Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa saat ini game dengan konsep “soulsborne” sudah semakin banyak tersebar. Tidak cuma dari tangan developer raksasa, melainkan juga developer kecil sekalipun. Meski begitu, gameplay yang ditawarkannya memang seru dan membawa premis yang menjanjikan, seperti The Last Oricru besutan GoldKnights yang sudah dirilis untuk PC dan konsol.
The Last Oricru adalah game action RPG “soulsborne” yang tidak cuma menonjolkan dari segi gameplay dan juga grafis saja, melainkan juga jalan cerita yang sangat menarik dengan berbagai twist. Apakah memang benar seperti itu? Saya mendapatkan kesempatan untuk review The Last Oricru. So, mari simak ulasannya!
Jalan Cerita Jadi Nilai Jual Utama
Anda akan berperan sebagai Silver yang adalah seorang prajurit yang tiba-tiba terdorong ke planet yang penuh dengan alien, Wardenia. Tiba-tiba, Anda terseret ke dalam civil war antara 2 faksi – Naboru dan Ratkins. Menariknya, faksi mana yang Anda dukung tidak ditentukan dari game, melainkan tergantung pemain dan ujung ceritanya bisa berbeda tergantung pilihan.
Jalan cerita di game ini adalah nilai jual utamanya. Ceritanya sebenarnya pendek, tapi itu tergantung seberapa jago Anda bermain, karena game “soulsborne” belum tentu jago dimainkan semua orang. Bagaimanapun, ceritanya memiliki premis yang cukup menarik dan akhir cerita yang cukup memuaskan bagi saya. Itu membuat Anda berpikir pihak mana yang merupakan musuh sebenarnya.
Bahkan misi-misi yang Anda lakukan akan mempengaruhi hubungan Anda antar faksi dan baik atau buruknya endingnya nanti. Hal seperti itu terasa membuat saya ingin mengulang gamenya hanya untuk mengetahui akhiran dengan masing-masing faksi apakah itu yang buruk atau bagus. Ada juga “Captain’s Log” yang tersedia bagi Anda untuk mengetahui latar belakang cerita dunianya.
Gameplay Soulsborne yang Lumayan
The Last Oricru menanamkan konsep gameplay “soulsborne” untuk mekanisme combatnya. Jadi, bagi Anda yang sudah terbiasa mungkin akan gampang beradaptasi, namun yang belum pasti akan sedikit merasa jengkel. Disamping, elemen RPG tetap ditanamkan seperti adanya berbagai equipment untuk armor dan senjata, skill dengan sistem mana, mata uang in-game, upgrade, dan lain-lain.
Sistem “bonfire” disini diberinama dengan sebuah Terminal. Pada tiap titik Terminal, pemain bisa mendapatkan checkpoint, mengatur berbagai equipment dan upgrade, hingga mendapatkan mata uang in-game alias gold lewat “essence” yang didapatkan dari mengalahkan musuh. Namun seperti biasa, essence tersebut bakal ilang tiap kali Anda mati. Gold disini berperan penting untuk membuka shop dan membeli equip yang mewah dan berguna.
Berbicara Soal combat, seperti biasanya, pemain bisa melakukan dodge, rolling, hingga parry yang menjadi mekanisme dasar untuk “survive” dalam setiap pertarungan. Gaya bertarung disini akan bergantung dengan build character yang dibangun. Karena tiap kali menemukan musuh yang elite atau bahkan boss, Anda akan bergantung dengan stamina untuk melakukan serangan, dodge, atau sprint. Jadi, pengambilan skill yang bisa memanfaatkan hal tersebut bisa berguna, atau disisi lain Anda juga berfokus pada penyerangan. Ingin fokus main sabar sebagai “noob” atau memang yang sudah jago, yang jelas, Anda tidak bisa rollback pemilihan skill.
