Absennya game FPS unik ala BioShock telah mendorong beberapa developer untuk menciptakan karya sejenis dengan identitas uniknya sendiri. Atomic Heart mungkin termasuk contoh paling menjanjikan, yang mana game action FPS besutan developer Mundfish ini sudah semakin mendekati rilisnya pada Februari nanti. Antisipasi akan gamenya terutama semakin naik beberapa bulan terakhir, ditambah dengan usaha publisher Focus Entertainment hingga 4Divinity yang khususnya sangat aktif mendorong pemasaran di wilayah Asia.
Kami kebetulan sempat diundang untuk mengikuti event preview gamenya di Singapura pekan lalu, yang mana pihak 4Divinity sebagai penyelenggra memberi kesempatan untuk menjajal gamenya selama 2 jam. Akses kontennya cukup padat sehingga kami tidak sempat menyelesaikannya, tapi di saat bersamaan akses previewnya memberi gambaran lebih mantap akan cerita hingga konsep gameplay yang ditawarkan. Seperti judul di atas, Atomic Heart berakhir lebih menarik sekaligus berbudaya dari dugaan kami selama ini.
Dunia Fantasi Menarik dan Robot Seksi
Gamenya berlatar di dunia fantasi yang merupakan versi alternatif tahun 1950-an ketika Uni Soviet bangkit menjadi negara terkuat setelah memenangkan Perang Dunia II. Mereka juga memimpin peradaban yang jauh lebih maju di mana manusia dan robot hidup dalam harmoni, sampai suatu hari ketika situasi menjadi runyam karena beberapa eksperimen rahasia dan konspirasi di belakang layar. Melihat dunianya sekilas saja sudah cukup untuk mengingatkan kami pada gaya unik BioShock, terutama seri Infinite lewat kota melayang Columbia.
Kami belum mendapat gambaran jelas akan cerita penuhnya, tapi yang jelas kamu akan berperan sebagai agen dengan inisial P-3 / Mayor Nechaev yang bekerja di bawah naungan Profesor Sechenov yang dipandang layaknya sosok ayah. Dia ditugaskan untuk menangani situasi yang rumit dan operasi black ops, setidaknya sampai dia mulai disandingkan dengan sarung tangan Polimer pintar yang akhirnya menjadi pendamping cerewet serta senjata terbaik P-3 sepanjang petualangannya.
Mungkin ini termasuk sesuatu yang tidak begitu penting untuk dikeluhkan, tapi kami benar-benar membenci tren dari sosok pendamping karakter utama yang cerewet demi memperkaya unsur komedi. Ini bisa dibilang mirip dengan Cuff di Forspoken, di mana kamu akan terus-menerus mendengar karakter utama dan senjata pintar mereka saling mengejek satu sama lain. Kami rasa akan jauh lebih suka jika sarung tangan P-3 hanya dijadikan sebagai senjata tradisional semata. Tidak banyak karakter yang diperkenalkan dalam porsi kecil yang kami mainkan, kecuali bagaimana gamenya sudah memberi penampakan jelas dari The Twins bahkan sejak awal.
Kamu lumayan tidak siap ketika melihat mereka untuk pertama kalinya selain dari penampakan di artwork promosi. Jelasnya mereka akan memainkan peran besar dalam cerita dan mungkin akan membuat beberapa orang membangkitkan semacam fetish robot atau semacamnya. Satu-satunya bagian cutscene terpisah yang disediakan versi demo bahkan berjudul “The Twins” dan hanya ada di sana untuk menjual duo robot seksi ini. Bisa dibilang pihak developer memang tidak menutup aspek fanservice di gamenya dan bahkan ikut dijadikan sebagai salah satu nilai jual.
Combat yang Lumayan Seru, Tapi Ada yang Kurang..
Ketika berbicara tentang gameplay, kami cukup tidak menyangkan bagaimana gamenya memiliki begitu banyak fokus pada pertarungan jarak dekat. Faktanya, kamu akan lebih mengandalkannya di awal permainan yang masuk akal, karena kami rasa pihak developer ingin agar pemain bisa beradaptasi dengan gaya bermain ini terlebih dahulu daripada langsung mengandalkan senjata api. Lebih banyak opsi untuk menghadapi musuh selalu lebih baik dan pertarungan jarak dekat bisa memberimu jangkauan maksimal saat berhadapan dengan sekelompok musuh dari semua sisi. Misalnya seperti bagaimana kamu bisa menahan tombol kanan mouse dan melepaskannya untuk melakukan ayunan 360 derajat.
Kami juga sangat suka bagaimana mereka membuat robot menjadi sosok yang sangat kuat seperti sebagaimana mestinya, bahkan robot humanoid paling lemah seperti Vova benar-benar kuat dan bisa menyulitkan karaktermu, baik itu dalam cutscene cerita atau gameplay. Tapi ini memang membuat gameplay menjadi jauh lebih menantang, di mana kami sampai gugur beberapa kali ketika melawan satu Vova biasa dan kemudian ada juga versi Hitam yang lebih tangguh dan bisa menembakkan laser.
Bahkan dengan tingkat kesulitan normal gamenya bisa cukup menguras fokus, meski setidaknya ini lebih terasa di porsi awal gamenya saja. Kami mencoba memainkan bagian selanjutnya di mana karaktermu sudah memiliki banyak senjata dan upgrade, yang mana gameplay otomatis jadi terasa jauh lebih mudah dan bagaimana kamu tidak kehilangan banyak HP lagi bahkan ketika beralih ke tingkat kesulitan tertinggi. Untuk itu kami menduga kalau porsi awal gamenya akan jauh lebih sulit, sebelum akhirnya pengalaman yang ditawarkan jadi lebih nyaman dan seru setelah mendapat akses ke persenjataan lengkap.
