Baru-baru ini Sony mulai membawa dobrakan pada lini peripheral gaming mereka dengan mengumumkan brand INZONE. Untuk sekarang produknya terdiri dari headset dan monitor dengan skema desain hitam putih yang mirip konsol PlayStation 5. Mengesampingkan kompetisi peripheral gaming yang ketat di pasaran, pihak Sony sepertinya menaruh fokus utama pada pengalaman paling praktis dan tetap menawarkan kualitas memadai. Untuk mendapat gambaran lebih jelas akan kualitas dari brandnya, kebetulan kami sudah hands-on headset Sony INZONE H3.
Ini adalah salah satu dari tiga varian headset gaming INZONE yang juga terdiri dari H6 dan H9. Meski termasuk yang paling murah, mereka tidak semata mengorbankan kualitas serta fitur yang ditawarkan begitu saja. Berikut kami sudah rangkum ulasan lebih lengkap mengenai headsetnya, baik itu dari segi desain, fitur, serta kualitas suara yang ditawarkan.
Praktis dan Nyaman
Desain minimalis H3 juga sejalan dengan opsi pemakaiannya sebagai headset plug and play. Meski sudah ada banyak headset gaming yang hadir dengan opsi nirkabel karena dianggap lebih praktis, kami justru termasuk yang masih lebih suka headset wired karena fleksibilitas pemakaiannya di berbagai platform. Dengan audio jack standar, kamu bisa dengan mudahnya menyambungkan headset ini ke PC, Nintendo Switch, maupun smartphone.
Bantalan telinga pada H3 dibuat dengan bahan yang jauh lebih nyaman dari perkiraan kami, sehingga kamu bisa mengandalkannya untuk pemakaian jangka panjang. Ini juga ditambah dengan bagian pads pada batang headset yang tidak kalah nyaman, jadi kamu bisa menurunkan headset sebagai aksesoris di bagian leher dan memakainya kembali saat ingin bermain game atau mendengarkan musik.
Baik itu saat penggunaan maupun saat menyisihkannya sebagai neckwear, kamu akan selalu merasakan sensasi nyaman. Bagi kami ini adalah salah satu kriteria terpenting dalam memilih headset, karena produk dari keluaran brand ternama sekalipun tidak selalu menjamin kenyamanan serupa untuk penggunaan jangka panjang, seperti bagaimana kamu bisa merasa pusing karena tekanan yang terlalu kuat atau gatal di area sekitar telinga karena bahan pads yang kurang nyaman.
Beralih ke bagian desainnya, H3 hadir dengan tema hitam putih minimalis yang memang dibuat cocok dengan PlayStation 5. Bentuknya yang lebih menyerupai kapsul juga terasa membawa kesan klasik dan tidak pasaran seperti kebanyakan headset lain dengan bentuk bulat utuh. Dari sini bisa dilihat juga kalau pihak Sony ingin menjadikannya sebagai opsi peripheral baru selain headset Pulse 3D yang sudah ada di pasaran. Satu-satunya yang mungkin menjadi kekhawatiran kami hanya pada konsistensi kemulusan desainnya untuk jangka panjang, apalagi karena skema warna putih yang mudah kotor.
Kualitas Suara yang Memuaskan
Selain dari kualitas bantalannya yang sangat nyaman, satu bagian terpenting lain yang juga melebihi ekspektasi kami adalah kualitas suaranya. Sepanjang pemakaiannya sejauh ini terutama saat memainkan game, H3 menyuguhkan suara yang sangat jernih dan seolah menutup semua sumber suara dari luar untuk membuatmu lebih tenggelam ke dalam game yang dimainkan. Bahkan saat memainkan game yang tidak berfokus pada kualitas suara atau keindahan atmosfer dunia, kami tetap dibuat kagum dengan seberapa jelas semua sumber suara yang dihasilkan gamenya.
Setiap sumber suara juga memiliki penyesuaian tinggi rendahnya nada yang dibuat begitu akurat, contohnya saat memainkan Sekiro: Shadows Die Twice kamu bisa mendengar hantaman pedang yang terdengar sangat tajam seolah menusuk telinga, yang mana ini juga berlaku untuk semua sumber suara termasuk penyesuaian jaraknya dengan karakter yang kamu mainkan. Ada begitu banyak contoh lain yang bisa kamu temukan, setidaknya inilah sensasi yang bisa kami rasakan dari beberapa game yang sudah dimainkan sambil memakai H3.
Satu fitur andalan yang ikut jadi nilai jual utama sudah pasti adalah dukungan 3D audio. Jadi sama seperti headset Pulse 3D, kamu dapat mengandalkan H3 untuk memproduksi audio dengan kualitas yang lebih realistis, terutama pada posisi sumber suara yang disesuaikan dengan posisimu saat memainkan gamenya. Sepanjang memakai H3 kami sudah mencoba fitur 3D audio untuk game Demon’s Souls dan Returnal yang terdengar luar biasa di telinga. Ini terutama adalah pengalaman yang begitu menarik bagi kami, karena sebelum ini kami belum sempat merasakan secara langsung pengalaman bermain dengan 3D audio.
Fitur lain yang kami rasa juga layak mendapat apresiasi adalah microphone bawaannya sendiri, yang mana kualitasnya lagi-lagi lebih baik dari perkiraan awal, apalagi karena kami lebih suka mengandalkan microphone terpisah. Bukan sepenuhnya opsi terbaik untuk merekam suara saat membuat semacam video commentary atau lagu, tapi ini sudah sangat memadai untuk alat komunikasi antar rekan tim saat sedang mabar atau meeting online.
Kesimpulan
Bagi seseorang yang tidak begitu nitpick dalam urusan peripheral gaming, bisa terekspos pada produk yang lebih berkualitas memang seolah memberi semacam realisasi. Secara keseluruhan kami sangat puas dengan kualitas Sony INZONE H3, baik itu dari kualitas bahan, kenyamanan pemakaian, hingga suaranya yang begitu jernih, serta dukungan 3D audio untuk dipadu dengan beberapa game eksklusif PlayStation 5.
Tidak bisa dibilang sempurna memang, karena ini masihlah headset entry-level yang masih kalah jika dibanding dua varian heasdet INZONE lain. Satu yang paling kami sayangkan adalah absennya fitur tanpa kabel, karena dengan ini headsetmu jadi lebih rawan dengan skenario tidak diinginkan seperti kabel yang tertekuk parah hingga merusak sambungan atau putus karena gigitan hewan peliharaan dan semacamnya. Tidak adanya fitur noise-cancelling juga cukup disayangkan, tapi yang terpenting setidaknya kamu masih disuguhkan dengan kualitas audio jempolan.
Untuk sementara produknya belum dipasarkan secara luas di Indonesia. Jika mengikuti standar harga di wilayah barat, kamu bisa mendapatkan INZONE H3 di harga USD 100 atau sekitar IDR 1,4 jutaan. Bisa dibilang kisarannya memang cukup setara dengan headset Pulse 3D.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post