Pada ajang Tokyo Game Show 2024, kami mendapatkan kesempatan melakukan wawancara dengan perwakilan dari RGG Studio, yaitu: Hiroyuki Sakamoto – Chief Producer dan Ryosuke Horii – Game Director, untuk berbincang soal Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii. Game tersebut menghadirkan tema yang unik dan apa alasan mereka menggunakan tema bajak laut? Simak wawancaranya!
Alasan Dibalik Tema Bajak Laut
Sejak rilis Yakuza 0, bisa dibilang para fans telah menantikan cerita yang berfokus pada Goro Majima, tokoh yang dikenal dengan gaya yang eksentrik dan gaya bertarung yang gila. Namun, ketika game ini diumumkan dengan latar belakang bajak laut di Hawaii, banyak yang terkejut dengan konsep tersebut. Dalam wawancara ini, Hiroyuki Sakamoto menjelaskan bahwa pemilihan tema ini bukan tanpa alasan.
“Setelah rilis Yakuza 8 (Like a Dragon: Infinite Wealth), kami ingin mengembangkan cerita Majima lebih jauh, namun perlu dipertimbangkan bagaimana mengaitkan kisahnya dengan cerita utama seri ini,” ujar Sakamoto. Dalam proses pencarian konsep yang paling cocok dengan kepribadian Majima, tim menyadari bahwa tema bajak laut bisa menghadirkan sesuatu yang fresh dan tidak terduga. Sakamoto menambahkan, “Bajak laut mewakili kebebasan, ketidakteraturan, dan ketegangan, yang sangat cocok dengan karakter Majima.”
Tema bajak laut ini juga merupakan elemen baru yang belum pernah dieksplorasi dalam seri sebelumnya. Dengan demikian, tim merasa bahwa inilah cara terbaik untuk menghadirkan pengalaman baru bagi penggemar setia seri Like a Dragon, sekaligus menjaga esensi dari karakter Majima yang liar dan di luar nalar.
Keputusan Membuat Seri yang Berfokus Majima
Pertanyaan besar lainnya adalah mengapa memilih Majima sebagai protagonis kali ini. Menurut Sakamoto, jawabannya cukup sederhana: Majima adalah karakter yang sangat populer dan sudah lama diinginkan oleh penggemar untuk mendapatkan cerita tersendiri. Namun, ia juga menekankan bahwa ini bukan sekadar spin-off. “Game ini merupakan lanjutan dari cerita utama, meskipun berlangsung dalam waktu dan tempat yang berbeda,” ujar Sakamoto.
Majima bukan hanya sosok yang populer, tetapi juga karakter yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan lebih jauh, terutama dalam hubungannya dengan organisasi Palekana, yang telah diperkenalkan sebelumnya di Like a Dragon: Infinite Wealth. Palekana merupakan bagian penting dari narasi dalam Pirate Yakuza, dan interaksi Majima dengan organisasi ini akan menjadi inti cerita yang disajikan.
Tidak Lagi Menggunakan Nama Gaiden
Menariknya, game ini diberi judul Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii dalam versi internasional, judul versi Jepangnya tetap menggunakan “Gaiden”. Dalam tradisi game Yakuza/Like A Dragon, “Gaiden” berarti cerita sampingan yang memperluas narasi utama, seperti yang sebelumnya diterapkan dalam Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name.
Sakamoto mengakui bahwa sempat ada diskusi untuk menambahkan kata “Gaiden” dalam versi Inggris, namun akhirnya diputuskan bahwa judul tersebut sudah cukup menjelaskan inti dari cerita tanpa perlu embel-embel tambahan.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa game ini pada dasarnya tetap merupakan cerita Gaiden, meskipun latarnya berbeda di Hawaii dan dengan tema bajak laut yang baru. “Pada akhirnya, yang paling penting adalah bagaimana game ini mampu menjadi bagian integral dari semesta Like a Dragon, terlepas dari penamaannya,” kata Sakamoto.
