Antusiasme yang begitu tinggi dalam menyambut film Spider-Man: No Way Home memang bukan main. Banyaknya bocoran dan klaim yang menyelimuti film ini sebelum penayangannya semakin membuat ekspektasi fans naik drastis, jadi melihat bagaimana No Way Home bisa menjawabnya dengan kualitas mantap jadi sebuah pencapaian tersendiri.
Kami kebetulan sudah menonton filmnya sejak tanggal 15 Desember minggu lalu dan meski agak terlambat untuk membuat review, ini adalah momen yang pas untuk memberikan pengakuan kalau Spider-Man versi Tom Holland ternyata tidak seburuk impresi kami. Ya, jadi sejak debut karakternya di film Captain America: Civil War pada 2016 lalu, kami tidak mendapat kesan yang begitu spesial dari sosok Spider-Man terbaru ini. Impresi kami semakin diperburuk setelah penayangan film Spider-Man: Homecoming, yang mana Peter Paker benar-benar digambarkan sebagai sosok manja yang hanya berada di balik bayangan Tony Stark (Iron Man).
Ada begitu banyak faktor yang membuat Spider-Man ini terasa berbeda, terutama pada minimnya konsekuensi dari aksi yang dia lakukan. Kita berbicara soal superhero dengan kehidupan menyedihkan dan cukip tragis, tapi Spider-Man terbaru dari MCU selama beberapa tahun lamanya menggambarkan dia sebagai sosok yang lebih main-main, kurang dewasa, selalu dimanjakan dan mirisnya seolah berada di balik bayangan superhero Marvel lainnya.
Lalu apa yang membuat kami berubah pikiran setelah menonton Spider-Man: No Way Home? Jawabannya bisa kamu dapat pada rangkuman review yang kami rangkum pada artikel ini. Kebanyakan dari kamu mungkin sudah menonton filmnya, meski begitu untuk jaga-jaga review kali ini kami buat dengan SPOILER seminim mungkin.
Hasil dari Konsekuensi
Spider-Man: Far From Home juga termasuk film yang tidak kami sukai, tapi ada satu pemicu yang cukup membuat rasa optimis naik yaitu dari bagaimana identitas Peter Parker sebagai Spider-Man mulai terungkap di seluruh penjuru dunia. Ini adalah momen yang sangat mengejutkan sekaligus jadi sebuah konsekuensi besar yang harus dihadapi Peter. Tidak hanya untuk menjaga keamanan diri, namun juga orang-orang terdekatnya yang ikut terjerumus dalam kontroversi dan harus menghadapi kehidupan yang lebih diasingkan oleh masyarakat.
Berlanjut ke No Way Home, dari sini Peter menemukan ide untuk membalikan keadaan seperti semula yaitu dengan meminta bantuan si penyihir Dr. Strange. Daripada membalikan waktu untuk merubah takdirnya, Dr. Strange menawarkan opsi lain yaitu dengan menghilangkan ingatan orang-orang akan identitas asli Spider-Man. Semua ini seharusnya bisa berjalan normal tanpa ada masalah, tapi Peter malah berakhir menganggu rapalan Dr. Strange dan membuat mantranya jadi tidak stabil. Karena ini berbagai dimensi saling terhubung jadi satu dan mendatangkan berbagai individu yang mengathui identitas Peter Parker, yang tidak lain adalah para villain / penjahat ikonik yang sudah kita temui di film-film Spider-Man lama versi Tobey Maguire dan Andrew Garfield.
Selain harus menghadapi konsekuensi besar yang sudah dibawanya sejak awal, Peter harus menghadapi sumber bahaya lain yang datang dari keteledorannya. Jadi berbeda dari beberapa film sebelumnya, film ini tidak memberi dia ruang untuk bernafas lega dan harus terus bergerak demi bisa memperbaiki semua masalah yang dihadapi. Bahkan sebelum memasuki momen utamanya, sosok Peter yang digambarkan Tom sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik. Sosok pahlawan dalam dirinya juga terlihat bersinar saat Peter memutuskan untuk menyelamatkan para villain dari dimensi lain, karena dia tahu kalau mereka akan menemui takdir kematian saat bertarung melawan Spider-Man di dimensi aslinya.