Kamu bisa mengeksekusi manuver menghindar cepat yang memiliki cooldown dan kemudian bisa menumpuknya hingga 3 (atau mungkin lebih), tapi kamu tidak bisa spam gerakan ini sehingga setiap manuver menghindar harus sesuai dengan irama bertarung. Beberapa musuh yang kami lawan sangat lincah, jadi menghindar bolak-balik sambil melakukan serangan balik sangat menyenangkan. Ada juga indikator warna oranye untuk menunjukkan kapan mereka akan melakukan serangan kuat yang perlu dihindari, tapi selebihnya robot-robot ini bisa cukup tidak terduga.
Meskipun kami menikmati gameplay yang ditawarkan, rasanya ada beberapa komponen yang hilang yang mungkin akan dibawa ke game akhirnya. Pertama dan yang cukup krusial adalah tidak adanya tombol sprint di mana Shift digantikan dengan manuver menghindar. Kami sebenarnya sudah mencoba mengecek dari menu pengaturan tapi entah kenapa ternyata gamenya tidak memberi opsi key binding, hanya saja ini cukup sulit dipercaya dan kami rasa mungkin sengaja dihilangkan untuk versi demonya ini, atau bahkan bagaimana manuver berlari / Sprint malah dijadikan sebagai skill yang harus dibuka.
Satu lagi yang cukup krusial adalah tidak adanya indikator untuk menunjukkan keberadaan musuh. Jadi ketika mereka berada di luar pandangan, kamu perlu melihat sekeliling secara manual untuk menemukannya. Masalahnya adalah musuh sangat lincah dan bergerak dengan sangat cepat, sehingga mudah untuk kehilangan jejak mereka. Terlebih lagi ketika mencoba level arena untuk melawan robot bola raksasa yang mirip seperti di film Mr. Incredible, yang pada akhirnya juga mendatangkan keluhan lain. Selain dari gerakan robotnya yang terlalu cepat, kamu hanya bisa melancarkan serangan telak ketika robot tersebut memperlihatkan kelemahannya dan ini membutuhkan waktu yang begitu lama. Untuk itu kamu hanya perlu bersabar menangani semua serangan dan menunggu sampai akhirnya bisa melakukan balasan, benar-benar gameplay loop yang sangat tidak menyenangkan dan kami berharap tidak harus melawan banyak jenis musuh seperti ini di game finalnya.
Eksplorasi, Puzzle, dan Crafting
Dari segi eksplorasi, game ini sangat linier tapi kamu akan digiring untuk melakukan banyak backtrack dari waktu ke waktu untuk memecahkan beberapa puzzle. Seperti yang selalu kami sebutkan di masa lalu, kami bukan penggemar teka-teki dalam video game, tetapi setidaknya di Atomic Heart, teka-teki dirancang dengan rapi sehingga kamu tidak perlu membuang terlalu banyak waktu saat melakukannya agar tidak mengganggu pacing. Tapi tentu saja, ini hanya dari sedikit porsi yang kami mainkan dari demo, jadi game finalnya bisa jadi jauh berbeda baik atau buruk. Ada beberapa kerajinan dan peningkatan yang sangat penting untuk memudahkan pengalamanmu, karena seperti yang kami sebutkan sebelumnya, permainan bisa sangat mudah atau sulit tergantung pada persenjataanmu.
Bagian paling penting adalah bagaimana kamu bisa mengustomisasi sarung tangan Polymer untuk mempelajari beragam jenis skill unik dan berguna. Bahkan aksi paling dasar seperti loot akan dilakukan oleh sarung tanganmu yang bekerja seperti layaknya penyedot debu super. Ini memiliki cara kerja unik dibanding kebanyakan sistem loot di game lain, hanya saja terkadang kamu tidak benar-benar diberi kejelasan visual untuk item apa yang berhasil diambil.
Impresi Sejauh Ini
Ada banyak bagian yang bisa disukai dari Atomic Heart dan kami pikir game ini bisa berubah menjadi sesuatu yang istimewa. Sebuah game ala BioShock yang legit dan memiliki identitas kuatnya sendiri. Kami sangat menyukai semesta unik yang dibangunnya, style combat, dan ceritanya sejauh ini juga lumayan menggugah. Namun demikian, game ini masih kehilangan beberapa hal yang menurut kami sangat penting untuk memastikan pengalaman yang lebih nyaman. Indikator penempatan musuh, tidak adanya tombol sprint dan bagaimana kamu tidak bisa mengatur key binding, dan bahkan bagaimana mereka menyesuaikan cooldown manuver menghindar ketika menumpuknya layak disebutkan.
Keberadaan sarung tangan yang cerewet memang menjengkelkan, tapi hal-hal kecil yang membuat gameplay lebih baiklah yang menurut kami lebih penting. Tentu saja, ini murni berdasarkan pengalaman pribadi selama 2 jam bermain game yang panjang namun singkat, jadi pasti ada banyak hal yang bisa berubah dalam versi finalnya. Kami bahkan mungkin tidak punya cukup waktu untuk melihat apakah game ini sudah mengatasi beberapa masalah yang sempat kami rasakan, atau mungkin ada hal lain yang akhirnya kami sukai atau sebaliknya. Sejauh ini gamenya cukup menjanjikan, kecuali beberapa kekurangan pada desain gameplay tadi yang memang perlu dibuktikan lewat rilis finalnya.
Atomic Heart sendiri rencananya akan rilis di PlayStation 5, PlayStation 4, Xbox One, Xbox Seri X|S, dan PC pada tanggal 21 Februari 2023 mendatang. Kamu bisa cek detail lengkap dan pantau perkembangan terupdate mengenai gamenya DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post