Dikerjakan Bareng dengan Like a Dragon: Infinite Wealth
Pengembangan Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii dimulai bersamaan dengan pengerjaan Like a Dragon: Infinite Wealth, dan tentunya menghadirkan berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah memperkenalkan elemen-elemen baru yang belum pernah muncul di game sebelumnya, seperti tema bajak laut dan pertempuran laut. Sakamoto mengakui bahwa menggabungkan unsur bajak laut dengan mekanik game actionyang sudah menjadi ciri khas membutuhkan banyak eksperimen.
“Gaya bertarung Mad Dog tetap mempertahankan elemen klasik seperti pukulan, tendangan, dan penggunaan pisau, yang telah menjadi ciri khas Majima. Namun, untuk memberikan suasana yang berbeda, kami juga mengembangkan gaya Sea Dog, yang memungkinkan pemain menggunakan dua bilah pedang,” ujar Ryosuke Horii. Ini adalah salah satu inovasi yang dirancang untuk memberikan keseimbangan antara gameplay yang familiar dan elemen baru yang unik.
Selain itu, sang developer juga menghadapi tantangan dalam menciptakan mekanisme pertempuran udara dan laut yang sesuai dengan tema bajak laut. Meskipun Horii tidak dapat memberikan banyak detail tentang sistem manajemen kru dan pertempuran laut, ia mengisyaratkan bahwa fitur ini akan memberikan banyak pengalaman baru bagi pemain.
RGG Studio Mengembangkan Game dengan Efisien
Salah satu hal yang selalu menjadi misteri bagi para fans adalah bagaimana RGG Studio mampu merilis game berkualitas tinggi setiap tahun. Dalam wawancara ini, kami mempertanyakannya dan Sakamoto memberikan sedikit bocoran tentang “rahasia” di balik kecepatan produksi mereka.
Menurutnya, kunci utama adalah kerja tim yang solid dan pengambilan keputusan yang cepat. Selain itu, banyak proses yang telah diotomatisasi, seperti pembuatan ROM dan debugging yang dibantu oleh AI. Hal ini memungkinkan tim untuk menghemat waktu dan mengoptimalkan alur kerja mereka.
“Dengan workflow yang dioptimalkan, kami bisa fokus pada hal-hal yang lebih kreatif dan inovatif,” ujar Sakamoto. Ini menunjukkan bahwa selain teknologi, kerja sama dan pengalaman panjang juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan mereka.
Masa Depan Yakuza / Like a Dragon
Melihat kesuksesan Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name, Sakamoto mengungkapkan bahwa RGG Studio ingin terus mengembangkan judul-judul yang lebih mudah diakses oleh pemain. Game-game seperti ini, yang tidak sekompleks judul utama, tetap memberikan cerita yang mendalam namun lebih mudah dijangkau oleh pemain baru.
Meskipun belum ada informasi lebih lanjut mengenai rencana masa depan, Sakamoto menekankan bahwa tim akan terus mengeksplorasi ide-ide baru yang fresh dan tetap setia pada identitas seri Yakuza / Like a Dragon.
Pesan Untuk Para Fans
Sebagai penutup, baik Sakamoto maupun Horii menyampaikan pesan kepada para fans untuk tetap bersabar menunggu informasi lebih lanjut tentang Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii. Mereka percaya bahwa meskipun game ini membawa tema bajak laut yang belum familiar, inti dari drama dan narasi khas Like a Dragon tetap akan terasa kuat.
“Kami belum pernah membuat game bertema bajak laut sebelumnya, jadi ada banyak tantangan, tetapi kami yakin hasilnya akan memuaskan para fans,” ujar Horii. Dengan gameplay yang baru dan cerita yang memikat, Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii diharapkan menjadi salah satu judul yang paling dinantikan oleh para fans setia seri ini.
Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii rencananya akan dirilis untuk PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series, dan PC pada 28 Februari 2025. Gamenya akan dipasarkan dalam berbagai edisi khusus lengkap dengan bonus pre-order, yang mana akses pembeliannya juga sudah resmi dibuka. Untuk detail lebih lanjut mengenai gamenya bisa kamu pantau lewat website resmi mereka DI SINI.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post