Jujur saja ini adalah momen yang tidak terduga, karena awalnya kami kira film ini akan berfokus pada misi untuk menangkap semua villain dan mengirim mereka ke dimensi asalnya. Tapi Peter menolak takdir menyedihkan itu serta mengambil resiko tinggi untuk menyelamatkan para villain tersebut. Mengesampingkan konsekuensi besar yang harus dihadapinya, bisa melihat Peter masih tidak ragu untuk menolong kelompok orang berbahaya yang sempat ingin membunuhnya benar-benar menunjukan jiwa pahlawan yang begitu kuat.
Villain yang Lebih Bersinar
Berbicara soal villain / penjahat, dalam Spider-Man: No Way Home kita langsung kedatangan semua penjahat dari lima film Spider-Man lama mulai dari Green Goblin, Dr. Octopus, Sandman, Lizard dan Electro. Kemunculan villain lama tentu jadi kejutan yang luar biasa, apalagi mengetahui kalau mereka masih bisa memperlihatkan akting kelas atas meski sudah di usia lanjut. Sayangnya tidak semua villain tersebut punya peran yang begitu prominen sebagai pendukung cerita, karena kami rasa hanya ada tiga di antaranya yang membawakan peran solid yaitu Green Goblin, Dr. Octopus dan Electro. Kami terutama sangat suka dengan Green Goblin di film ini, karena dia berhasil digambarkan sebagai sosok yang begitu kejam dan memang terlihat membawa terror serius bagi Peter.
Kerennya lagi Willem Dafoe sebagai sang aktor utama mengisi hampir semua adegan murni di film ini, termasuk juga pertarungan tangan kosong yang begitu brutal. Alfred Molina sebagai Dr. Octopus juga membawakan perannya dengan sangat baik, meski sayangnya dia terasa lebih dominan saat kemunculan pertamanya sebelum kemudian berhasil dilemahkan dan tidak kembali terlibat dalam aksi serius. Sementara Electro yang kembali diperankan Jamie Foxx justru jauh lebih baik dari versi terdahulunya di The Amazing Spider-Man 2. Dia tidak lagi sekedar makhluk biru yang hanya terbawa emosi, karena sekarang dia sudah berubah ke wujud Electro yang lumayan akurat dengan versi komik dan punya pembawaan karakter yang lebih menarik juga.
Kembalinya semua villain ikonik ini membuat kami sangat puas, karena pihak tim produksi mampu membuat mereka kembali bersinar sebagai musuh sejati yang harus dihadapi Spider-Man. Pertemuan mereka dengan Spider-Man versi Tom Holland seolah jadi takdir yang harus dia hadapi demi bisa menjadi sosok pahlawan, termasuk pembelajaran yang dia dapat setelah berhadapan dengan terror sesungguhnya.
Sebuah Akhir dan Awal Baru
Tanpa menyebut spoiler, Spider-Man: No Way Home membawa sebuah akhir sekaligus awal dari cerita baru Spider-Man versi Tom Holland. Dia tidak lagi sekedar Iron Boy Jr. atau pahlawan sampingan yang berada di balik bayangan Avengers, karena sekarang dia sudah bisa dianggap sebagai Spider-Man sejati. Kini dia sudah masuk ke jalan hidup baru yang penuh tanggung jawab sekaligus rasa pahit, sesuatu yang memang sudah ditakdirkan untuk Spider-Man. Kami juga mengatakan kalau ini adalah awal baru karena Amy Pascal selaku produser Spider-Man mengatakan kalau Tom Holland masih akan mengisi perannya di tilogi film baru.
Dibandingkan dua seri sebelumnya, No Way Home benar-benar membawa kualitas yang jauh lebih baik dan kami harapkan sejak sekian lama dari Spider-Man versi Tom Holland. Jika sebelumnya kami termasuk yang sama sekali tidak suka dengan pembawaannya sebagai Spider-Man, film ketiganya ini langsung merubah sudut pandang kami kalau dari film inilah dia akhirnya mencapai momen terpenting dalam hidupnya sebagai Spider-Man. Bukan tanpa kekurangan memang, karena ada beberapa momen dalam ceritanya yang terasa begitu dibuat praktis demi memperpendek durasi film, atau seperti yang kami sebut tadi seperti bagaimana tidak semua villain membawakan peran yang maksimal dan hanya tiga di antaranya yang bisa dibilang solid.
Lalu bagaimana pendapat kamu dengan Spider-Man: No Way Home? Apakah filmnya juga berhasil menjawab ekspektasi serta merubah pendapat kamu akan Spider-Man versi Tom Holland? Jangan sungkan untuk berikan pendapatmu pada kolom komentar di bawah ini ya!
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post