuk kamu yang penasaran, tidak ada pity sama sekali dalam Xenoblade 2 selain dari beberapa opsi untuk meningkatkan keberuntungan.
Itulah dia sedikit pembahasan mengenai kenapa Xenoblade Chronicles 2 memiliki sistem gacha terbaik dan terburuk. Perlu ditekankan lagi kalau pembahasan ini hanya berdasar pada pengalaman pribadi saja, karena penulis yakin pasti banyak dari kamu yang memiliki cerita berbeda juga.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post