Protes terbesar saya hanya ada dibagian gerakan karakter yang janky dan terkesan awkward. Misalnya ketika berjalan, karaktermu terkadang terlihat seperti melakukan slide. Tidak ada juga fitur inverted camera untuk mereka yang udah bergantung ama fitur tersebut. Untungnya sih, pada bagian combat seperti menyerang, menghindar, atau parry tidak ada gerakan yang aneh dan awkward, karena hal tersebut menjadi bagian inti gameplaynya.
Ada Multiplayer Lokal
Jika benar-benar merasa kesulitan, Anda bisa mengajak teman untuk bermain multiplayer yang menarik tidak cuma online, melainkan juga secara lokal alias offline. Fitur ini bisa dimulai melalui Terminal, jadi tidak harus di awal, melainkan juga ditengah permainan juga bisa.
Fitur lokal multiplayer disini bekerja dengan sistem split screen “vertikal” dibagian kiri dan kanan, cocok untuk game yang berfokus dengan combat, bukan pemandangan. Karakter temanmu akan menjadi hologram agar terlihat berbeda. Ada beberapa skill yang tidak bisa digunakan ketika mabar. Sayangnya, harus diakui, ketika mabar lokal, Anda membutuhkan spesifikasi yang lebih tinggi karena gamenya akan menjadi lebih berat untuk dimainkan dalam hal performa.
Masih Ada Masalah yang Harus Dibenahi
Ya, harus diakui juga kalau The Last Oricru bukanlah game yang dikerjakan oleh tangan developer raksasa. Ada beberapa minor bug yang kami temui seperti gerakan karakter yang awkward hingga stuttering di momen tergentu. Harusnya, game ini bisa optimal dan berjalan lancar di PC mid-end tapi kami merasa ini game kok berat. Untungnya, tidak ada bug yang benar-benar menganggu permainan.
Protes saya lainnya adalah urusan “map”. Ya, game ini tidak memiliki “mini map” untuk panduanmu eksplorasi, Awalnya saya kira mungkin untuk menambah kesulitan. Tapi, Anda bisa pause lalu membuka map. Seharusnya, jika memang bisa memeriksa map kenapa tidak menanamkan fitur “mini map” agar lebih efisien dalam bermain, justru malah bikin jengkel.
Satu hal lagi yang saya permasalahkan disini adalah sang karakter utama – Silver yang seperti tidak memiliki kepribadian unik. Menurut saya, untuk game seperti ini dengan jalan cerita sebagai nilai jual utama, harusnya sang protagonis bisa menunjukan sesuatu yang lebih. Bahkan kostumisasi karakter pun tidak ada, Anda hanya bisa mengganti gaya rambutnya saja. Jika tidak ada kepribadian yang unik, harusnya fitur kostumisasi bisa lebih dimaksimalkan.
Kesimpulan
Sebagai sebuah game soulsborne, The Last Oricru sebenarnya memiliki premis yang cukup bagus tetapi tidak memberikan hasil yang maksimal. Secara visual, The Last Oricru memiliki pemandangan dunia yang bagus. Jalan ceritanya juga menarik untuk disimak karena memberikan pemain kebebasan dalam menentukan pilihan hingga berbagai “plot twist” yang seru. Fitur lokal multiplayer juga jadi pembeda dan bikin seru untuk mabar “stress” bareng.
Namun, secara eksekusi gameplay, saya merasa ada begitu banyak hal yang masih perlu dibenahi mulai dari gerakan karakter yang terkadang masih terasa aneh, fitur QoL seperti mini map atau inverted camera yang penting bagi sebagian orang, dan optimisasi performa yang harusnya bisa bikin game lebih lancar untuk dinikmati.
The Last Oricru sudah resmi dirilis untuk PlayStation 5, Xbox Series, dan juga PC. Jangan lupa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
The Last Oricru
PROS
- jalan cerita yang menarik dengan banyak pilihan dan plot twist
- fitur multiplayer lokal
CONS
- Performa yang terasa kurang optimal
- Masih ada gerakan karkater yang awkward dan junky
- Kurangnya fitur QoL
Discussion about this post