Sebagai gamer, keyboard adalah peripheral yang sangat penting selain mouse juga tentunya. Makanya tidak heran cukup banyak gamer yang menjadikan PC sebagai perangkat gaming utama melakukan investasi yang besar hanya untuk gaming gear tersebut. Berbicara mengenai keyboard, HyperX Alloy Origins 60 mungkin akan menarik perhatianmu.
HyperX Alloy Origins 60 baru saja telah resmi dirilis di daerah Asia Tenggara, termasuk juga Indonesia. Keyboard tersebut menawarkan kesan ringkas, durabilitas yang baik, hingga fitur dan performa yang mumpuni untuk gamer. Apakah memang benar seperti itu? Kami mendapatkan kesempatan untuk review HyperX Alloy Origins 60 dan akan mengulasnya di artikel ini. Mari simak!
Desain Mungil Segudang Fungsi
Sebagai keyboard berukuran 60% dan memang tidak terbiasa dengan ukuran tersebut, saya melihat HyperX Alloy Origins 60 terasa sangat kecil. Kira-kira lebarnya setara laptop ukuran 14-inch. Menurut saya, meskipun ukurannya terkesan mungil, keyboard gaming tersebut memiliki bobot yang cukup berat, yaitu sekitar 780gram termasuk kabelnya, hampir setara keyboard berukuran TKL yang saya gunakan.
Keyboard ini juga memiliki tombol Fn untuk mempermudah penggunanya melakukan berbagai aktivitas dan bisa diatur kegunaannya. Misalnya kamu ingin F5, maka tinggal menekan Fn+ 5 = F5. Fungsi lainnya yang bisa kamu lakukan adalah untuk multimedia, mengatur lampu RGB, dan lain-lain. Hampir sama seperti keyboard pada umumnya, tapi fungsi yang diberikan cukup banyak.
Disediakan juga stand untuk meninggikan keyboard sesuai dengan preferensimu. Stand tersebut hadir dengan dua level ketinggian yang berbeda. Kami cukup menyukai desain karet di bawah keyboard ini, karena dengan adanya itu, barang ini terasa tak mudah slip atau kepeleset ketika digunakan.
HyperX Alloy Origins 60 adalah keyboard gaming dengan kabel, dengan konektivitas Type-C yang bisa dicabut pasang. Menurut saya, kabelnya terlalu panjang untuk keyboard yang mungil seperti ini, jadi jika kamu menggunakannya di laptop atau tablet misalnya, kabelnya bisa sangat menganggu dan perlu diganti dengan yang lebih pendek agar lebih rapih dan nyaman.
Seperti yang sudah kami sebutkan di atas, keyboard ini juga memiliki backlit RGB dengan 16 juta warna dengan tinggal kecerahan yang bisa diatur hingga 5 tingkat. Kamu bisa mengatur berbagai style RGB untuk berkelip, wave, dan lain-lain. Bisa juga dimatiin juga kamu tak nyaman dengan RGB.
Kostumisasi
Untuk mengatur berbagai hal, disediakan sebuah software utility yang disebut HyperX Ngenuity. Melalui aplikasi tersebut, kamu bisa mengatur RGB Sync (jika pakai banyak produk HyperX sekaligus), backlit RGB, keybind, macro, preset, hingga kehadiran sebuah Game Mode.
Pertama, pengaturan backlit RGB, kamu bisa menggantinya sesuka hati, misalnya cuma ingin menggunakan satu warna saja di keyboard, atau ingin menggunakan satu warna di tombol tertentu. Kamu juga bisa menambahkan efek tertentu seperti Fire, Fade, atau Explosion jika menekan tombol tertentu. Tombol Fn juga bisa diatur, jadi misal kami menakan tombol yang telah disetting, warna keyboard bisa langsung berubah-ubah sesuai dengan preset yang telah diatur.
Keybind juga gampang dilakuin dan tidak ribet. Kamu bisa mengkombinasikan tombol Fn dan tombol lainya, atau tombol apapun tanpa menggunakan Fn juga bisa. Jika sudah mengaturnya, tinggal save dan simpan preset sesuai dengan kebutuhan kedepannya.
Satu yang cukup menarik perhatian saya adalah Game Mode. Fitur yang satu ini bisa mematikan sementara berbagai keybinding serta preset tombol tertentu agar keyboard tersebut bisa fokus hanya untuk bermain game saja.
Impresi Penggunaan
Sebagai gamer yang terbiasa menggunakan keyboard berukuran TKL, menurut saya HyperX Alloy Origins 60 terasa sangat sempit ketika digunakan. Meski begitu, setelah terbiasa melihatnya, kecepatan mengetik ketika saya gunain sebenarnya tidak berkurang layaknya menggunakan keboard biasa, hanya butuh penyesuain saja sebelum terbiasa.
Tombol Fn disini sangat membantu, misalnya ketika ingin refresh halaman, tinggal menekan Fn + 5 dan masalah selesai. Satu yang menganggu saya untuk tombol fungsi adalah kebanyakan tombol perintah dan fungsi tersebut berada disebelah kanan, dibanding sebelah kiri, jadi kemu perlu menggunakan dua tangan untuk bisa menjalankan perintah tertentu.
Saya juga coba menggunakannya di laptop, dan benar-benar sudah lupa menggunakan keyboard bawaan laptop dan jauh lebih nyaman menggunakan keyboard eksternal. Alasannya karena HyperX Alloy Origins 60 terasa sangat mungil dan fit dengan ukuran laptop.
Switch yang saya gunakan adalah Red Linear. Kalau untuk main game sangat nyaman karena berasa sangat responsif dan enteng. Menariknya ketika dipakai ngetik, saya jarang double tap meskipun ini keyboard memiliki switch Red. Jadi baik digunakan untuk gaming maupun keseharian, laptop ini masih bisa menunjang aktivitasmu.
Kesimpulan
Sebagai orang yang lebih terbiasa menggunakan keyboard berukuran TKL, HyperX Alloy Origins 60 tetap bisa memberikan kenyamanan yang sama. Palingan hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri, karena pada dasarnya semuanya tetap ditawarkan. Entah dari durabilitas yang solid, kaya akan fitur, hingga kualitas switch Red Linear yang cukup nyaman.
Palingan hanya ribet di awal karena kamu perlu mengatur berbagai fungsi tombol melalui keybind. Namun, semuanya bisa diatur gampang banget melalui software yang sudah disediakan.
Hanya saja ada beberapa kekurangan, misalnya tombol fungsi yang secara default ada di sebelah kanan yang mengharuskanmu menekan tombol secara bersamaan dengan dua tangan. Kekurangan lainnya ada dibagian kabel yang terlalu panjang, hingga bobot yang terhitung burut untuk ukuran keyboard dengan ukuran 60.
HyperX Alloy Origins 60 sendiri sudah banyak dijual di Indonesia dan dibanderol pada kisaran harga IDR 1.7 Jutaan. Jangan lupa kunjungi toko resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
Discussion about this post